Tulisan ini merupakan salah satu wujud ungakapan terima kasih saya kepada Pak Omank atas cendera mata berupa buku tentang Bawang Merah dan Bawang Putih karya Sihombing. Maka dalam kesempatan ini saya akan menoba berbagi tentang isi buku tersebut dengan melakukan singkronisasi harmonis dengan menggunakan teori pembelajaran tematik terpadu.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menggabungkan pembahasanya dari sisi kesehatan dan jusa dari sisi budaya - cerita legenda.

Mengapa kaca mata dua dimensi yang digunakan? Ya kebetulan, karena saya mendapatkan buku dengan judul semacam itu dari Pak Omank yang membahas kemanfaatan bawang merah dan bawang putih. Dan kita semua juga pada tahu kalau ditengah masyarakat kita terdapat sebuah cerita rakyat yang mengisahkana Bawang Merah Bawang Putih. Maaf walau saat ini bukunya masih dalam proses pengiriman dan terkesan saya jadi sok kemeruh.

Dari sisi kesehatan bawang merah bawang putih yang sebenarnya sangat akrab dengan ibu-ibu didapur, kedua barang ini memiliki multi fungsi atau multi guna bagi kesehatan kita. Selain untuk bumbu masak. Hal ini tidak lepas dari zat-zat yang terkadung didalam kedua bahan dapur tersebut.

Bawang putih sangat baik digunakan untuk mencegah hipertensi, kanker, penyakit jantung, meredakan rasa yeri, menghangatkan saraf dan otot, mencegah radang dan masih banyak lagi.

Sedangkan bawang merah selain penyedap saat makan sate, benda ini juga berdampak positif bagi kesehatan. Bawang merah ini juga dapat mencegah kanker, baik untuk jantung, menyembuhkan sembelit, mengatasi ganguan urin dan masih banyak lagi.

Bawang merah bawang putih akan memberi manfaat maksimal bila rempah-rempah tersebut dikonsumsi dalam keadaan mentah. Karena zat-zat yang terkandung didalamnya tidak mengalami reduksi atau penurunan dan perubahan sama sekali. sedangkan dalam keadaan matang, barang ini hamya berfungsi untuk penyedap atau untuk memanipulasi selera makan saja.

Sedangkan dari sisi kultur cerita rakyat yang ada selama ini, cerita tesebut ingin mengajarkan atau menyampaikan pesan pada siapa saja kalau ingin mencapai sesuatu harus melakukan kerja keras. Tidak boleh dilakukan dengan sifat tamak, rakus dan menghalalkan segala cara seperti yang ditempuh Bawang Putih dan ibunya. Tetapi harus melakukan sesuatu dengan penuh ketulusan, kesabaran, disiplin, kerja keras dan konsisitensi yang tinggi seperti yang dipresentasikan Bawang Putih.

Mungkin itu saja sekelumit misteri dari bawang merah bawang putih yang dapat saya sampaikan. semoga membuat kita semua sedikit tersenyum dan keadaan yang sehat sambil menhayati cerita Bawang Merah Bawang Putih. Dan jangan sampai terlupa untuk menginternalisasikan kebaikan kareakter Bawang Putih kedalam diri kita.

Tidak lupa saya sampaikan terima kasih sekali lagi pada Pak Omank.