PENGEMBARAAN SI KANCIL JILID 2
SI MERAK CANTIK DAN SI BEBEK BURUK RUPA
Bagian 1
Pada zaman dahulu kala, binatang-binatang hutan hidup rukun dan saling menolong. Namun tetap saja ada di antara mereka yang memiliki sifat sombong dan angkuh. Kesombongan mereka kadangkala sudah melampaui batas kewajaran. Tindakan yang menyakiti atau merendahkan sesama binatang tentu tidak bisa dibiarkan.
Alkisah, tersebutlah jenis burung bernama merak. Karena bulunya sangat rupawan, maka dia panggil Si Merak Cantik. Si Merak Cantik hidup bertetangga dengan Si Bebek.
Si Bebek sagat bertolak-belakang dengan Si Merak Cantik. Si Bebek bulunya gelap dan kumal. Si Bebek sangat suka bermain di tanah berlumpur dan kotor. Tentu saja kebiasaannya itu membuat Si Bebek bau dan makin jelek. Sejak saat itu Si Bebek mendapat gelar Si Bebek Buruk Rupa.
Si Merak Cantik dan Si Bebek Buruk Rupa tinggal di tepi sebuah kolam. Kolam tersebut berada di tengah hutan. Di kolam itulah Si Merak Cantik dan Si Bebek Buruk Rupa sering bertemu. Mereka sering bertemu ketika mandi, berenang dan berendam di kolam itu.
Hari itu Si Merak Cantik bermaksud memuaskan dahaganya dengan minum di tepi kolam. Setelah sampai di tepi kolam, dilihatnya Si Bebek Buruk Rupa sudah berenang dengan gembira.
“Naa... naa..., alangkah senang hatiku. Hari nan indah penuh bahagia. Kuharap hari ini aku dapat rezeki yang melimpah, Naaa... naaa...” ucap Si Bebek Buruk Rupa dengan suara parau. Dia tetap bernyanyi, tanpa peduli dengan binatang sekitarnya yang memandangnya dengan sinis dan tertawa mengejek.
“Hai Bebek Buruk Rupa..! Kamu nampaknya senang sekali hari ini?” sapa Si Merak Cantik berbasa-basi.
“Hee... hee..., iyakah nampak begitu? Suaraku bagus, kan? Ah..., kamu memujiku, Merak? Terima kasih, ya! Aku jadi malu...!” ucap Si Bebek Buruk Rupa tersipu malu.
“Haaa.... haaa.....! Haaa... haaa....!” tawa Si Merak Cantik terpingkal-pingkal. Ekor dan kepalanya bergerak-gerak, karena geli dan lucu akan sikap Si Bebek.
“Kepedean kamu, Bek. Mana ada suara kamu bagus? Suaramu cempreng.., kayak kaleng rombeng yang pecah, haa... haa...!” tawa Si Merak lagi.
Mendengar jawaban Si Merak Cantik yang mengejeknya, Si Bebek merasa sakit hati. Namun dia tetap berusaha memendam luka hatinya atas ucapan Si Merak yang telah menghinanya. Dia diam dan tidak membalas ucapan Si Merak.
“Tak ada gunanya aku melawan Si Merak. Walaupun rupanya dirinya cantik, tapi hatinya busuk dan jahat. Tidak sesuai dengan rupanya yang cantik. Biarlah kumaafkan Si Merak Cantik, walau dia tidak memohon maaf padaku,” pikir Si Bebek Buruk Rupa sambil menjauh dari Si Merak Cantik yang masih terpingkal-pingkal geli serta terawa.
Bagaiman kisah selanjutnya? Bisakah mereka berteman atau sebaliknya kita menjadi musuh? Tunggu episode selanjutnya.
BERSAMBUNG
#Lubuk Alung, 01 Desember 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bebek keren ini. Tetap bahagia ya, Bek. Mantap, Bunda
Mantap surantap bunda, lanjutkan. Salam sehat dan sukses selalu. Terima kasih telah mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.
Luar biasa...punya potensi pendongeng, ini....sehat selalu Bund.
Kereeen. Harusnya cantik paras cantik pula hatinya. Lanjut buk hebat
Terima kasih adminku tersayang.
Luar biasa ceritanya, b un. Salam sukses selalu!
Siap menunggub Bu.
Luar biasa cerita nys. Ditunggu sambungannya sobatku