saiful malik

Guru SLB di SLB Pembina Tk. Provinsi Sulawesi Selatan...

Selengkapnya
Navigasi Web
EMILY Si Pembual  LIDAH PANJANG

EMILY Si Pembual LIDAH PANJANG

Emily adalah gadis kecil pembual. Ia suka menceritakan hal-hal tidak masuk akal. Senang melebih-lebihkan cerita. Ia senang ketika anak-anak lain percaya dengan bualannya, saat itu Emily akan semakin bersemangat.

Tetapi sebenarnya Emily benci dengan kebiasaan buruknya itu. Namun ketika sedang bercerita ia sulit menahan diri. Sehingga ia kembali membual, dan begitu seterusnya.

Suatu hari Emily berjanji tidak akan membual lagi. Hari itu ia pergi sekolah dengan menutup rapat mulutnya. Ia tak mau bicara bila tak perlu.

Di perjalanan, Emily melihat seekor katak kecil melompat masuk ke dalam semak. Gadis kecil itu mengikutinya sampai katak mencebur ke dalam kolam.

Karena tak bisa menangkap katak itu, Emily memilih melanjutkan perjalanan ke sekolah. Di Sekolah Emily bertekad tidak akan berbicara pada temannya. Ia memilih bermain sendiri saja.

"Hei, Emmy!" Salah seorang teman menghampirinya.

"Oh hai, Hani!"

"Emily, aku bertemu anak rusa hari ini. Rusa yang cantik, dia punya totol putih lucu di tubuhnya," cerita Hani bersemangat.

"Aku juga! Aku melihat seekor katak yang masuk ke dalam kolam pagi tadi. Katak itu berwarna seperti pelangi setelah keluar dari kolam. Katak itu memiliki sepasang sayap kemudian dia terbang ke angkasa. Dari mulutnya keluar cahaya pelangi". Hari ini, kembali Emily membual besar. Lebih besar dari sebelum-sebelumnya.

Mendengar cerita Emily, Hani tak percaya.

"Mana mungkin ada katak seperti itu."

"Aku tidak berbohong, sepertinya bukan kayaknya yang aneh, tapi kolamnya. Kolam itu bisa menjawab semua keinginan."

Hani terdiam sejenak. Ia berpikir-pikir mungkin saja ada kolam seperti itu dan tergoda untuk ke sana. kemudian ia berseru kepada semua teman sekolahnya untuk mendengar cerita Emily lagi. Emily bercerita dengan semangat, dan menambahkan bahwa katak itu juga bisa bernyanyi dengan merdu. Kebohongan Emily semakin menjadi.

Anak-anak pun berlari menuju kolam dalam cerita Emily. Mereka kemudian menceburkan diri ramai-ramai. Tapi tak terjadi apa-apa. Justru baju mereka menjadi basah dan berlumur lumpur.

"Oh, Tidak. Seharusnya mencebur saat pagi masih berkabut, seperti saat katak kecil itu," kilah Emily menutupi kebohongannya.

Meski berhasil membuat teman-teman nya percaya, Emily pulang dengan rasa bersalah dan malu jika ketahuan membual. Kemudian ia pergi ke sebuah danau sendirian dan merenung di sana. Saat tengah duduk di batu besar, Emily melihat buah berwarna merah bentuknya bulat kecil -- mengapung di tepi danau. Emily belum pernah melihat buah seperti itu sebelumnya.

Emily merasa penasaran. Ia kemudian mengambil buah merah itu, aromanya sangat menggoda untuk dicicipi. Emily tidak bisa menahan diri, 'Buah cantik ini tidak mungkin beracun' batin gadis kecil itu.

Ketika Emily menggigit buah itu, tiba-tiba buah merah mengeluarkan suara.

"Emily, setelah memakanku, jika kau membual lagi maka lidahmu akan membesar dan memanjang"

Gadis kecil itu gemetar, karena terlalu terkejut Emily tak sengaja menelan potongan buah yang ada di mulutnya. Ia kemudian melemparkan sisanya kembali ke danau. Emily berlari pulang sambil menangis.

Saat menuju rumah, Emily bertemu teman-teman sekolahnya. Mereka mengajak gadis kecil itu pergi ke kolam bersama esok pagi. Emily menolak, tapi ia tidak ingin mencari alasan dengan berbohong karena akan membuat lidahnya membesar dan memanjang.

"Teman-teman, katak pelangi itu tidak pernah ada. Dan kolam itu juga, semua bohong. Aku minta maaf...."

Mendengar pengakuan Emily, mereka kecewa dan marah.

"Bagaimana dengan cerita yang selama ini kau ceritakan?"

"Semuanya bohong! Aku tidak ingin bohong lagi, aku tidak mau lidahku jadi besar dan panjang karena berbohong" ucap Emily tertunduk.

"Siapa yang mengatakan itu padamu?"

"Buah merah yang hanyut di danau. Buah itu berkata, jika aku berbohong setelah memakannya maka lidahku akan berubah menjadi besar dan panjang"

Teman-teman Emily tidak percaya sama sekali dengan apa yang baru saja gadis kecil itu bicarakan.

"Buah bisa bicara? Kau berbohong lagi!" Seru salah seorang bocah lelaki.

"Aku tidak berbohong, buah itu benar-benar ada!"

"Kau sedang berbohong kalau kau tidak berbohong. Teruslah berbohong, Emily!"

Teman-temannya pergi meninggalkannya yang sedang menangis. Untuk pertama kali Emily berkata jujur tapi mereka semua tak percaya.

Setelah kejadian itu, Emily dikucilkan teman-temannya. Ia berharap suatu hari teman-temannya percaya ia tidak berbohong tentang buah merah itu. kemudian bisa berkawan lagi dengan mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post