saiful abdullah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
OPINI

OPINI

REFLEKSI UJIAN NASIONAN (UN)

TAGAR #PRESTASI PENTING, JUJUR YANG UTAMA

OLEH : SAIFUL ABDULLAH, S.Pd Guru SMKN Wewiku Badarai Kabupaten Malaka

Itulah sepenggal kalimat seruan dari kementeian Pendidikan dan kebudayaan untuk dunia pendidikan indonesia saat memasuki ujian nasional tahun 2017.

Ujian nasional tingkat SMA/SMK seindonesia telah diselenggarakan beberapa waktu lalu. Ujian Nasional juga meninggalkan banyak cerita dimulai dari gangguan jaringan bagi sekolah yang menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sampai pada muatan Kupang Pos edisi beberapa waktu lalu tentang salah satu siswa yang walaupun mengalami strook namun tetap melaksanakan ujian nasional.

Semangat pihak sekolah maupun peserta didik dalam melaksanakan ujian patut kita apresiasi namun menjadi problem adalah apakah tagar “#Prestasi Penting, Jujur Yang Utama” sudah benar-benar teraplikasikan dalam pelaksanaan ujian kemarin?

Sudah menjadi sebuah hal rahasia yang bukan rahasia lagi bahwa setiap pelaksanaan UN siswa selalu mengejakan soal dengan campur tangan guru maupun pengawas.

Dimulai dari pelanggaran POS UN yang menyatakan bahwa siapapun dilarang masuk ke dalam ruang ujian selain pengawas, penitipan kunci jawaban kepada pengawas ruang sampai pada para panitia dengan cekatan dalam tempo yang sesingkat singkatnya berhasil memperbaiki hasil LJK yang dikerjakan oleh siswanya sendiri.

inilah kenyataan yang selama ini selalu ditutup-tutupi oleh kita semua, termasuk oleh pemerintah paling bawah, karena yang dipusat taunya UN berjalan dengan lancar tanpa ada kecurangan- kecurangan sedikitpun. Tetapi pada kenyataan harapan pemerintah pusat hanya merupakan harapan hampa.

Masalah-masalah di atas memang sudah bukan rahasia lagi walaupun prakteknya sangat rahasia, mungkin dibeberapa daerah hal ini sudah mendapat sorotan namun pastilah mereka akan mengatakan " mana buktinya? " Ya…memang tidak ada bukti nyata yang terlihat dengan jelas. Tetapi malaikat dikiri dan kanan kita sudah mencatat apa yang dilakukan oleh kita para pelaksana UN tersebut. Tuhan kita semua sudah tau mana yang jujur dan mana yang berdusta. Maka kalimat yang enak didengar adalah 'jangan ada dusta diantara kita!.

Inilah kenyataannya bahwa di kelas-kelas, selalu kita mengajarkan tentang nilai nilai kejujuran, nilai-nilai norma dan adab. Tetapi sekali lagi kita sudah melukai diri kita sendiri dengan tangan – tangan kotor kita, untuk memperbaiki jawaban-jawaban siswa, yang boleh jadi memang ia tidak bisa mengerjakannya dan yang boleh jadi memang kemampuanya baru sampai disitu-situ saja.

Alasan yang paling mudah bagi kita adalah " menjadi guru Indonesia serba salah, karena kalau tidak berbuat demikian, maka kelulusan mereka tidak 100%, siswa mana yang akan mau masuk sekolah ini kalau kelulusannya dibawah 100%, sementara sebenarnya ini adalah perbuatan curang yang selalu ditutup tutupi " . Sudahlah yang penting lulus, tidak usah dibicarakan bagaimana prosesnya, yang penting mereka lulus saja dengan nilai apa adanya itu sudah cukup.

Sementara kita semua berharap bahawa dengan UN ini akan meningkatkan kualitas pendidikan kita. Harapannya agar siswa kita jauh lebih sukses dari gurunya. Dan harapan yang paling naif adalah semoga PSB tahun depan akan meningkat karena kelulusannya 100%.

Haruskah harapan-harapan ini ternodai dengan kenyataan yang selalu kita tutupi selama ini wahai kawan guru Indonesia?, Haruskah kita menggadaikan kejujuran yang selama ini kita ajarkan kepada siswa kita selama 12 tahun hancur dalam 3 hari kebohongan kita dalam UN?. Haruskan seperti ini pelaksanaan UN kita? dan haruskan seperti ini terus kita mendidik mereka?.

Sementara kita menikmati hasil 20% dari APBN negara ini, dengan gaji yang luar biasa, dengan fasilitas yang luar biasa, tidak seperti dulu guru Indonesia mengajar, mungkin pada silau melihat kemewahan karena sudah 15 tahun mengajar baru kali ini merasakan nikmatnya menjadi guru.

Kejujuran dalam pelaksanaan UN memang menjadi suatu dasar yang penting oleh karena itu setiap prosesnyapun benar-benar dituntut harus penuh kerahasiaan mulai dari penyusunan soal sampai pada penentuan kelulusan siswa. Kejujuran bukan kata pemanis belaka, dengan fakta bahwa banyak yang bicara jujur tetapi nyatanya tidak paham arti sebenarnya kejujuran, maka lebih baik belajar menjadi jujur daripada terus menerus terjerumus kedalam sistem kebohongan.

UN tahun 2017 dimana tagar #Prestasi Penting, Jujur Yang Utama dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini merupakan suatu kampanye luar biasa bahwa pemeintah pusat selama ini telah benar-benar mempebaiki sistem UN agar dapat melatih tanggung jawab kepada kita semua khususnya dunia pendidikan di Indonesia.

Sealain tagar #Pestasi penting, Jujur Yang Utama pada UN kali ini masih tetera pada LJK siswa sebuah kalimat perintah yang memerintahkan kepada peseta UN untuk menyalin kembali kalimat tesebut dalam lembaran UN yaitu kalimat " saya mengerjakan soal ini dengan jujur ". hal ini guna meyakini pemeintah bahwa peserta UN mengerjakan soal UN itu murni dari hasil keringat mereka dengan jujur dan bertanggung jawab.

Kita telah mengetahuinya namun apakah kita masih mau menjerumuskan siswa kedalam lembah kebohongan?? Mereka menulis kalimat salinan " saya mengerjakan soal ini dengan jujur " merupakan tanggung jawab mereka kepada Tuhan namun dengan ego dan kepentingan serta bayang-bayang ketakutan kita atas hasil UN maka tanpa dosa kita menodai tanggung jawab meeka kepada Tuhan.

Refleksi

Sederet argument di atas, kiranya dapat dijadikan alasan agar kita lebih memikirkan pendidikan khususnya pada evaluasi pendidikan sekarang ini yaitu UN. Perlukah kita melakukan pembenahan pada evaluasi pelaksanaan UN? Ataukah kita tetap melaksanakan evaluasi UN dengan sistem yang sudah ada? Setidaknya alasan tersebut dapat menjadi refleksi bagi kita agar hasil pendidikan di tanah air kita bermutu. Semua berpulang kepada diri kita sebagai pelaksana agar pendidikan kita harus lebih baik dari sebelumnya.

Mari kita berbenah mulai dari diri kita:

Kalau anda pelajar, belajarlah dengan rajin dan giat jangan terpengaruh adanya jawaban dari siapapun walaupun itu guru anda.

Kalau anda guru, jadilah guru yang memberikan suri tauladan bagi siswanya dengan tidak memberikan bocoran jawaban atau apapun bentuknya.

Kalau anda kepala sekolah dan instansi pendidikan terkait, Janganlah anda memberi contoh yang tidak baik atau hanya mementingkan untuk kepentingan tertentu semata.

Untuk pemerintah, mari benahi kelemahan sistem ini. Untuk menjadikan pendidikan Indonesia lebih maju dan terhormat.

SALAM UJIAN NASIONAL 2017...

#PRESTASI PENTING, JUJUR YANG UTAMA

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post