Menjadi anggota Media Guru dan Gurusiana merupakan kehormatan bagi saya yang notabene orang kampung. Atau lebih pasnya pedalaman dan pertengahan sesuai dengan letak geografis daerah saya. Untuk level guru kampung macam saya, semua yang telah saya lakukan adalah hal di luar sadar dan juga nalar. Bagaimana tidak? Saya berani bergaul dengan orang-orang hebat yakni para guru berprestasi tingkat nasional yang telah go Internasional. Saya tak cuma mengikuti akun sosial media beliau semua. Tetapi saya berani memberi berbagai komentar pada kiriman para guruguru berprestasi tersebut. Komentar yang kerap kali saya tuliskan adalah kekaguman saya akan prestasi beliau semua. Dan sayapun mendapat hal luar biasa. Yakni do'a dari para jauara tersebut. Beliau semua meyakinkan saya bahwa setiap prestasi adalah buah dari usaha yang penuh dengan dedikasi dan inovasi. Yang intinya bahwa saya juga bisa beprestasi asalkan saya mau mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki sesuai porsi. Namun sayang. Setiap ajang apresiasi yang membuahkan prestasi tersebut mengharuskan saya ke luar dari kandang (rumah). Maka kembali saya harus menyimpan rapi mimpi prestasi itu. Karena saya sudah mengikrarkan diri sebagai ibu rumah tangga sejati. Namun keyakinan dalam hati tetap abadi bahwa semua akan indah di suatu saat nanti.

Sejenak lupakan mimpi yang tertata rapi. Maka sayapun mulai membuka gurusiana dan membaca beberapa tulisan gurusianer dan tulisan sendiri. Ternyata tulisan saya mendapat komentar dari pak Ahmad Syaihu. Beliau terus menyemangati saya untuk menulis dan akan memberi apresiasi kalau saya mampu membuat 1 atau 2 tulisan setiap hari dalam waktu seminggu ini.

Ah, saya jadi malu tapi saya mau menulis di gurusiana untuk mendapat banyak guru dan saudara yang baik hati macam Pak Guru Ahmad Syaihu dan semua gurusianer tentunya.

Menjelang subuh, 10 10 2018