Saiful Rokib,S.Pd.I

Saiful Rokib adalah seorang pria sederhana yang dilahirkan sepasang petani yang tinggal di sebuah desa pinggir pantai. Pendidikan SD hingga SMA ia tempuh di Kab...

Selengkapnya
Navigasi Web
TERSENYUMLAH UNTUK BROMO (1) Tagur ke-333

TERSENYUMLAH UNTUK BROMO (1) Tagur ke-333

Pukul 01.30 WIB

Dini hari itu rasanya mataku sulit terpejam, walau sebenarnya tubuhku telah lelah. Aku mengambil HP milikku dan membukanya. Terpampang di layar HP menunjukkan sekarang telah memasuki hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013 pukul 01.30 WIB. Mungkin telah dua jam aku menghabiskan waktu bersama istriku untuk bernostalgia, mengingat tentang awal pertemuan kami hingga menikah. Tak terasa waktu berputar begitu lekas menghanyutkan segala kenangan tentang pertemuan dengan segala bumbu kehidupan. Membayangkan yang telah terlalui saja seakan mustahil jalanku telah sejauh ini.

Aku iseng menghidupkan TV, mungkin ada tayangan yang menarik. Namun telah berkali-kali aku mengganti saluran, tak ada tayangan menarik. Aku tak berhenti menekan tombol yang ada di romot TV yang aku pegang.

“Yah-“ Panggil istriku.

“Hmm…” Sahutku sekenanya sambil terus menekan remot TV.

“fikiran ibu sedang kalut.” Kata istriku lirih.

“Kesedihan ibu rasanya belum hilang setelah keguguran beberapa bulan lalu. Ibu juga merasa kasihan kepada ayah yang ingin segera mendapat momongan.” Tambahnya.

Aku yang sedari tadi asyik menonton TV seketika memalingkan wajah kepada istriku yang sedang berselimut karena dinginnya udara Kota Malang yang belum terbiasa baginya. Rona wajahnya nampak bersedih dalam remang sorot cahaya TV berwarna 14 inchi yang ada di ruang tamu rumah kontrakan kami. Nampak mata indahnya berkaca-kaca kemudian mengalirkan beberapa tetes air tanpa suara suara isakan. Aku tak tega melihatnya bersedih. Aku memeluknya erat, paling tidak itu akan sedikit mengurangi rasa sedih yang ditanggungnya.

Kami adalah pasangan muda yang belum setengah tahun menikah, hidup diperantauan dan diuji dengan musibah keguguran anak pertama kami. Sungguh Allah sangat meyayangiku dengan mengirimkan seorang wanita terbaik yang sangat tabah dalam mendampingi kesendirianku dan menjadi salah satu alasan aku harus selalu kuat.

Meski aku jua merasakan kesedihan yang sama, tak mungkin aku nampakkan rasa itu di hadapannya. Aku adalah tempatnya menyandarkan bahu, aku harus lebih kuat darinya. Tidaklah pantas aku menjadi suami yang lemah dan mudah mengeluh. Aku harus nampak tegar walau hatiku ambyar.

Tiba-tiba terbersit keinginanku untuk mengajaknya bertualang ke tempat yang belum pernah kami datangi. Aku ingin tempat yang indah, alami dan benar-benar membangkitkan semangat. Lalu terbersitlah ide di kepalaku untuk mengajaknya pergi ke Gunung Bromo.

“Sayang, ke Bromo yuk!” Ajakku.

“Serius?” Tanya istriku.

“Bagaimana? Mau tidak?” Aku balik bertanya.

“Mau. Ibu mau, Yah.” Matanya terlihat berbinar.

“Kalau begitu ayo kita berkemas bu. Tidak usah membawa barang terlalu banyak ya bu.” Kataku sambil berlalu menuju kamar.

***

Pukul 02.15 WIB

Aku sudah siap di atas motor Suzuki Shogun tua milikku yang telah menyala. Walau salah satu shockbreaker belakang telah rusak, namun sepeda motor keluaran tahun 1997 itu masih mampu mengantarkanku bolak balik Malang – Banyuwangi.

Setelah istriku mengunci rumah, kami bergegas berangkat agar dapat menyaksikan keindahan mentari pagi terbit di Bromo. Sebelumnya aku sama sekali belum pernah ke Bromo. Aku hanya tahu jalan menuju Gunung Bromo. Yang aku tahu, jalur dari rumah kontrakanku yang ada di Kelurahan Merjosari aku harus melewati Pasar Blimbing, kemudian melewati Kecamatan Pakis hingga Kecamatan Tumpang. Dari Tumpang aku akan menuju Kecamatan Gubugklakah, tempat yang belum pernah ku datangi semenjak 2006, semenjak aku tinggal di Kota Malang.

Tak banyak bekal yang dapat kami bawa. Hanya sedikit nasi, mi goreng dan telur dadar. Tak lupa juga membawa sebotol air minum. Yang paling banyak dari bekal kami adalah semangat dan nekat, sambil berharap semua akan baik-baik saja.

“Bismillah.” Aku dan istriku kompak membaca basmalah sebelum kami berangkat.

***

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Tentang Bromo. Salam literasi

06 Jun
Balas

siap pak. mohon bimbingannya

06 Jun



search

New Post