SYAIFUL BAHRI

Aku hanya seorang penulis jalanan yang hanya mondar mandir membawa keinginan bahwa aku bisa seperti mereka....

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku harus Apa?

Mataku malam ini enggan terpejam, langit-langit rumah membawa bayang angan rona wajahmu yang cantik menawan. Mulai dari senyummu, hidung, alis, hingga siifat centilmu kepadaku, membuatku merasa nyaman.

Alisya adalah teman main dari SD, sekarang kami sama-sama duduk di kelas dua SMP. Tak ada yang ganjil sih diantara kami, karena teman yang lain juga mengetahuinya dia teman sepermainanku dari dulu.

Tapi minggu-minggu ini, wajahnya selalu terngiang dibenakku. Otak ini mulai teracuni, aku sulit membedakan ini. "Oh... Tuhan aku kenapa?"

"Aldi kerjakan soal matematika nomor 2 sekarang!" Bapak Irwan memerintah Aldi untuk mengerjakannya di papan tulis.

"Ya Alisya ada apa?" Aldi kebingungan memandangi isi kelas. Tak ada Alisya didekatnya, yang ada teriakan kawan-kawannya seakan membulinya.

Alisya yang berada tepat di belakang Tina tersenyum lucu. Muka Aldi memèrah, malu terhadap apa yang dilakukannya namun ia masih belum sadar apa yang terjadi.

Pak Irwan menenangkan siswanya yang semakin lama tambah ribut gegara kelakuan Aldi. Sedangkan Aldi masih dalam kebingungan.

"Aldi, bapak panggil kamu kerjakan soal matematika nomor 2!"

"Iya pak." Aldi berdiri namun tatapan matanya terus melirik Alisya. Senyumnya penuh makna. Namun Alisya hanya membalasnya dengan seberkas tatapan penuh curiga.

Dengan mantap Aldi mengerjakan tugas matematika tersebut, namun semakin lama soal yang dia perhatikan terasa sangat sulit. Padahal soal semudah itu, kecil bagi Aldi, tapi ia cuma bisa manggut-manggut dan garuk kepala. Pikirannya kosong seperti ada beban yang menggelayuti. Sesekali ia diam kemudian menulis lagi, lagi, dan lagi. Tak ada jawaban yang ia temukan bahkan semakin jauh dari betul.

"Aldi, kembali ketempatmu!" Pak Irwan mulai jengkel dan kemudian menunjuk Riswan untuk mengerjakannya.

Seperti biasa Alisya belajar bersama ditemani Tina ke rumah Aldi. Di rumah Aldi malah Alisya dibuat bingung, malu, dan entahlah bercampur jadi satu. Pasalnya, ditengah pelajaran yang dibahas mengenai soal matematika malah Aldi menyelipkan sebuah surat diantara catatan Alisya tanpa sepengetahuan temannya, Tina.

Dua jam mereka belajar bersama, Alisya seakan tertekan. Tak tahu apa yang harus dilakukannya, bahkan hari ini waktu terasa lambat merayap. Ia ingin cepat-cepat pulang.

Setelah selesai shalat magrib, Alisya teringat surat yang terselip diantara soal-soal matematika tadi. Degup jantungnya semakin kencang, badannya panas dingin tak karuan, tangannya gemetar melihat huruf demi huruf. Seketika itu rona wajahnya berubah dan tertawa keras hingga memukul-mukul meja.

"Alisya, ada apa? Ini malam hari lo. Jangan keras-keras nanti adikmu terbangun." Ibunya menyela dari luar takut Lea anak ketiga yang masih berumur 1 tahun terbangun dalam buaian.

"Tidak apa-apa ma." Alisya memberitahu ibunya, namun ia belum bisa menghentikan tawanya. Pasalnya Aldi hanya menulis "I Love You" dan di bawahnya ia sertakan potongan gambar Alisya sedang duduk dengannya. Entah foto itu ia dapat dari mana.

Diperhatikannya lagi surat itu sepertinya serius. Namun aku harus apa?. Dilain sisi dia teman sepermainan, namun rasa ini juga kada...ng menghantuinya juga.

"Apa ini yang namanya cinta?"

"Atau hanya..., ah tau ah." Alisya juga mulai pusing, namun saat melihat foto itu.... "Ternyata Aldi ganteng juga, ko aku baru menyadarinya." Alisya tersenyum sendiri keluar kamar, membuat ibunya jadi penasaran.

"Lo, Alisya kamu mau kamana? Inikan sudah malam." Ibunya heran melihat anaknya rapi seperti mau ke mall.

"La, iya ya. Kok, jadi ikutan latah begini. Tadi aku mau kemana ya?, oh iya mau ke kamar mandi." Alisya ikutan bingung, kekamar mandi kenapa harus dandan.

Ibunya geleng-geleng kepala. "Pasti ada yang tidak beres dengan anak ini." Ibunya mulai curiga.

The end

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lama tak baca tulisan Pak Syaiful, semoga selalu sehat dan bahagia, salam literasi.

11 Jun
Balas

Latahnya bervirus ya pak... Keren sungguh

28 Mar
Balas

Cerpen yang keren Pak. Ternyata Alisya juga sedang jatuh cinta juga dengan Aldi.Hehe...Mana lagi tulisannya pak?? Lama tak ber-SKSS. Semangat terus. Pak.

17 Apr
Balas

Akupun malam ini tak bisa tidur, hujan sepanjang malam nifsu syaban mengajakku berzikir...heheee

29 Mar
Balas

Bagus sekali cerpen remajanya. Jadi baper ingat jaman cinta monyet, he..he..Salam sukses Pak Saiba...lama banget nggak skss ya. Terus berkarya.

27 Mar
Balas

Iya Bu, lama ga nulis jd rasa aneh. Salah atau molor dr cerita.

27 Mar

Iya Bu, lama ga nulis jd rasa aneh. Salah atau molor dr cerita.

27 Mar

Iya Bu, lama ga nulis jd rasa aneh. Salah atau molor dr cerita.

27 Mar

Aldi bingung Alisnya bingung duiih jadi ikut bingung pasti karena cinta

27 Mar
Balas

Bisa jadi novel ini pak.. Andai kuat menulis ceritanya.. Salam kenal dari makassar... Akunnya saya follow di tunggu follow baliknya..

01 Jan
Balas

Bisa jadi novel ini pak.. Andai kuat menulis ceritanya.. Salam kenal dari makassar... Akunnya saya follow di tunggu follow baliknya..

01 Jan
Balas



search

New Post