Pagi itu kami memilih untuk berangkat pulang dengan tujuan rumah.

Lintas Timur-Barat, Medan-Banda Aceh atau sebaliknya apabila kita mengendarai kendaraan beroda dua maupun empat, pasti melewati sebuah tempat bernama kampung Paru, di Pidie Jaya.

Jika dari arah kota Medan, jika sudah melewati kota Tringgadaeng, maka usahakan tetap terjaga. Karena, tidak jauh lagi, saat aroma air laut berganti dengan segarnya pegunungan, maka sebuah tempat satu-satunya yang ada di Aceh saat ini menyajikan sesuatu yang terlalu sayang untuk di lewatkan.

Socolatte!

Sebuah tempat yang menyajikan hidangan berbasis coklat kakau asli olahan sendiri.

Berbagai pilihan rasa dapat kita nikmati disini. Mau coklat panas, dingin, atau kombinasi dengan bahan lainnya, semuanya membawa kenikmatan tersendiri.

Sebuah coffe coklat menjadi pilihan saya kala itu. Rasanya yang hangat, mampu membuat hati ini terasa nyaman.

Bongkahan coklat dengan berbagai variasi rasa juga tidak ketinggalan untuk dijadikan oleh-oleh.

Batangan coklat layaknya Silverquen, berbagai jelly dan blackforest, sampai butiran coklat layaknya coklat yang berstandar, mengingatkan saya pada kualitas coklat yang ada di kebun kurma Madinah.

Pokoknya, nggak perlu jauh-jauh lagi sekarang untuk melepaskan rasa kangen akan coklat Madinah, karena di Aceh juga sudah tersedia.

Selidik punya selidik, Socolatte adalah ramuan berkah dari Tsunami di Aceh 2004 lalu. Karena, sang pemiliknya, mendapatkan kucuran ilmu meramu kakau menjadi coklat nikmat dari seorang Jepang yang bertandang ke Aceh saat itu.

Jadi! Jangan lupa untuk mencicipi coklat disini.

Nikmatnya membuat ketagihan. Ditambah lagi, tidak mengempiskan kantong. Di jamin!

^ ^

Waktu berlalu, 09-12-17.