Go Tulis atau Gerakan Online Tulungagung Menulis merupakan sebuah gerakan inspiratif nyang bertujuan untuk menginisiasi dan sekaligus empowering (pemberdayaan) guru dalam kepenulisan. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 13 – 14 oktober 2020 tersebut terlaksana atas atas dukungan Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga, Kementerian Agama, PGRI, Gelimata Tulungagung, LPI Permatahati Ibu, dan Komnasdik Jatim.

Dalam kesempatan tersebut menghadirkan dua Keynote speaker dan empat nara sumber. Kedua Keynote Speaker tersebut adalah Drs. Hariyo Dewanto Wicaksono, M.M selaku Plt. Kadindikpora dan Suryani selaku Kasi Pendma Kemenag Kabupaten Tulungagung. Sedangkan keempat Nara sumber tersebut yaitu: Mohammad IhsanKadin Dispendikpora – Ceo Media Guru dan Gurusiana; Eko Prasetyo, S.Sn. - Pimpinan Redaksi Media Guru sekaligus penulis 87 buku; Kunjung Wahyudi, ST, M.Si – Ketua Komnasdik Jatim; dan Sri Saktiani – Penggerak Balita Suka Baca dan Penulis Cara Sakti Hobi Nulis.

Kegitan Webinar Go Tulis tersebut diikuti oleh 222 peserta yang keseluruhannya berprofesi sebagai guru, mulai dari guru PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung. Dan dari 222 peserta, telah terindikasi hampir keseluruhannya terdeteksi positif terpapar Litume Virus. Dan sangat dimungkinkan Litume Virus ini akan terus menyebar serta menyasar secara massif - sporadis keseluruh warga Tulungagung, terutama di lingkup pendidikkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari guru hingga murid-muridnya.

Litume Virus merupakan virus memiliki sifat positif bagi yang terpapar, bahkan virus ini juga memili andil yang sangat besar bagi perkembangan peradaban dunia secara umum. Karena tanpa keterpaparan Litume Virus konstruksi dan sendi-sendi demensi sebuah peradapan akan menjadi keropos dan sangat rapuh. Tentu saja perspekti semacam itu sangat tidak diinginkan.

Lalu virus macam apakah Litume Virus itu? Litume Virus adalah virus generasi awal sebelum ditemukannya virus-virus lain, termasuk virus Covid-19 yang tengah menggila saat ini. Litume Virus merupakan Virus Literasi Tulungagung Menulis yang beberapa waktu lalu disebarkan di Kabupaten Tulungagung oleh Pak Muhammad Ihsan, Pak Eko Prasetyo, Pak Andi Muhammad yasin, Pak Kunjung Wahyudi, dan bu Sri Saktiani. Dan dampak nyata dari penyebaran virus tersebut telah terdeteksi secara menyerang 135 peserta. Hal ini terbukti dengan tingkat keaktifan yang cukup tinggi dari 135 penulis – alumni webiner Go Tulis melalui berbagai karya tulisnya telah diunggah membanjiri blog Gurusiana.

Antara Tips, Trik dan Motivasi Dalam Menulis

Dalam kegiatan webinar Go Tulis tersebut mendapatkan sertifikat yang bernlai 32 jam, juga mendapatkan banyak hal yang tak ternilai harganya terutama dalam bentuk motivasi, inspirasi, ilmu, tips dan juga trik untuk berliterasi aktif dari sisi kepenulisan. Misalkan dari nara sumber pertama yaitu bu Sri Saktiani. Dari sosok ini para peserta webinar mendapatkan motivasi profokatif yang laur biasa yang berupa Cara Sakti Untuk Menulis yaitu dengan cara menemukan alasan dalam menulis dan juga semangat bersedekah lewat tulisan.

Sedangkan dari Mohammad Ihsan – CEO Media Guru dan Gurusiana melontarkan tantangan menulis dalam rentang waktu 30 hari, 60 hari, 90 hari dan 365 hari untuk diunggah di Gurusiana. Dan bila tantangan tersebut mampu dituntaskan secara baik, maka peserta yang lolos akan diberi penghargaan berupa piagam dari Media Guru. Bahkan juga akan mendapat prioritas dalam penerbitan bukunya. Tentu saja hal ini merupakan tawaran yang sangat menggoda bagi para peserta webinar Go Tulis.

Dari Coach Eko Prasetyo diperoleh materi, bagaimana cara membuat judul tulisan yang baik. Dalam penjelasannya Coach Eko memberikan tips yaitu judul harus menarik, bisa membuat penasaran, tidak boleh panjang, menggunakan kalimat aktif, dan hindari judul yang menggunkan kalimat pasif. Dan untuk bisa menghasilkan judul semacam itu Coach Eko menyarankan para peserta untuk menggunakan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) terhadap judul-judul yang lagi trend di pasar buku. Untuk mendapatkan inspirasi tersebut, tentu saja seorang penulis dituntut untuk sesering mungkin berkunjung ke took buku yang ada.

Sedangkan dari formasi kemasan penulisan buku, Coach Eko membaginnya dalam tiga kategori, yang masing-masing kategori memiliki karakteriktik yang berbeda denga yang lainnya. Ketiga klasifikasi gaya kepenulisan tersebut adalah: (1) Berbentuk artikel, yaitu sebuah tulisan yang berisi informasi,dan dalam hal ini penulis tidak boleh menyertakan pendapatnya. Misalkan dalam penulisan buku pelajaran, referensi, dll; (2) Berbentu opini, yaitu sebuah karya tulis yang berisi pendapat (sendiri / mengutip pendapat orang lain) contohnya: biografi, autobiografi, memoir; dan (3) berbentuk kolom / esai, yaitu sebuah tulisan yang dibangun dengan model bercerita dan bahasanya tutur bahasnya terasa lebih luwes, dan sebagai contohnya bisa kita temukan dalam berbagai karya tulis yang bergendre satra.

Selain itu Coach Eko juga memberikan gambaran tema apa saja yang berpeluan untuk di garap dan dibukukan. Tema-tema tersebut adalah: Buku Mata Pelajaran; Pengayaan; Referensi; Kumpulan Soal; Buku Sejarah; Buku TTS; Entreprenurship; Parenting; Kumpulan Puisi; Kumpulan Cerpen; Kuliner; Cerita Rakyat; Asal-Usul Daerah; Dongeng; Fabel legenda; dan Kumpulan Pantun.

Dan Andi Muhammad Yasin mengangkat tema bagaimana membuat synopsis buku yang baik. Di situ dijelaskan synopsis terdiri dari tiga paragraph singkat, yang tiap paragrafnya memiliki muatan dan fungsi masing-masing. Paragraf pertama dari sebuah sinpsis buku harus memuat identitas buku yang meliputi penyebutan nama penulis dan nama instansi dimana penulis tersebut bernaung. Paragrafh kedua berisi gambaran singkat tentang isi buku yang dibuatkan sinopsisnya tadi. Dan paragraf ketiga adalah mempromosikan buku tersebut kepada pembaca sesuai dengan materi yang diulas dalam buku tersebut.