(Bukan) Penyontek Bukan Juara

Anda pernah menyontek? Contek bentuk tidak baku dari sontek. Maka, menyontek barangkali bukan barang baru. Bukan pula kegiatan anyar. Istilah yang dapat dibatasi KBBI V luring sebagai mengutip tulisan dan lainnya seperti aslinya. Bisa juga berarti menjiplak milik orang lain.

Pengalaman yang sejatinya tidak perlu diturunkan kepada anak cucu. Lacurnya, aktivitas tersebut seolah menjadi kebiasaan yang tak apa-apa. Ya, kondisi tersebut menjadi pemandangan yang lazim terjadi ketika ujian atau tes dihelat. Bukti sahihnya, tes apa saja yang pernah diikuti dan diawasi dengan ketatnya jelas rentan berubah menjelma sebagai tempat mencari celah-celah untuk menyontek. Berbuat tidak jujur. Barangkali, demi tujuan pendek: lulus.

Sepakat atau tidak dengan isi pernyataan berikut. Menyontek! Tak diajarkan di surga. Tak diujikan di neraka. Tak diluluskan di dunia. Ayo hidup jujur! Himbauan yang bernada satir tersebut setidaknya mengajak pembacanya untuk tetap hidup jujur. Sebagaimana Milyuner dan Penulis, Jon M. Huntsman pernah menyebut bahwa manusia sejatinya lebih menghargai kejujuran dibanding kebohongan (2005:13).

Bahkan, Ernest Shackleton yang penjelajah abad ke-20 legendaris, karena aksi heroiknya di Antartika menginspirasi lahirnya puluhan buku, mampu mengamati kehidupan dengan wajah berbeda. Dinyatakan bahwa kehidupan itu bagian terbesar dari semua permainan baginya. Bahayanya datang kala menjadikannya serupa permainan anak-anak. Permainan yang bisa dianggap remeh temeh. Permainan yang tidak memprioritaskan peraturan. Peraturan yang lantas tidak dinomorduakan. Permainan yang mesti dilakukan secara adil. Sebaliknya, tidak ada permainan sama sekali.

Apalagi, memenangkannya tidak menjadi muara terakhir. Menaklukkan pertandingan bukan harga mati. Sebab, menurutnya, tujuan utamanya adalah memenangkannya dengan hormat dan seksi. Eits, elegan. Loh, (bukankah) yang menyontek yang menjadi pemenang? Atau bukan juara? Pasrah bongkoan wis!

Tg3

saifi.gurusiana.id

GubuGBendo, 13-01-2022