Samsimar

Lahir di Indarung 26 Februari 1969 Kepala Sekolah SD Negeri 03 Sintuk Toboh Gadang. Kab. Padang Pariaman. Mempunyai 5 orang anak...

Selengkapnya
Navigasi Web
DILEMA GURU MENJELANG KENAIKAN KELAS

DILEMA GURU MENJELANG KENAIKAN KELAS

Ada banyak hal yang menjadi beban berat seorang guru, ketika waktu kenaikan kelas semakin dekat. Siang malam berjibaku memeriksa hasil ujian siswa, mengolah nilai, memberi remedi agar nilai anak yang agak "mereng" masih bisa dipertimbangkan untuk naik kelas

Guru SD akan memanggil kembali orang tua siswa, memberikan gambaran hasil perolehan anak terhadap ujian yang telah dihadapi anak. Guru berulang kali melakukan komunikasi dengan ortu siswa sebagai mitra kerja dalam pendidikan anak. Di sekolah menengah, siswa yang bermasalah baik di bidang akademik maupun non akademik ditangani langsung oleh guru BP.

Saat situasi genting begini, kita akan bertemu dengan berbagai karakter ortu. Ada orang tua yang mengerti akan tabiat dan kemampuan anaknya, mengakui kekurangan anak atau kesalahan dirinya sendiri yang tidak mampu membimbing anaknya. Orang tua yang seperti ini, menerima dengan lapang hati apapun keputusan pihak sekolah terhadap anaknya, dengan kerendahan hati kalau dapat anaknya "ditolong" atau menerima anaknya tinggal kelas.

Ada orang tua yang berpura-pura bahwa dia sudah membimbing anaknya belajar di rumah, atau mengatakan anaknya rajin bahkan bisa menjawab soal di rumah dengan baik, padahal yang mengerjakan PR atau tugasnya bukan si anak. Ortu seperti ini cenderung menuduh guru tak becus mengajar, dan merasa anaknya rajin. Mengapa terancam tinggal kelas? Setelah diperlihatkan hasil UH dan catatan nilai PR anaknya, dia baru diam. Kadang malah ringan tangan di depan guru langsung mencubit si anak, karena geram.

Satu lagi perilaku ortu yang apatis, tak peduli dengan anaknya. Mereka yang beranggapan bahkan berani berkoar-koar di luar sana, "bila anak sudah tinggal kelas, tahun berikutnya pasti naik kelas. Guru tidak akan tega meninggalkan anak di kelas yang sama 2 kali berturut-turut." Anggapan seperti ini sangat meresahkan, sehingga dia membiarkan anak datang sekolah semaunya saja. Kadang sekolah, kadang tidak, sering tidak membuat tugas/PR, bahkan di kelas membuat guru kewalahan karena suka usil, dan menjadi biang ribut.

Keberhasilan pendidikan anak, bukan semata tugas guru. Anak lebih banyak waktunya di rumah atau dalam pengasuhan dan pengawasan orang tua. Selayaknya anak kita perhatikan, kita beri motivasi dan apresiasi, agar dia tumbuh dan berkembang sesuai cita-citanya.

Semoga kita bisa menjadi orang tua dan guru terbaik di rumah dan di sekolah. Selamat berkarya para guru hebat.

.

Lubuk Alung, 08-06-2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiiin, YRA. Semoga ya Bunda

08 Jun
Balas

Terima kasih adminku tersayang.

08 Jun
Balas



search

New Post