Salma

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Sorkam Barat....

Selengkapnya
Navigasi Web

Ibu di Mana?

Lanjutan

(Tantangan hari ke-21)

“Walaupun saya sangat menyayangi Raju, saya tetap ingin Raju bisa bertemu orang tuanya. Saya sangat ingin Raju merasakan kebahagiaan sebagaimana anak-anak seumurannya,” kata Bu Mina sendu. “Itu sebabnya saya mengikuti saran pegawai puskesmas dari seberang itu, siapa tahu Bu Rumi adalah nenek kandungnya Raju,” lanjut wanita itu.

Pertemuan itu tidak menemukan titik terang. Tak ada yang bisa dijadikan bukti untuk memastikan bahwa Nek Rumi memang nenek kandung Raju. Bahkan ketika Nek Rumi menunjukkan foto anaknya yang bernama Sari pun, Bu Mina tidak bisa mengingat bagaimana wajah wanita yang menitipkan Raju. Semua orang hanya bisa mengira-ngira.

Sudah sebulan berlalu semenjak pertemuan mereka dengan Nek Rumi. Selama itu pula Raju makin rajin ke masjid. Setiap selesai menunaikan salat, Raju tak bosan-bosannya memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan ibu kandungnya.

“Ibu, Ibu di mana? Ya, Allah! Raju sangat rindu ibu. Izinkan Raju bertemu dengan ibu. Tuntunlah langkah Raju agar bisa berjumpa ibu. Gerakkan juga hati ibu, ya, Allah, agar mengingat lagi anak yang dititipkannya dulu!” Kalimat-kalimat seperti itu yang berulangkali tanpa bosan diucapkan Raju.

Siang ini, sepulang sekolah, Raju melihat sebuah mobil mini bus parkir di depan rumah. Sepertinya memang ada tamu, tapi siapa, ya? Menjelang sampai di pintu rumah, Raju hanya bisa mengira-ngira siapa yang datang. Barangkali ada saudara nenek dari jauh yang datang berkunjung. Begitu sampai di pintu, Raju langsung dipeluk seorang wanita dengan erat.

“Rajuuu, maafkan Ibu, Nak!” ucap wanita itu histeris.

Raju mulai mengerti, wanita ini mungkin ibunya. Namun Raju masih saja bingung. Seketika seorang wanita lain dengan pakaian dinas berwarna coklat menghampiri mereka. Ia membelai pucuk kepala Raju setelah Raju merenggangkan pelukannya dari orang yang mengaku ibunya. Raju melihat satu per satu orang yang duduk di ruang tamu itu. Selain neneknya, ia melihat Nek Rumi juga ada di sana. Dua orang lagi pria yang juga memakai seragam seperti wanita yang berada di sampingnya. Wajah nenek Raju dan Nek Rumi sembab dan mata mereka merah. Sementara tamu yang lainnya terlihat menahan haru.

“Raju, ini ibumu. Maafkan beliau, ya, karena baru sekarang bisa melihat Raju,” kata wanita yang berpakaian seragam dinas sosial itu. “Ibu Raju selama ini tinggal bersama kami. Beliau dalam perawatan kami. Sekarang ibu Raju sudah pulih, makanya bisa pulang,” lanjut wanita itu.

Setelah mendengar penjelasan dari pegawai dinas sosial itu, Raju memahami kenapa ibunya tidak kembali setelah menitipkannya pada Nek Mina. Tidak salah, ternyata ibu Raju memang anak Nek Rumi yang menghilang dulu. Raju pun sangat bersyukur, ternyata doa-doanya dikabulkan Allah. Raju merasa sangat bahagia sekarang setelah empat belas tahun tidak merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Walaupun Raju tidak bisa merasakan kasih sayang ayahnya, Raju tetap bersyukur karena Raju sekarang mempunyai dua nenek yang menyayanginya.

******

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post