Samsul Azwar

Guru IPA di SMPN 1 Muara Bungo, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.Jebolan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya. SD sampai SMP di Selesaiksn di Metro Lampu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Just in Time Learning konten pembelajaran IT untuk Menelurkan dan Menetaskan Buku
Image by Pixabay: License Free for commercial use no attribution required

Just in Time Learning konten pembelajaran IT untuk Menelurkan dan Menetaskan Buku

Kelas pelatihan Satu Guru Satu Buku (sagusabu) Selama dua hari bisa jadi sangat luar biasa. Ada masa ketika selesai pelatihan dari 150 peserta ditelurkan 150 judul buku (bisa saja lengkap dengan cover). Tetapi perlu diingat bahwa buku-buku itu baru “ditelurkan” belum benar-benar “ditetaskan” apalagi sampai “berkotek-berkokok” di Kazanah perbukuan.

“Menetaskan” jadi hal sulit ketika inspirasi mengalami kebuntuan. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi “telur” tetap hanya menjadi telur menjadi buyo (terminologi jambi untuk menjelaskan jenis telur yang tidak menjadi individu baru bisa busuk atau tidak busuk tetapi tidak juga menetas).

Just-In-Time sendiri merupakan filosofi yang diciptakan dikembangkan perusahaan Jepang Toyota Motor Corporation’s . pilosofi ini kemudian berkembang tidak hanya menjadi Toyota’s Organizational Culture Characteristics kemudian menyebar menjadi budaya perusahaan jepang bahkan dunia.

Just In Time (JIT) adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Berujuan untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya.

JIT kemiudian diadopsi dalam pembelajaran IT menjadi Just-In-Time-Learning (JITL). Dalam hal ini daripada harus membuat kelas khusus IT, maka IT diajarkan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhan. Secara lebih sederhana dapat digambarkan pada contoh berikut. Sesorang yang bertanggung jawab dibidang keuangan lebih membutuhkan Excel dan aplikasi pengolah angka dibandingkan aplikasi gambar dan video. Penanggung jawab HRD sepertinya lebih membutuhkan penguasaan jaringan, aplikasi presentasi dan aplikasi pengolah gambar. Maka bisa dibayangkan jika seluruh personalia diberikan pelatihan, maka akan terjadi pemborosan materi pelatihan. Langkah terbaik adalah memberikan penyelesaian permasalahan ditempat kerja , artinya jika personalia terbentur masalah maka ia dapat langsung belajar saat itu juga (just in time) tidak perlu harus menunggu, sehingga produktifitas tidak terganggu.

Maka JITL kemudian menjadi relevan ketika penulis Newbi selesai dari pelatihan. Kebuntuan menjadi berlarut-larut jika tidak ada salurannya. Langkah itu terpecahkan dengan bantuan teknologi. Maka aplikasi perpesanan sekarang ini bisa sangat memudahkan menghangatkan kembali inspirasi yang sudah terlanjur dingin. Dengan kesempatan menyelesaikan hambatan maka telur itu bisa ditetaskan tepat waktu. Bertanya tentang semua permasalahan menjadi salah satu langkah untuk menyelesaikan permasalahan menulis buku. Jadi jika ada permasalahan jangan diam, selalu bertanya. Maka sebanyak-banyak yang bercanda akan ada yang membantu kita.

Bayangkan seekor anak ayam cantik yang baru menetas berciap-ciap dan menggemaskan sebagai buku anda.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah mantap Pak Samsul

13 Mar
Balas



search

New Post