Di setiap malam yang hening dan senyap aku selalu melakukan kebiasaan ku yakni begadang. Ya , memang kata orang bergadang tidak baik bagi kesehatan baik fisik maupun mental. Tapi entah mengapa setiap malam ku selalu tidak bisa tidur dan menghabiskan waktu dengan memainkan HP ku.

Instagram, Facebook, WhatsApp, YouTube, dan sesekali Gurusiana adalah teman begadang ku setiap malam. Ketika aku membuka lembaran memori lama di akun Instagram ku, dengan tidak sengaja aku menemukan foto bersama para sahabat di masa SMK. Kami berfoto dengan pose saling berpelukan erat dihiasi senyum bahagia yang sangat tampak memancar di setiap wajah kami.

Suasana hening berubah menjadi sendu karena rindu yang menyusup lewat album usang yang indah. Seketika otak langsung membuka gudang memori dan kenangan bersama mereka di masa-masa sekolah, mulai dari kenangan sedih sampai gembira. Semuanya terbang melayang di pikiran ku.

Sepertinya menjadi hal yang lumrah jikalau remaja sekolah membuat grup yang berisikan sahabat-sahabat mereka atau yang kita sering ketauhi dengan sebutan "GENG". Begitu pun kami, kami sepakat mengikat persahabatan kami dengan nama "RASES". RASES adalah singkatan nama dari kami semua yaitu: Rafli, Rimba, Aurel, Adit, Shandi, Eldad, Eka, Septo.

Takan pernah habis jikalau bercerita tentang mereka. Rafli dengan lawakan dan kekonyolannya, Rimba dengan suara tertawanya yang khas, Aurel dengan sikap polos dan receh, Adit dengan sikap pongo, Eldad dengan kebiasaan gaming yang ekstrim, Eka dengan suara yang cempreng nan cerewet, Septo dengan sifat gaje dan suara falsnya. Semua memiliki karakter masing-masing yang berbeda. Tetapi ketika berkumpul dalam suatu moment, kami terlihat seperti grup lenong dengan banyolan yang menggelitik hingga perut terasa sakit. Disaat itu lah pasti terjadi suatu momen yang baru nan indah.

Dari situ aku tau, jika perbedaan dapat di satukan dengan sikap tenggang rasa dan penuh kasih sayang akan menciptakan keindahan yang hakiki dan tak tertandingi. Banyak sekali hiruk pikuk persahabatan yang telah kami lalui. Mulai dari perkenalan, saling akrab, main bareng setiap hari, nongkrong areng, perselisihan, ngomongin di belakang. Semuanya telah di lalui dan kami jadikan proses pendewasaan dalam menjalani persahabatan.

Satu tahun berlalu selepas kelulusan sekolah kami. Kami menempuh perjalanan hidup yang berbeda semua. Ada yang melanjutkan kerja, kuliah sambil kerja, fokus kuliah, dan pemagangan ke Jepang. Ku berharap walaupun cara untuk mengambil jalan hidup kita berbeda semoga kita dapat mencapai definisi sukses yang kita inginkan. Sahabat....

Engkau begitu hebat...

Jagalah ikatan ini dengan erat...

Akupasti akan selalu ingat..

Masa-masa yang indah dan hangat...

Terimakasih Sahabat..

Nama mu akan selalu melekat.

Di hati ini dengan sangat erat.

Cikarang, 7 Mei 2019.

Shandi Ismail