Samsimar

Lahir di Indarung 26 Februari 1969 Kepala Sekolah SD Negeri 03 Sintuk Toboh Gadang Kab Padang Pariaman Mempunyai 5 orang anak

Selengkapnya
Navigasi Web
BURUNG PIPIT

BURUNG PIPIT

#Tantangan Gurusiana Hari ke-149

Keluargaku bernama Burung Pipit. Aku masih bayi merah. Aku belum bisa terbang.

Kami tinggal dekat taman suatu sekolah. Di sudut taman ada tumbuh sebatang pohon mengkudu yang rindang. Di sana lah aku dan keluargaku tinggal.

Ayah dan ibuku Burung Pipit sudah lama bersarang di atas pohon mengkudu ini. Siang hari ayah dan ibuku mencari makan di tempat lain. Bila sudah sore kembali pulang ke taman sekolah. Tapi saat kami bayi, Ibuku sering pulang mengantarkan makanan. Aku dan saudaraku menyambut kepulangan Ibu dengan gembira.

Suatu hari Ibuku bercerita:

“Di atas pohon mengkudu yang rindang ini tempat yang paling nyaman,” kata ibu memulai ceritanya.

“Tempat ini aman dari gangguan binatang lain. Tapi tidak aman dari gangguan anak sekolah,” lanjut Ibuku. Aku dan saudaraku terdiam mendengar kisah yang begitu menarik. Maklum, kami belum pernah melihat alam bebas, karena belum sanggup terbang.

“Saat Ibu mau bertelur, Ibu dan Ayah bekerja sama membuat sarang tempat bertelur. Kami bekerja sama mengumpulkan dedaunan yang bisa dijalin menjadi sarang. Biasanya kami mengambil daun padi atau daun ilalang, bisa juga daun-daun rerumputan,” Ibu menarik napas lega, seperti baru saja menyelesaikan tugasnya membuat sarang.

“Setelah bekerja keras seharian, akhirnya selesai juga sarang yang nyaman untuk kalian tempati. Ibu dengan senang hati bertelur tiap hari. Telur ibu hanya 4 butir saja, karena Ibu baru pertama bertelur. Ada juga Burung Pipit yang bertelur sampai 7 butir,” jelas Ibu lagi.

Ciiiit.., ceriiciit, ciit..! Teruus, bagaimana lagi, Bu?” tanya aku dan saudaraku berebutan.

“Ibu dan Ayah juga bergilir mengerami telur. Tapi lebih sering Ibu yang mengerami. Kami bergantian juga mencari makan. Setelah 14 hari, menetas lah anak-anak Ibu yang lucu” ucap Ibu mengakhiri ceritanya.

Kami menjawab serentak dengan cericit yang manja. Kami minta makan pada Ibu. Akhirnya Ibu pamit meninggalkan kami untuk mencari makan.

Aku dan saudaraku masih terlalu kecil. Aku dan saudaraku masih bergantung makan dari pemberian Ibu atau Ayah. Kata Ibu kalau bulu dan sayap kami sudah penuh, kami akan diajari terbang. Kalau usia kami sudah 21-25 hari, kami boleh belajar terbang.

“Duh lama sekali menunggu saat itu rasanya,” ucapku pada saudara-saudaraku.

Tak lama setelah Ibu pergi, Ayah pulang membawakan kami makanan. Mulut Ayah dipenuhi oleh biji padi. Kami berebut mengangakan mulut. Kami berteriak ingin didahulukan. Ayah dengan sabar menyuapi kami satu persatu. Setelah habis, Ayah pergi lagi mencari makanan.

Ibu pulang membawa makanan, tak lama setelah Ayah pergi. Kami menyambutnya dengan gembira. Suara cericit kami makin ramai. Ibu dengan sabar dan penuh kasih menyuapi kami makan satu persatu, sampai semua makan yang dibawanya habis.

Begitulah kasih Ayah dan Ibu kepada kami anak-anaknya. Kami anak-anak Burung Pipit tumbuh sehat. Setelah lebih dari tiga minggu, aku dan saudaraku belajar terbang. Kata Ibu, kami tak boleh terbang jauh-jauh. Dari dahan satu melompat ke dahan yang lain. Harus hati-hati, jangan sampai jatuh.

“Ciit.., ceeriiciit.. ciiit. Aku bisa, Bu. Horeee.., aku bisa!” ucap ku dengan gembira. Begitu juga ucap saudara-saudaraku.

Bukan kepalang senang rasanya, walau masih gamang dan takut jatuh, kami terus berusaha mencoba.

“Ciitt.. cerriiciit, ciit! Sudah dulu belajar terbangnya ya, Nak. besok kita lanjutkan. Ayo kembali ke sarang!” ajak Ibu.

“Sebentar, Bu..! Aku masih mau belajar!” ucap ku pada Ibu. Saudaraku yang lain telah mengikuti Ibu pulang ke sarang. Aku terus berlatih terbang, sampai akhirnya perhitunganku meleset. Dahan yang ku tuju tidak sampai. Kepalaku membentur dahan mengkudu.

Aku terjatuh ke tanah. Kepalaku pusing. Sesaat aku tak tahu apa-apa. Lalu aku menangis. aku menjerit memanggil Ibu.

(BERSAMBUNG)

Lubuk Alung, 16-10-2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita anak yang menarik. Sukses selalu dan barakallahu fiik

15 Oct
Balas

Terima kasih Bunda atas motivasinya. Sehat dan sukses selalu ya Bun

15 Oct

Cernak nan menawan, sehat dan sukses selalu bucantik

16 Oct
Balas

Terima kasih Bunda atas apresiasinya

16 Oct

Mantap cernaknya, Bu. Semoga sukses selalu. Salam literasi.

16 Oct
Balas

Aamiin. Terima kasih Bunda atas apresiasinya

16 Oct

Keren...cernak menarik say... salam sehat selalu dan salam Literasi

15 Oct
Balas

Aamiin. Terima kasih atas motivasinya Bunda. Semoga Bunda sehat dan sukses selalu. Salam literasi

15 Oct

Cernak keren Bu

16 Oct
Balas

Terima Pak Doni

16 Oct

Mantap cernaknyo, Buk.. Sukses selalu, Buk.

15 Oct
Balas

Terima kasih Bunda Yessy

15 Oct

Cerita anak yg keren. Akibat kecerobohan akan mendatangkan kemalangan...

16 Oct
Balas

Benar Bunda. Terima kasih atas apresiasinya

16 Oct

Cerita anak yg bagus, sukses selalu bunda

15 Oct
Balas

Aamiin. Terima kasih atas doa dan apresiasinya Bunda

15 Oct

Keren cerita anaknya, bunda. Sukses selalu

16 Oct
Balas

Terima kasih Bunda atas apresiasinya

16 Oct

Keren cerita anaknya bun.. Kita harus selalu mendengarkan nasehat orang tua. Sukses selalu bun.. Salam literasi.

15 Oct
Balas

Terima kasih atas apresiasinya Bun. Semoga Bunda sehat dan sukses selalu.

15 Oct

Kasihan Pipit kecil

16 Oct
Balas

Iya Bunda. Terima kasih atas apresiasinya

16 Oct

Semakin keren ceritanya Bunda. Seneng bacanya. Selamat ya Bunda

16 Oct
Balas

Alhamdulillah kalau Bunda suka. Terima kasih atas apresiasinya

16 Oct

Semakin keren ceritanya Bunda. Seneng bacanya. Selamat ya Bunda

16 Oct
Balas

Terima kasih Bunda

16 Oct

Terima kasih admin gurusiana tersayang

15 Oct
Balas

Keren. Lanjut bu. Salam sukses.

16 Oct
Balas

Terima kasih Bunda atas apresiasinya

16 Oct

Kacian jatuh, keren Bunsay

15 Oct
Balas

He..he..iya Bun. Kacian pipit.

15 Oct

He..he..iya Bun. Kacian pipit.

15 Oct

Manuk emprit bunda. Sukses selalu. Saya pernah nulis berburu telur burung pipit. Hehe. Salam

15 Oct
Balas

Wah.. keren tuh Pak. Pipit selalu menarik karena imut dan lincah. Selalu jadi incaran anak-anak. Salam sukses buat Bapak

15 Oct

kebayang pohon mengkudu depan kantin sekolah uni... mantap uni...

17 Oct
Balas

Ha..ha.. terinspirasi, Bunda Hema

18 Oct



search

New Post