LARUT BERSAMA WAKTU YANG BERGULIR

Oleh: Sanria Elmi

Entah sudah purnama ke berapa hari ini, aku tak meliukkan jemari tanganku yang terkadang sudah mulai terasa kaku oleh waktu yang tak pernah menunggu.

Malam ini, di sudut perkampungan nan sunyi, di dalam gubuk yang telah memberikan perlindungan dari dinginnya malam dan teriknya mentari di kala siang, aku mencoba menggerakkan jemariku di atas keyboard laptop yang telah termakan usia.

Apa yang hendak kutuliskan?

Untuk siapa aku menulis?

Ah, cukup dua pertanyaan itu yang menjadi topikku kali ini.

Larut bersama waktu yang bergulir.

Aku ingin menyampaikan bahwa terkadang waktu mampu menjadikan seseorang terpaku tanpa daya atau berpacu dalam karya.

Aku kali ini benar-benar larut oleh waktu yang terus bergulir, sementara aku hanya terpaku menatap kepergian masa yang tentunya takkan dapat kuputar kembali.

Aku yang terpaku tanpa daya, ingin mencoba melebur ratap menjadi tatap dalam penuh harap, agar esok tak lagi jadi sesal yang mengarat di relung jiwa.

Aku yang terlena, terpuruk dalam waktu yang tak pernah menunggu. Aku ingin mencoba untuk bangkit, sungguhpun kutahu bahwa tak semudah membalik telapak tangan. Tapi tekad yang bulat, akan membawaku untuk kembali melanjutkan langkah meski tak setegap langkah ketika itu.

Untuk diriku, untuk siapa saja yang merasa bahwa langkah-langkah yang terhenti karena larut bersama waktu. Sementara waktu terus berganti dan berlalu pergi.

Mungkin, inilah saatnya, bangkit, melebur diri namun tetap bergerak dengan penuh optimis.

Salam Literasi untuk Para Guru Hebat, Para Penulis Hebat.

Sukses selalu untuk semuanya.

Tiada kata terlambat, selagi ada keinginan.