Santi Nurmalahayati

Guru Bimbingan Konseling di SMAN 15 Surabaya. Penulis buku berjudul Guru (Harus) Ke Luar Negeri! dan Jejak Emas di Olimpiade Guru Nasional. Pernah terpilih seba...

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR LAGI TENTANG HITS, BUKAN HOTS

BELAJAR LAGI TENTANG HITS, BUKAN HOTS

BELAJAR TENTANG HITS, BUKAN HOTS

DALAM WORKSHOP BAGI GURU BK, DARI EDUCATION NEW ZEALAND

Senin, 6 Mei 2019. Hari pertama Ramadhan. Sebuah undangan yang masuk melalui email saya sejak bulan lalu sudah saya iyakan. Untuk mengikuti pelatihan bagi guru BK yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan New Zealand (ENZ) di hotel Sheraton Surabaya. Ini adalah tahun ke-4 ENZ bekerja sama dengan Fortrust education services mengundang kami, para guru BK SMA di Surabaya untuk mengikuti workshop. Dan saya tak pernah menyia-nyiakannya. Meskipun baru awal Ramadhan, saya tetap antusias mengikutinya. Karena kesempatan belajar ini terlalu berharga untuk dilewatkan.

Dari 3 pelatihan yang diadakan oleh ENZ sebelumnya, saya belajar cara pandang baru tentang layanan bimbingan konseling bagi murid-murid saya di sekolah. Narasumbernya didatangkan langsung dari New Zealand. Mereka adalah dosen, peneliti, konselor, dan praktisi pendidikan dari universitas-universitas di New Zealand. Dari mereka, saya mempelajari tentang metode bimbingan karier menggunakan kartu RIASEC di tahun pertama, konseling naratif di tahun kedua, dan membimbing siswa membangun karier, bukan sekedar memilih karier, di tahun ketiga. Dari materi di tahun-tahun sebelumnya, saya telah mengembangkannya menjadi media layanan bimbingan konseling di sekolah. Salah satunya, kartu RIASEC, yang mengantarkan saya menjadi pemenang Olimpiade Guru Nasional di tahun 2018. Materi dari konselor karier Yvone Gaut tahun lalu juga menjadi dasar pengembangan metode “proposal hidup” yang saya gunakan dalam layanan bimbingan karier di sekolah. Tahun ini, saya percaya akan menemukan hal baru lagi.

Tema tahun ini adalah Future Proofing Education for Generation Z. Menyiapkan pendidikan masa depan bagi generasi Z. Pertemuan ini mendatangkan 2 narasumber sekaligus, yakni Ms. Maree Brannigan dari Massey University, dan Dr.Mohamed Alansari dari The University of Auckland. Ms. Maree adalah direktur Tatai Angitu, sebuah institusi yang bergerak di bidang pengembangan profesional guru. Perempuan paruh baya yang ramah ini membagikan ilmunya tentang memahami generasi Z, dan bagaimana strategi guru dalam menghadapinya. Dr.Mohamed Alansari, mantan guru SD yang kini menjadi peneliti pendidikan yang fokus pada proses belajar siswa di kelas dan di sekolah yang memiliki dampak secara sosial dan akademik. Dalam workshop kemarin, lelaki energik asal Bahrain ini menyampaikan materi tentang pandangan New Zealand terhadap kepemimpinan, pengajaran, dan peningkatan hasil belajar siswa.

Workshop berlangsung selama 3 jam, dan saking menariknya, waktu terasa berlalu begitu cepat. “Loh, sudah jam 12..” Respon Pak Johanes Mardijono, Kepala SMAN 15 Surabaya yang duduk di sebelah saya, sesaat setelah Dr.Mohamed menyelesaikan paparannya. Dalam waktu yang singkat ini, kami tidak hanya diceramahi tentang pengetahuan baru, namun kami juga diajak terlibat, berpartisipasi secara aktif, hingga menemukan banyak inspirasi melalui pengalaman yang menyenangkan. Ms.Maree berhasil mengubah mindset peserta (Kepala Sekolah dan guru BK) tentang generasi Z melalui kutipan dari Socrates yang dilanjutkan dengan polling online menggunakan aplikasi PollEv. Bahwa karakter remaja yang dianggap pembangkang,tidak menghormati orangtua, tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tidak lagi bersikap hormat ketika orang yang lebih tua memasuki ruangan, dan bertindak sewenang-wenang terhadap gurunya adalah karakter yang sama dengan zaman tahun 400 Sebelum Masehi!. Jadi, mari kita berhenti menghakimi remaja-remaja yang sangat berharga ini. dengan mengenalinya lebih dekat, dan mencari tahu cara terbaik menghadapinya.

Dari diskusi dengan Ms.Maree juga, kami belajar memahami tentang strategi pembelajaran kontekstual berbasis kenyataan. Ia memberi contoh sebuah soal matematika. Soal ini mengajak siswa belajar untuk menyelesaikan masalah nyata dengan mempertimbangkan aspek sosial, keadilan, mempelajari kosakata baru, dengan perhitungan matematis.

Salah satu pembahasan menarik yang akan saya angkat dalam tulisan ini adalah tentang HITS, High Impact Teaching Strategies. Strategi pembelajaran yang memberikan dampak besar bagi siswa. Ini adalah hal yang sangat penting bagi guru. Agar proses belajar mengajar tidak sekedar proses menggugurkan kewajiban. Asal hadir di kelas dan memberikan materi pelajaran sesuai kehendak. Materi HITS ini dibahas setelah memaparkan tentang dimensi dari pembelajaran yang efektif, dan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran yang efektif. Selanjutnya, peserta mendiskusikan tentang kriteria guru yang efektif, yang mampu memberikan dampak besar dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif akan terjadi jika guru menguasai 3 dimensi, yakni pengetahuan; penyampaian, kejelasan, dan organisasi; serta kehangatan dan antusiasme. Pada dmensi pengetahuan, guru tidak hanya menguasai materi bahan ajar yang tertulis di buku, namun guru juga perlu menguasai manfaatnya dalam kehidupan, dan keterhubungannya dengan aspek-aspek lain sehingga mampu mengeksplorasi dan memperdalam pemahaman siswa terkait materi tersebut. Setelah menguasai pengetahuannya, guru juga dituntut untuk mampu menyampaikan dengan jelas dan terstruktur agar siswa mampu menangkap seperti yang diharapkan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kehangatan dan antusiasme guru, yang dapat membuat siswa merasa nyaman dan terlibat dalam pembelajaran.

Seperti apa sih guru yang efektif? Dr.Mohamed menjabarkannya ke dalam 6 kriteria, yakni :

1. Mengajar berdasarkan bukti / data. Ketika mengajar, guru sudah memiliki data tentang kemampuan siswanya. Bisa dari pencapaian akademik sebelumnya, kecenderungan gaya belajarnya, maupun dari hasil pengamatan dan wawancara dengan siswanya. Dengan data ini, guru akan mengajar sesuai kebutuhan dan kemampuan siswanya. Kalau guru BK mengenal need assessment, atau pengukuran kebutuhan sebeum membuat program dan merencanakan layanan.

2. Kejelasan guru (dalam mengungkapkan harapannya, dalam memberikan instruksi, dalam memberikan feedback).

3. Bergairah/Passionate dalam mengajar. Yang ini, sudah dicontohkan langsung oleh Dr.Mohamed. Selama menyajikan materi, semangat dan energinya terpancar, dan dapat dirasakan oleh peserta workshop. Gesture tubuhnya, ekspresi wajahnya, produksi suaranya, didedikasikan dengan tulus kepada audiensnya. Sebagai murid, rasanya saya tidak sempat untuk tidak fokus. Hingga waktu terasa begitu cepat berlalu.

4. Membangun hubungan yang kuat. Nah, ini dia. Guru yang mampu membangun hubungan yang kuat dengan muridnya, akan dirindukan oleh muridnya. Keterikatan dengan sang guru inilah yang akan membuat siswa juga memiliki keterikatan dengan pelajarannya. Tidak heran kan, kalau kecenderungan siswa menyukai pelajaran sangat ditentukan oleh gurunya?

5. Dampak monitoring. Maksudnya begini, ketika guru mengajar berdasarkan bukti/data, maka guru akan tahu dimana kemampuan siswa saat memulai pembelajaran. Misalnya, kemampuan awal siswa yang satu 40, yang satu 70. Jika guru mampu melakukan proses monitoring dengan tepat, maka si 40 akan dipantau hingga mampu mencapai 70, dan si 70 akan diarahkan hingga mencapai 100 di akhir pembelajaran. Jadi, siswa tidak akan menghadapi tuntutan yang tidak realistis. Lagi-lagi, ini harus berdasarkan data.

6. Melakukan pengembangan diri secara professional. Seorang guru tidak boleh berhenti belajar. Karena dunia terus berubah, begitupun peserta didik. Setidaknya, sisihkan waktu sekali dalam setahun untuk mengembangkan profesionalisme.

Nah, untuk menjadi pengajar yang efektif ini, guru perlu menunjukkan sikap mendengarkan, menghormati orang lain, fleksibel terhadap kebutuhan masing-masing individu, menerima perbedaan, menunjukkan ketertarikan terhadap murid-muridnya, memiliki selera humor yang baik, menunjukkan keyakinan terhadap kemampuan siswa, tidak menghakimi, menghargai komunikasi, dan selalu mendukung. Sebenarnya sederhana saja kan? Yang sulit itu, mengelola dirinya, baik secara fisik, emosional, dan intelektual, untuk selalu mampu mempertahankan sikap seperti itu. Karena guru juga manusia, yang punya masalah, punya ketakutan, kekecewaan, dan emosi negatif lain yang bisa menghambat guru untuk menjadi pengajar yang efektif. Saya juga masih harus belajar lebih banyak nih, untuk bisa menerapkan sikap-sikap diatas, untuk menjadi guru efektif.

Selain sikap, guru juga perlu mengetahui, strategi mengajar apa yang memberikan dampak lebih besar (HITS). Dari hasil penelitian, DR.Mohamed merangkum strategi apa saja yang memberikan dampak besar bagi siswa, yakni :

1. Merumuskan tujuan, maksudnya ketika memulai pembelajaran, baik guru maupun siswa mengetahui apa yang ingin dicapai. Materi apa yang akan dipahami, skill apa yang dikuasai, sikap apa yang diharapkan. Bukan sekedar nilai minimal yang harus dicapai. Dan, dalam proses pembelajaran, guru akan mengantarkan siswa mencapai tujuannya.

2. Pembelajaran yang terstruktur. Sejak awal, guru sudah tahu apa yang akan diakukan, metode apa yang digunakan, perlengkapan apa yang dibutuhkan, dengan siapa harus berkolaborasi untuk mendukung proses pembelajaran.

3. Pengajaran yang eksplisit, artinya pengajaran yang disampaikan dengan jelas. Untuk apa mempelajari suatu hal. Mengapa menerapkan metode ini.

4. Memberikan contoh-contoh dan panutan dalam bekerja. Siswa akan melakukan sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh gurunya. Karenanya, guru merupakan ssok yang dapat menginspirasi siswa.

5. Pembelajaran kelompok untuk bekerja sama dan berkolaborasi

6. Mengekspos materi berkali-kali, diulangi dengan berbagai cara.

7. Banyak memberikan pertanyaan yang semakin dalam, yang mampu menstimulasi kemampuan berpikir siswa pada level yang lebih tinggi.

8. Memberikan tanggapan. Tanggapan yang baik adalah yang melibatkan siswa pada pembicaraan yang konstruktif terkait masalah yang dihadapi, bukan orangnya.

9. Strategi metakognitif (berpikir untuk berpikir)

10. Pengajaran berdasarkan bukti-bukti, seperti kriteria guru efektif diatas.

Karena keterbatasan waktu, tidak semua strategi dijelaskan secara detail oleh Dr.Mohamed kemarin. secara umum, guru-guru di New Zealand sudah mengenali hal-hal yang dapat mendukung tercapainya dampak besar dalam pembelajaran (predictor), dan hal-hal yang dapat mengganggu tercapainya dampak pembelajaran (distractor). Beberapa predictor diantaranya, data tentang pencapaian sebelumnya, data tentang kinerja keberhasilan siswa dalam belajar, strategi pengaturan diri dalam belajar, harapan terhadap diri sendiri, kecakapan dalam berkomunikasi dan berbahasa, kehadiran, motivasi, kecenderungan stress dan kecemasan, serta kebiasaan menunda. Data-data ini perlu diketahui oleh guru untuk memahami peserta didik dan memberikan pengajaran yang sesuai. Beberapa hal yang jika dilakukan oleh guru dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran, diantaranya: grup belajar yang kecil, tri-dimensional (pengetahuan, penyampaian, antusiasme) dalam mengajar, sering memberikan tanggapan, hubungan antara guru dan murid yang kuat, serta pengajaran mikro (lesson study, dimana guru berkolaborasi dengan kolega guru untuk saling mengevaluasi dan memberikan saran-saran yang membangun demi kualitas pengajaran yang lebih efektif).

Selain predictor, guru juga perlu mengetahui distractor, hal-hal yang dapat menghambat tercapainya pembelajaran yang efektif. Diantaranya, umur dan jenis kelamin murid, status kewarganegaraan (karena di New Zealand sangat multkultur), dan strategi menghafal/latihan mengulang-ulang. Pemanfaatan teknologi secara mandiri juga dianggap tidak berdampak. Misalnya, siswa diberi tugas untuk browsing suatu materi. Hal ini dapat membuat siswa membuka berbagai pilihan yang dapat diakses melalui internet. Lebih baik jika gurulah yang memberikan link/sumber materi, dan memberikan panduan kegiatan atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Belajar secara online juga termasuk salah satu distractor, yang dianggap tidak berdampak dalam keefektifan pembelajaran. Begitu pula pengelompokan berdasarkan kemampuan. Siswa akan dianggap lebih berkembang jika memiliki dinamika kemampuan yang beragam.

Paparan yang disampaikan oleh Dr.Mohamed dalam workshop kemarin terdengar sangat familiar. Sudah biasa didengar, tapi belum tentu dilaksanakan. Di Indonesia, saat ini guru-guru masih belajar tentang HOTS, Higher Order Thinking Skills, yakni bagaimana membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Nah, HITS yang disampaikan kemarin lebih kepada penerapannya dalam proses pembelajaran. Dan ternyata, strategi pengajaran yang memberikan dampak besar (HITS) memang dilakukan dengan membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa (HOTS). Hal ini tampak pada strategi questioning/memberikan pertanyaan, dan strategi metakognitif (berpikir untuk berpikir) pada HITS. Jadi, HOTS tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari HITS. Anda jadi makin bingung..? Itu tandanya kita memang harus belajar lagi.. Ya tentang HOTS, juga tentang HITS. Terimakasih Education New Zealand dan Fortrust Education, untuk kesempatan belajar yang sangat mencerahkan.

Surabaya, 7 Mei 2019. 2 Ramadhan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Menu bergizi di bulan Ramadan. Terima kasih Ibu!

07 May
Balas

Terimakasih Pak.

07 May

Sukses dan terus berkarya ibu. Semoga menjadi inspirasi bagi generasi guru berikutnya. Amin

11 May
Balas

Sukses dan terus berkarya ibu. Semoga menjadi inspirasi bagi generasi guru berikutnya. Amin

11 May
Balas

keren sekali bunda, barakallah...

08 May
Balas

Terima kasih

08 May
Balas

Luar biasa ilmunya, terima kasih mbak Santi, salam kenal ya...

08 May
Balas

belum begitu jelas langkah-langkahnya.

08 May
Balas



search

New Post