SALIM ALHALIM

Penulis adalah salah satu tenaga kependidikan bidang studi guidance and counseling pada salah satu sekolah disumatra barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGEMBANGAN SOSIAL ANAK DENGAN PENDEKATAN HUMANIS & PELAYANAN PENDIDIKAN DISEKOLAH  (H80)
PENGEMBANGAN SOSIAL ANAK DENGAN PENDEKATAN HUMANIS DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN DISEKOLAH (H 80 ).

PENGEMBANGAN SOSIAL ANAK DENGAN PENDEKATAN HUMANIS & PELAYANAN PENDIDIKAN DISEKOLAH (H80)

PENGEMBANGAN SOSIAL ANAK DENGAN PENDEKATAN HUMANIS DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN DISEKOLAH  (H 80 ).

   Oleh : Salim Alhalim

 

Sekolah merupakan garda terdepan dalam pengembangan karakter siswaang sehingga dibutuhkan tangan-tangan terampil, sabar, inovatif, kreatif yang memliki kekuatan spritual yang baik dalam mengembangakan keterampilan sosial anak disekolah baik jenjang sekolah paling bawah yaitu paud sampai jenjang SMA/SMK atau sampai perguruan tinggi.

Pengembangan sosiala anak disekolah dapat dilakukan dengan pendekatan humanis bisa dilakukan leh wali kelas, guru mata pelajaran normatif, adaftif, maupun produkif, banyak cara yang bisa dilakukan disekolah baik dengan metode klasikal, individu, maupun kelompok. Konsep dasar yang ditawarkan adalah metode humanis boleh diterapkan dalam skala kecil mapun skala besar yang muara hasilnya adalah anak dapat memperoleh pelayanan yang memungkinan kecerdasan sosial dapat berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya.

 Maka untuk menambah gezah pemahaman kita penulis mengutif jurnal yang ditulis oleh Farida Agus Setiawati tentang bagaimana knsep pendidikan humanis dalam pengembangan keterampilan sosila siswa disekolah, Keterampilan social merupakan bagian dari keterampilan hidup kita atau sering dikenal dengan istilah life skill. Berbagai pendapat ahli tentang life skill telah menyimpulkan bahwa life skill merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi untuk pemecahannya (Depdiknas, 2002).

 World HealthOrganization (WHO) mengelompokkan life skill menjadi lima aspek, yaitu:

1.    Self awareness atau personal skill (kecakapan mengenal diri atau kecakapan pribadi)

2.    Social skill (kecakapan social)

3.    Thinking skill (kecakapan berpikir)

4.    Academic skill (kecakapan akademik)

5.    Vocational skill (kecakapan kejuruan)

 

Berdasarkan kedua pengelompokan ini, dapat dilihat bahwa social skill merupakan bagian dari life skill. Social skill menurut Morgan (dalam Cartledge dan Milburn, 1995) adalah kemampuan untuk menyatakan dan berinteraksi secara positif dengan orang lain.

Rogers dan Ross (dalam Brewer, 1995) menggambarkan social skill sebagai kemampuan untuk menilai apa yang sedang terjadi dalam suatu situasi social, keterampilan untuk memahami dan menginterpretasikan secara tepat tindakan dan kebutuhan anak-anak dalam kelompok pada saat mereka bermain; dan keterampilan untuk membayangkan beberapa kemungkinan alternatif tindakan dan memilih salah satu yang paling memadai.

Dalam kurikulum untuk anak prasekolah, Curtis (1988) juga menyatakan bahwa social skill merupakan strategi yang digunakan ketika orang berusaha memulai ataupun mempertahankan suatu interaksi social. Selanjutnya, ahli lain yaitu Kelly (dalam Ramdhani, 1991) mengatakan bahwa social skill adalah keterampilan yang diperoleh individu melalui proses belajar yang digunakan dalam berhubungan dengan lingkungannya dengan cara baik dan tepat. Berdasar berbagai pendapat diatas keterampilan social atau social skill adalah keterampilan atau strategi yang digunakan untuk memulai ataupun mempertahankan suatu hubungan yang positif dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial yang diperoleh melalui proses belajar.

Pendekatan Humanistik dalam pembelajaran

 Aliran Humanistik muncul karena ketidakpuasan atas teori behaviorisme yang memandang manusia secara mekanistik . Manusia tidak sama dengan hewan maupun benda-benda alam karena manusia memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan mahluk lain. Manusia memiliki emosi, minat, harga diri, kemampuan berpikir, persepsi, motivasi, kepribadian yang berbeda-beda. Terkait dengan karakteristik psikologis manusia tersebut, maka pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik psikis manusia Ada beberapa ahli yang memengembangkan teori humanistik, yaitu teori Abraham Maslow, Arthur Comb dan Carl Rogers (Sugihartono, dkk). Maslow (1908-1970) mengembangkan teori yang dikenal dengan teori kebutuhan atau teori motivasi. Perilaku manusia menurut Maslow didasar oleh berbagai macam kebutuhan. Dari jenjang yang paling dasar hingga paling tinggi kebutuhan manusia dikelompokkan dalam : Kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan terakhir kebutuhan aktualisasi diri. Karena berbagai kebutuhan itu menjadi dasar perilaku manusia. Maka proses pembelajaran pun perlu mempertimbangkan berbagai kebutuhan manusia tersebut.

Peran Bimbingan Konseling di Sekolah

Dalam Permendiknas No. 23/2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) yang harus dikuasai siswa adalah standar kelulusan yang terkait dengan dengan proses pembelajaran dalam mata pelajaran atau bidang studi tertentu di sekolah. Dalam peraturan ini kelulusan siswa lebih banyak terkait dengan kemampuan siswa pada mata pelajaran tertentu, sehingga kemampuan siswa dalam bidang non akademik meskipun terkait dengan kehidupan seharí-hari, seperti keterampilan personal belum diperhatikan.

Setahun berikutnya, melalui usaha Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN), keluarlah Permendiknas no 27/2008 tentang keberadaan konselor sekolah. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.. konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan mengembangkan potensi dan memandirikan konseli atau siswa dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Pelayanan yang dimaksudkan diatas adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Sedangkan yang dimaksud konselor adalah pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling atau guru BK, terutama dalam jalur pendidikan formal dan nonformal.

 Peran guru bimbingan konseling dalam membimbing siswa dalam mengembangkan personal skill siswa terutama pada aspek keterampilan sosial Guru BK memiliki peran yang strategis dalam mengembangkan diri siswa. Kegiatan-kegiatan dalam program bimbingan konseling sangat memungkinkan untuk mengembangkan personal skill siswa, terutama pada aspek keterampilan social. Guru BK dapat mengembangkan program-programnya secara lebih humanistic sehingga siswa merasa lebih bebas, diterima dan percaya pada guru BK. Kepercayaan siswa pada guru BK ini merupakan modal bagi guru BK untuk lebih dekat pada siswa sehingga nilai-nilai yang akan dikembangkan pada siswa akan mudah dikembangkan. Beberapa pendekatan pembelajaran humanistik dapat digunakan guru BK untuk membuat program bimbingan konseling.

Ada 3 model pembelajaran humanistik, yaitu :

 1)Open Education,

2) Confluent Education,

3) Kooperatif Learning

Open education atau pendidikan terbuka adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada murid untuk bergerak bebas di sekitar kelas dan memilih aktifitas belajar mereka sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing Ciri utama open education adalah : 1. belajar dilakukan secara bebas di sekitar kelas 2. siswa boleh memilih aktifitasnya sendiri 3. Murid belajar secara individual dan kelompok 4. Ketersediaan pusat-pusat belajar atau kegiatan sehingga memungkinkan siswa belajar dalam bidang atau topic yang diminati Salah satu contoh penerapan pendekatan ini dalam program bimbingan konseling misalnya siswa diberi kebebasan belajar apapun pada saat kegiatan bimbingan konseling, Namun apa yang dipelajari anak pada saat tersebut harus dilaporkan pada guru BK dan diberi penjelasan mengapa ia melakukannya dan menjelaskan manfaat yang dilakukannya.

Kegiatan ini melatih kemandirian siswa dalam memanfaatkan waktu luang secara terarah dan mengembangkan bakat dan minatnya Confluent education merupakan proses pembelajaran yang memadukan dan mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dalam belajar. Misalnya : membaca cerita, sosio drama, mendengarkan cerita, musik, menonton film, terlibat dalam kegiatan sukarelawan membantu bencana alam, studi kasus. Dalam program bimbingan konseling kegiatan-kegiatan tersebut diatas jika dilakukan secara terprogran dan bertujuan akan dapat mengembangkan personal skill, terutama keterampilan sosial siswa Cooperatif learning atau belajar kooperatif memiliki ciri utama proses belajarnya dalam interaksi kelompok. Proses belajar ini mengembangkan keterampilan social anak. Ciri khas belajar kooperatif adalah siswa belajar dalam tim kecil (4-6 orang) yang memiliki kemampuan atau karakteristik yang berbeda, Siswa didorong saling membantu dalam membelajari materi yang sama, keberhasilan dilihat dari keberhasilan kelompok, bukan individu.

Beberapa teknik kooperatif learning adalah :

1. TGT (Team Game Tournament)

2. STAD (Student Teams Achievement Divisions)

3. Jigsaw

4. Group Investigation

 Team Game Tournament merupakan teknik belajar yang terdiri dari 4-5 orang yang memiliki kemampuan dan jenis kelamin berbeda. Anggota kelompok saling bekerja sama untuk mengerjakan lembaran kerja, saling mengajukan pertanyaan dan belajar bersama untuk persiapan menghadapi tournament atau pertandingan. Dalam pertandingan, tiap anggota kelompok memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan point.

Peniaian atau kemenangan didasarkan pada hasil prestasi kelompok dan bukan peneliaian individu. STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan teknik dengan menggunakan tim yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota, kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya selama lima belas menit, dimana pertanyaanpertanyaan yang diajukan terlebih dulu disusun oleh tim. Skor skor pertanyaan diubah menjadi skor-skor tim, skor-skor yang tertinggi memperoleh poin lebih dari pada skor-skor yang lebih rendah, disamping itu juga ada skor perbaikan.

Zigsaw merupakan salah satu teknik dalam kooperatif learning dimana memiliki ciri khas siswa dibagi dalam tim-tim kecil untuk membahas suatu materi tertentu. Materi dalam 1 kelompok kecil akan berbeda dengan kelompok lain. Setelah siswa mempelajari materi dalam kelompok kecil, masing-masing siswa akan berpisah dari tim kecilnya dan bergabung bersama teman dari tim-tim lain untuk mengajarkan materi yang sudah dipelajari dari tim kecilnya. Setelah selesai, semua siswa dievaluasi atau dites semua materi yang dipelajari semua kelompok.

Dalam Group Inverstigation siswa bekerja di dalam kelompokkelompok kecil untuk menanggapi berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok membagi tugas tersebut menjadi sub-sub topik yang dibebankan kepada setiap anggota kelompok untuk menelitinya dalam rangka mencapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap kelompok mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Berdasarkan penelitian, teknik-teknik belajar kooperatif pada umumnya berefek positif terhadap prestasi akademik.

Selain itu teknik ini juga meningkatkan perilaku kooperatif dan altruistic murid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik ini merupakan teknik mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan instruksional kelas. Dalam pembuatan program-program bimbingan dan konseling maupun pelaksanaannya teknik-teknik TGT (Team Game Tournament), STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw maupun, Group Investigation sangat tepat digunakan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Guru BK dapat merancang program kegiatannya dengan menggunakan teknik teknik tersebut. Dalam melaksanakan program kegiatannya guru BK juga dapat bekerjasama dengan guru bidang studi untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui mata pelajaran tertentu. Misalnya mengembangkan keterampilan sosial anak dalam bekerja sama melalui mata pelajaran matematika, proses belajar kelompok dengan tutor sebaya dengan menggunakan teknik STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat dilakukan dengan mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok untuk memecahkan persoalan matematika. Dalam satu kelompok siswa diharapkan dapat belajar bersama dan saling membantu dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

Setelah belajar dalam satu kelompok kecil selanjutnya siswa berdiskusi atau saling bertanya dengan kelompok lain. Apabila teknik TGT (Team Game Tournament) yang akan digunakan maka hasil kerja dalam kelompok tersebut dapat dipertandingkan untuk mendapat hasil yang terbaik, dan apabila ingin menggunakan teknik Zigsaw maka hasil belajar siswa dalam kelompok kecil harus disampaikan oleh masing-masing siswa dalam kelompoknya yang baru yang berbeda dengan kelompok sebelumnya. Pendekatan dengan kooperative learning ini mengembangkan ciri khasnya adanya interaksi yang kuat antar siswa sehingga ada upaya transfer ilmu lewat komunikasi yang dibagun diantara siswa dalam kelompok, sehingga aspek keterampilan sosial siswa akan terasah.

Dari pemaparan dan sumber informasi diatas maka penulis mengambil benang merah atau garis besar bahwa metode humanis dapat diterapkan disekolah karena metode ini jelas sangat baik, dengan konsep memanusiakan manusia agar menjadi manusia sesungguhnya. Guru BK boleh memilih metode yang terbaik dalam pengembangan keterampilan sosial anak karena kesabaran, keuletan , ketelitian dan penggunaan metode adalah kunci keberhasilan pendidikan sesungguhnya.

#Salam Literasi

#Bukittinggi 08 Juni 2020.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat menarik pendekatan humanis... dintunggu tulisan lanjutnya ya pak.. memdalamo humanis ini

09 Jun
Balas

Pendekatan humanis....saya masih harus belajar banyak jih pak salim...hehehe

08 Jun
Balas

Pendekatan humanis....saya masih harus belajar banyak jih pak salim...hehehe

08 Jun
Balas



search

New Post