Allah swt telah memberikan karunia kepada manusia berupa jabatan, harta, anak, istri, dan fasilitas kehidupa. Tentunya semuanya ini akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah swt tanpa dapat berdusta seperti pengadilan dunia saat ini. Jabatan dan harta merupakan salah satu hal yang sangat menarik bagi setiap orang. Sehingga mereka akan silau dan lupa bahwa kesemuanya itu merupakan titipan dari Allah swt.

Setiap orang berusaha dengan segala cara untuk memperoleh jabatan seperti Guru, Dosen, Kepala Sekolah, Pengawas, Lurah/ Kades, Camat, Bupati / Walikota, Gubernur, Mentri, Presden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, dan lain lain. Sehingga setap orang akan berbeda dalam melaksanakan tugasnya saat menerima jabatannya. Mereka yang jujur akan berhati hati dan takut akan melakukan korupsi dan manipulasi lainnya. Sementara mereka yang naik mendapatkan jabatan dengan cara apapun maka mereka akan memanfaatkan jabatannya untuk memperoleh uang.

Sementara di dunia ada yang bernasib kurang baik menjadi miskin dan bernasb mujur menjadi kaya raya. Mereka berusaha memperoleh harta dengan berbagai cara baik cara halal ataupun cara tidak halal. Apapun yang mereka lakukan dalam memperoleh harta kekayaannya akan berpengaruh kepada watak dan karakter masing masing dalam kehidupannya. Mereka yang jujur dalam memperoleh harta kekayaannya akan bersifat dermawan karena meyakini sebagian hartanya adalah milk orang lain. Untuk mereka yang serakah dengan harta kekayaan akan buas dan tidak peduli dengan orang lain dan akhirnya tertangkap KPK dan masuk bui.

Marlah kita meluruskan niat dan hati dalam menjaga jabatan dan harta yang diberikan oleh Allah swt karena merupakan titipan. Semoga Allah swt meluruskan niat dan hati kita dalam menerima amanah jabatan dan titipan harta kekayaan. Ya Allah berikan kekuatan kepada kami didalam menjalankan amanah yang Engkau berikan sampai akhir hayat kelak.