sarah sabrina

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Jika kau tak suka sesuatu, ubahlah! Jika tak bi...

Selengkapnya
Navigasi Web
NARASI TENTANG LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI LINGKUNGAN SENDIRI

NARASI TENTANG LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI LINGKUNGAN SENDIRI

Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan sangat dibutuhkan dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.

Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi lembaga pendidikan. Meskipun pembahasan ini tidak di jelaskan dalam Al-Qur’an secara detail, akan tetapi terdapat bebebrapa isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian. Saya akan menarasikan secara singkat lembaga pendidikan Islam dan perannya yang terdapat disekitar tempat tinggal.

1. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah dekat dengan tempat saya tinggal, ada berbasis Negri (SDN), ada pula berbasis swasta (MI). Tentu saja yang terlihat dan amat menonjol dari kurikulumnya, sekolah yang berbasis Negri lebih sedikit nilai, moral dan pengajaran agama Islamnya. Para peserta didiknya hanya mendapat sedikit pengetahuan dan pengenalan Islam di lingkungan sekolah. Mereka hanya menargerkan kurikulum dari Dinas. Berbeda dengan sekolah yang berbasis swasta. Lebih banyak pembelajaran, pengenalan dan pendalaman tentang islam. Sekolah berbasis swasta ini memadukan antara kurikulum Dinas dan lebih berusaha juga menargetkan para peserta didiknya agar menanamkan keislaman, sasarannya merujuk pada syariat islam, bertujuan mendapat ilmu dunia dan juga terlebih lagi ilmu akhirat.

2. Majelis ta’lim

Masjid ta’lim ini bertempat samping rumah tempat saya tinggal. Majelis ta’lim ini telah bergerak aktif sejak saya bersekolah tingkat MI. Peran majelis ta’lim ini sangat berguna sekali untuk remaja dan tekhusus para ibu. Majelis ta’lim ini menciptakan tim Qasidah yang mana semua anggotanya tak lain dan tak bukan adalah dari kalangan para ibu. Namun, yang sangat disayangkan, majelis ta’lim ini hanya berdakwah dan membuka pengajian pada hari kamis pagi saja. Hari lain tidak ada kegiatan lagi. Dan terlebih lagi, yang datang ke pengajian hanya para ibu, kebanyakan dari mereka sudah mulai tua/lansia. Mungkin para remaja perempuan di kampung saya banyak yang bekerja, termasuk saya. akibatnya majelis ta’lim di kampung saya sepi dari kalangan remaja.

3. Masjid

Masjid adalah tempat sarana ibadah kaum muslim. Masjid juga menjadi tempat lembaga pendidikan Islam. Kegiatan masjid di dekat tempat saya tinggal ini diantaranya adalah shalat berjama’ah, mengaji yasin bersama pada setiap malam jum’at, dakwah, ceramah pada setiap malam sabtu. Kegiatan-kegiatan perayaan islam pun terselenggara di masjid ini. seperti maulid Nabi Muhammad SAW, perayaan Isra Mi’raj, shalat Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Kebanyakan dalam kegiatan tersebut, dihadiri dari kalangan pria muslim. Kalangan perempuan jarang mengikuti kegiatan di masjid ini. Masjid merupakan tempat sentral bagi para muslim.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post