Tomi adalah siswa kelas VIII B di suatu madrasah. Tomi adalah anak yang pendiam, kurang bergaul, suka menyendiri, dan sering disebut siswa bodoh oleh teman-temannya. Bu Nisa adalah guru matematika di kelas Tomi, sekaligus wali kelasnya. Suatu hari setelah bel pulang dibunyikan, Bu Nisa sengaja menanti Tomi keluar dari kelasnya. Bu Nisa memanggil Tomi. Tomi pun berlari menghampiri Bu Nisa. Bu Nisa memberikan secarik kertas dan meminta Tomi membacanya di rumah. Tomi mengangguk sambil terheran-heran.

Keesokkan harinya, Bu Nisa mengajar di kelas Tomi dengan materi menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan Lingkaran. Bu Nisa memulai pembelajarannya dengan menjelaskan materi, setelah itu memberikan dua contoh soal. Bu Nisa menuliskan soal ketiga dan meminta siswa yang mengerjakannya. Bukan main terkejutnya Tomi, ternyata soal ketiga itu sama dengan soal yang ada dalam secarik kertas kemaren, lengkap dengan penyelesaiannya.

“Silakan kerjakan soal ketiga ini dalam waktu lima menit,” kata Bu Nisa, “Siapa yang siap, angkat tangan!" Banyak pertanyaan muncul dibenak Tomi. Ia memberanikan diri mengangkat tangan. Bu Nisa mempersilakan Tomi menuliskan jawabannya di papan tulis. Banyak siswa yang meragukan jawaban Tomi. Tomi pun mendapat tepuk tangan dari seisi kelas, karena jawabannya dibenarkan Bu Nisa. Sejak saat itu, kepercayaan diri Tomi tumbuh dan ia belajar dengan penuh semangat. Ia tidak lagi disebut sebagai siswa yang bodoh di kelas itu.