Salma

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Sorkam Barat....

Selengkapnya
Navigasi Web

TAK ADA YANG SEMPURNA (lanjutan)

oleh Salma

(Tantangan hari ke-18)

“Terima kasih, Bun,” ucap Ali sembari memeluk bundanya. Memang bundalah yang selalu mengerti Ali, yang selalu bisa membuat Ali tersenyum. Bunda yang juga mengerti bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tidak semua anak mampu menguasai seluruh pelajaran di sekolah.

Pagi hari Minggu yang ditunggu-tunggu, Ali ditemani bundanya berangkat menuju lokasi lomba. Kebetulan jarak rumah mereka dengan lokasi lomba hanya sekitar satu jam, dengan menaiki angkot.

Ali dan bundanya sampai di lokasi sebelum acara dimulai. Ali segera mengambil kartu tanda peserta lomba. Ternyata, peserta lomba lumayan banyak. Tak satu pun dari peserta itu yang Ali kenal. Walau deg-degan, Ali terlihat lebih santai. Bahkan, ketika lomba sudah berlangsung, Ali beberapa kali tersenyum dan mengacungkan jempolnya yang berlepotan dengan cat air itu pada bundanya yang duduk di kursi pendamping. Bagi Ali, lomba itu jauh lebih menyenangkan dibanding mengerjakan PR bahasa Inggris atau matematika, sekalipun ditemani makanan kesukaannya. Lomba itu tidak membuatnya berkeringat dingin.

“Gimana kalau kamu tidak menang?” tanya Bunda setelah mereka duduk dalam angkot menuju pulang.

“Namanya juga lomba, pasti ada kalah dan menang. Biasa aja kok, Bun,” jawab Ali enteng. Sebenarnya jawaban itu meniru pernyataan bundanya tempo hari. Waktu itu, ayahnya kurang mendukung Ali ikut lomba melukis. Kata ayahnya, pesertanya pasti banyak dan Ali belum berpengalaman, tak mungkin bisa menang. Saat itu bundanya berusaha meyakinkan ayah. Kata bundanya juga, setidaknya ini kesempatan untuk menambah pengalaman Ali, kalah dan menang tak jadi masalah.

***

Seminggu setelah lomba lukis tersebut, bunda Ali menerima pemberitahuan dari panitia lomba lukis melalui ponselnya. Betapa bangganya bunda karena Ali dinyatakan meraih juara dua. Ali diminta datang lagi ke lokasi lomba untuk menerima hadiah dan piagam. Rasa bahagia pun menyelimuti keluarga kecil mereka. Ayah Ali yang semula kurang yakin dengan kemampuan anaknya, merasa terharu sekali dengan kenyataan ini. Berkali-kali sang ayah memeluk putranya itu seperti ingin menghapus rasa bersalahnya. Akhirnya dengan penuh rasa bangga semua berangkat menemani Ali menerima hadiah dan piagam penghargaan.

Keesokan harinya, saat apel pagi di sekolah, seluruh siswa berdiri lebih tertib dari biasanya. Di depan, Pak Alfian, kepala sekolah mereka sudah berdiri hendak menyampaikan pengarahan. “... hari ini Bapak menerima berita bahwa teman kalian yang bernama Ali Gulzar Sandria, telah mengharumkan nama sekolah kita sebagai juara dua lomba lukis ....” Kalimat yang disampaikan oleh kepala sekolah ini sontak membuat seluruh siswa dan sebagian guru tercengang. Banyak yang saling tatap, merasa tak yakin dengan pendengaran mereka. Mereka menjadi yakin setelah Ali diminta ke depan untuk menerima penghargaan dari kepala sekolah. Tepuk tangan yang meriah pun bergema sepagi itu khusus diperuntukkan buat Ali.

*****

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post