Samsudin athafu

Nama: Samsudin Pekerjaan: Guru, Terapis Bioenergi & Quantum Energi, penyunting naskah/editor buku dan pegiat literasi di Tulungagung. Hoby: Membaca dan...

Selengkapnya
Navigasi Web

PAHITNYA RASA GULA

Pahitnya Rasa Gula

Secara logika gula itu manis rasanya. Seperti halnya madu, orang kalau ditanya bagaimana rasa madu mereka pasti akkan menjawab manis bahkan bisa diminum sebagai obat. Tapi akan muncul jawaban yang sangat beda bila seseorang ditanya maukah kamu dimadu atau tahukah kamu rasanya dimadu. Yang pasti bukan, terasa manis ataupun menyehatkan, tetapi rasanya disini- sangat sakit dan tidak menyehatkan baik bagi tubuh/fisik maupun kejiwaan seseorang.

Kira-kira begitlah dengan gula. Gula akan terasa manis dan menyenangkan bila digunakan sesuai dengan takaran, kebutuhan dan campuran bahan lainnya. Misalnya satu sendok makan dicampur dengan secangkir air panas dan satu sendok makan kopi. Pasti rasanya enak banget. Tapi manisnya rasa gula akan sirna seketika bila gula tersebut sudah dalam batasan yang tidak terkendalikan. Yang muncul malah kebalikannya yaitu sebuah kecemasan, kekhawatiran, dan rasa takut. Ya, karena adanya bayang-bayang yang selalul mengikuti dimanapun seseorang berada.

Maka disinilah relevansi dari judul tulisan diatas. Pahitnya rasa gula. Gula yang pahit itu adalah diabetes atau penyakit darah gula. Mengapa demikian? Ya, karena penyakit diabetes atau kelebihan kadar gula dalam darah yang melampaui batas kewajaran akan berpengaruh pada kesetabilan system kinerja organ tubuh yang lainnya. Bahkan tidak jarang, penyakit ini akan memicu timbulnya penyakit atau gangguan lain sebagai dampak penyertanya. Dan biasanya lebih dikenal sebagai penyakit komplikasi. Bila hal semacam ini sudah menjangkiti tubuh seseorang, maka lambat laun kesehatanya akan terus menurun karena system imunitas yang berupa kekebalan daya tahan tubuh habis digerogoti oleh diabetes tersebut.

Diabetes juga mempunyai sifat degenerative karena kelainan ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel pembangun sel tubuh yang siklusnya dalam rentang waktu seratus hari. Atau dengan kata lain tiap seratus hari sekali penggantian sel-sel yang sudah tua dan rusak akan mengalami hambatan. Bahkan mungkin juga sampai berakhir pada sebuah kegagalan proses regenerasi sel tubuh seorang penderita diabet . Dan bila situasi semacam ini yang terjadi, tentunya sipenderita diabet harus siap tergeletak ruang operasi untuk dilakukan amputansi pada salah satu bagian tubuhnya yang telah mengalami gangrene atau pembusukan.

Sedangkan yang berperan sebagai unsur dari timbulnya penyakit diabetes ada banyak hal, yan secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu factor genetic dan factor nongenetik. Factor genetic merupakan factor bawaan yang melekat mulai sejak dalam kandungan. Hal ini disebakan, seseorang memiliki sejarah keluarga yang mengalami penyakit gula (diabetes). Dari sisi genetika ini, tentunya orang yang terlahir dari keluarga penderita diabetes akan memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan mereka yang terlahir dari keluarga yang tidak memiliki sejarah diabetes.

Tapi haruskah, seorang anak dari kelurga penyandang diabetes harus menderita diabetes

juga? Jawabbanya tentu saja tidak. Karena itu bukan suatu keharusan atau kewajiban untuk itu. Tapi kecenderungan untuk menderita kelainan gula darah tersebut sangat terbuka lebar. Ya karena adanya warisan kelainan pada gen yang melekat pada tubuhnya.

Sedangkan bagi orang yang terlehir dari keluarga baik secara genetika, juga masih berpeluang untuk dihinggapi penyakit ini, yaitu lewat celah non genetic. Factor non genetic dapat dipilah menjadi dua bagian yaitu 2P: pola makan dan polahane (gaya hidup).

P pertama yaitu pola makan lebih terkait dengan seberapa banyak dan seberapa lengkap zata-zat yang

terkandung dalam asupan makanan yang dikonsumsi seseorang dalam setiap kalinya makan. Disini tentunnya pemenuhan takaran dalam kadar yang cukup bukannya berlebih. Kalau masih dalam kadar yang cukup, lenkap dan bervariasi asupan yan masuk ke dalam tubuh, tentu saja penyakit diabetes tidak akan berari mendekati tubuh kita. Dan sebaliknya, bila asupannya berlebih dan tidak seimbang serta kurang adanya variasi menu makanan tentunya penyakit diabetes siap setiap saat untuk mengoyak imunitas tubuh kita.

Dan bahkan hal ini akan diperburuk lagi dengan buruknya P yang kedua yaitu Polahane (gaya Hidpu) yang tidak benar. Misalnya mengkonsumsi obat terlarang, minum minuman beralkhohol, merokok dan masih banyak lagi yang siafatnya akan memperberat fungsi organ tubuh kita, terutama kinerja pankreas. Tentunya polahane harus dimanajemen dengan baik agar hidupnya lebih terpola dengan gaya hidup yang lebih apik dan menyehatkan.

Mungkinkah penyakit diabetes bisa sembuh? Menurut penulis, masih bisa. Walaupun secara teori medis sampai saat ini belum ditemukan obatnya atau dengan kata lain penyakit ini belum bisa disembuhkan. Karena secara medis sampai saan ini, hanyalah perlakuan berupa perawatan untuk sekedar menjaga kestabilan kandungan gula dalam darah saja. Dan ini sifatnya hanya sesaat saja keefektifan pengaruhnya. Obat-obat yang diberikan bukan untuk penormalan dan pemuliha daya kerja pancreas.

Mungkin pembaca merasa aneh dengan jawaban yang penulis lontarkan diatas, yaitu penyakit diabetes bisa disembuhkan dan kegagalan fungsi pankrean dalam memproduksi enzim dapat pulihkan lagi. Tentunya penulis menjawab pertanyaan tersebut bukan asal jawab atau asbun (asal bunyi). Tapi jawaban tersebut disampaikan sudah berdasarkan bukti, data, dan fakta yang pernah penulis lakukan selama ini dalam membantu menangani kasus semacam ini. Walau belum banyak tapi suadah ada bukti nyata yang dihasilkan.

Ya karena, mereka yang dibantu lewat terapi yang penulis lakukan rata-rata, setelah mereka merasa enakan kemudian tidak mau melanjutkan, rata-rata merka berdalih merasa malu. Karena untuk penyembuhan sampai tuntas, menurut penulis perlu dilakukan pengulangan minimal sampai 30 kali atau 3 bulan. Mengapa harus 30 kali atau 3 bulan, karena setiap satu kali terapi bisa diprogramkam untuk 3 hari.

Dalam kurun waktu 3 bulan tersebut, diberikan treatmen atau perlakuan untuk mendetoksifikasi (pengeluaran racun atau segala sesuatu yang bersifat mengganggu) yang terdapat dalam tubuh. Baik berupa kadungan zat gula yang berlebih, zat-zat sisa obat yang pernah dikonsumsi, zat asam, asam urat, kolesterol dan lain-lainnya. Setelah itu zat-zat pengganggu yang terdapat di pankreas dibersih sambil juga peningkatan untuk pemulihan kemampuan pancreas.

Apa yang akan terjadi seandainya pankreas berhasil dipulihkan? Tentunya kadar gula dalam darah seseorang akan menjadi normal dan penyakit lain sebagai penyakit penyerta secara otomatis akan sembuh dengan sendirinya. Hal ini bisa dianalogikan pada kerusakan pada lampu listrik rumah kita. Pancreas layaknya sekring pada sepedo listrik, seandainya sepedonya rusak tentunya seluruh lampu dan barang elektronik yang ada dalam rumah kita akan rusak (mati). Dan untuk mengatasinya cukup dengan membenahi sekring spedo listrik yang ada dirumah tersebut. Begitu pula dengan diabet dalam kaitanya penyakit komplikasi.

Untuk penyembuhannya disa dilakukan secara bersamaan dan reaksinya bisa terasa sangat

cepat. Tanpa harus memilih mana yang siap terlebih dahulu seperti dalam penanganan medis. Karena metode alternate yang diterapkan, si penderita kelainan ini tidak perlu minum obat tetapi cukup air putih saja. Seperti halnya yang terjadi pada salah satu penderita diabet yang tinggal di desa Tegalrejo Rejotangan. Saat itu, dia sudah sulit untuk berjalan karena seluruih anggota badanya terasa kaku seperti orang yang terkena tetanus. Dan setelah diterapi 3 kali gula darahnya menjadi 160 dan jalanya normal lagi. Selain itu raut wajah dan juga matanya normal lagi.

Kesimpulan dari uraian diatas, ternyata penyakit diabetes masih bisa untuk disembuhkan.

Selama kita mau dan yakin. Harapan itu selalu ada tinggal kita mau mendapatkannya atau tidak, itu saja masalahnya yang sebenarnya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi untuk meraih asa hidup sehat, aamiin.

#aku menulis#diolah ulang dari artikel saya - Ada apa dengan diabetes?# yang pernah dimuat di News Tulungagung#Kacangan, 23/7/19#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post