Judul : Literasi Pertamaku

Oleh : Saidah,S.Pd.SD

Baru kusadari hidup menjadi seorag perintis gerakan literasi sekolah itu bukanlah impianku melainkan sebuah tugas yang membuat diriku harus menerimanya sebagai seorang guru sekaligus sebagai perintis dan penggerak literasi karena telah ditunjuknya pangkalan sekolahku sebagai perintis literasi melalui program West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC). Perjalanan untuk menjadi seorang guru sekaligus penggerak dalam kegiatanliterasi di sekolah sangatlah berat, dalam pikiranku terbayang begitu banyaknya tugas tambahan yang harus kukerjakan dengan dan tanpa ada orang yang mau mengerti dan membantu segala kegiatan literasi di sekolahku. Tahapan-tahapan harus kukerjakan dengan mata, tangan, mulut dan kakiku sendiri. Dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi harus kukerjakan demi tanggung jawab yang ditugaskan padaku.

Hal itulah yang membuatku mulai melangkah mengikuti beberapa kegiatan literasi yang harus dijalankan disekolahku tepatnya di SD Negeri Karya Mulya II Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, dimana letak sekolahku yang jauh dari pembicaraan para guru, kepala sekolah dan tokoh pendidikan yang mempunyai kemampuan dan kelebihan. Sejak itulah kegiatan-kegiatan yang ada dalam program literasi satu persatu dijalankan dan mulai mensosialisasikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) kepada rekan-rekan guru, siswa dan orang tua siswa ampai kepada masyarakat dan keluarga.

Rangkaian-rangkaian kegiatan literasi dari penyaringan siswa peserta literasi, pembentukan komunitas literasi sekolah, pencanangan gerakan literasi sekolah, pembentukan kelompok siswa yang akan menjadi kontingen sekolah. Semuanya memakan waktu tenaga pikiran sehingga jiwaku haruslah terbagi dua diantara tugas sebagai guru kelas dan tugas sebagai penggerak literasi sekolah. Tugas yang bagiku penuh dengan panggilan hati dan keiklasan. Hanya dengan panggilan hati dan keikhlasan itulah sebagai penyemangat langkahku dalam menjalankan tugas ini, walaupun mata ini terasa perih dan lelah saat mengoreksi hasil karya siswa dari membaca sampai mengunggahnya situs WJLRC, waktu seakan tersita hanya untuk kepentingan literasi dan kantong ini semakin menipis dari persediaan karena harus menganggarkan sepeser rupiah untum membeli kuota internet.

Selama sepuluh bulan kegiatan yang berulang-ulang,rutin dan melelahkan itu harus tetap dilakoni demi tercapainya target literasi di SD Negeri Karya Mulya II. Dalam perjalanan ke-10 bulan itu tiga bulan pertama harus melaporkan hasil reviu siswa yang telah selaesai membaca buku ceritanya dalam bentuk modifikasi Ishikawa Fishbone.

Ishkawa Foshbone merupakan modifikasi bentuk reviu yang mengharuskan siswa mereviu bukunya dalam komponen 5W1H.Dari situlah seorang guru pembimbing literasi menjalankan tugasnya untuk mengarahkan siswa dari minggu pertama, peserta memilih buku-buku yang akan dibacanya. Buku-buku tersebut harus diperlihatkan dan dikonsultasikan kepada guru pembimbing,setelah mendapat persetujuan maka siswa itu dapat memulai membaca buku itu. Pada minggu kedua siswa mereviu buku-buku yang telah dibacanya. Mereviu dalam bentuk ishikawa fishbone ini dilaksanakan selama tiga bulan pertama.

Pada bulan ke-2 berikutnya siswa harus mereviu isi bacaan dalam bentuk AIH , adalah salah satu cara mereviu buku yang memuat unsur alas an memilih buku tersebut,ringkasan isi buku serta amanat/pesan moral yang siswa dapatkan setelah siswa membaca buku tersebut. Dan untuk bulan ke-3 berikutnya siswa mereviu dalam bentuk Y Chart. Kegiatan-kegiatan itu harus dijalankan secara rutin dan berkelanjutan sehingga memerlukan bimbingan dan arahan dari seorang guru pembimbing literasi.