Waduh, status whatsapp teman-teman berisi hijab-hijab terbaru. Tak hanya itu, mukenapun menghiasi akun fesbuk mereka. Lebih keren lagi promosi kue lebaran juga sudah ada. Luar biasa hari pertama puasa kali ini. Mungkin ini bukti kegembiraan menyambut kedatangan bulan ramadan sekaligus cara-cara mengambil peluang rezeki di bulan ini.

Jelong-jelong tak harus ke mall atau supermarket, cukup lihat status teman-teman saja. Hm.. takjilpun muncul lho kawan, bisa pesan dan tunggu di rumah saja. Sepertinya keadaan ini sisa peninggalan zaman Covid. Kecepatan digitalisasi saat itu diakui melampaui perkiraan sebelumnya. Semua serba digital termasuk penggunaan mobile phone yang semakin maksimal. Bukan hanya komunikasi tetapi belanjapun sudah online. Semua begitu cepat.

Kali ini keberuntungan itu dipergunakan untuk berdagang tanpa memiliki barangnya. Cukup menjadi reseller atau membuat tester makanan, fotokan dan upload di status whatsapp, story fesbuk atau instagram, yang selera akan membuat pesanannya. Penjual tanpa toko siap-siap menghitung berapa yang order dagangannya.

Inilah yang terjadi sore tadi, jalanan macet dipenuhi pengendara roda dua. Kemanakah mereka? Hanya jalan-jalan, ngabuburit kata orang Sunda. Pedagang takjil pinggir jalan begitu ramai tapi mereka tak singgah. Apa gerangan yang terjadi? Ya itu, kawan, takjil mereka sudah tiba di rumah sesuai pesanan.

Banyak hal yang perlu kita pelajari dan pahami. Tak boleh menyalahkan satu sama lain, tetapi tanggap terhadap perkembangan teknologi menjadi solusinya. Jika tak mampu? Peran keluarga, teman untuk saling mendukung kerabat yang berdagang juga penting agar tak ketinggalan zaman.