Otter adalah nama lain Berang-berang atau Linsang. Salah satu hewan peliharaan anak Millenial. Otter tergolong hewan mamalia semiakuatik dengan subfamili Lutrinae. Senang bermain dan berenang dengan gesit. Biasanya yang dipelihara adalah Otter cakar kecil.

Ada grup komunitas pecinta Oter ternyata, sebut saja Komunitas Otter Indonesia misalnya, yang beralamat di Jl. Kota Bambu Selatan no. 6, Tanah Abang. Setiap wilayah juga banyak pecinta Otter. Misalnya ada komunitas pecinta Otter Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bayuwangi, dan Malang. Komunitas pecinta Otter ini ternyata tidak hanya di Indonesia, di luar negeri juga banyak komunitas pecinta Otter, misalnya di Australia, di Belanda, di Eropa, dan di Amerika.

Makanan utama Otter adalah ikan, atau yang berbau ikan. Cara makannya mesti dipegang. Sebelumnya, makanan diendus dulu dengan hidungnya, kalau cocok maka diarahkan ke mulutnya untuk dimakan. Tangannya mirip tangan kera, halus dan lembut, dapat memegang makanannya.

Wajah lugunya menawarkan kegemesan. Telinganya kecil, moncongnya mirip anjing juga mirip tikus, dengan mulut lebar agak di bawah. Matanya seperti kucing, ada di bagian atas berlawanan dengan mulutnya. Tangannya digunakan untuk memegang makanan yang diarahkan ke mulutnya.

Otter bukan hewan nokturnal, yang mencari makan di malam hari. Juga bukan hewan diurnal, yang mencari makan di pagi hari. Tetapi Otter adalah Crepuscular, maksudnya mencari makan mulai dari magrib hingga subuh.

Pemelihara hewan ini harus memahami dengan 3B-nya Otter, yaitu Bau-Boros-Berisik. Bau, kalau ingin memelihara Otter ini harus mau mencium bau khasnya Otter ini, seisi rumah pasti akan mencium bau khas ini. Otter ini hewan yang “Boros”. Pemelihara Otter setidaknya mau menyediakan makannya, yaitu 20% dari berat badannya. Terakhir, Otter itu Berisik, sering mengeluarkan suara. Suara meminta makan, suara meminta main, dan suara mau tidur.

“Otter… Otter… Bubuu... Ayoo pulang…!!” begitu keponakanku memanggil menyuruh pulang si Otternya yang bernama Bubu.

Yang dipanggil langsung lari dengan cepat sekali menyusul langkah-langkah kaki keponakanku, dan mendahuluinya. Begitulah Otter sering dibawa main ke luar rumah. Otter hewan legal untuk dipelihara. Masyarakat sekitar juga sudah mengetahui, jadi tak takut lagi melihat Otter bermain. Dipelihara dari bayi, Otter sepertinya tau siapa yang baik dan tak baik padanya.

Terkadang Otter menampakkan kekesalannya dalam perlakuan yang menjengkelkannya. Misalnya saat digendong, dipegang di kedua ketiaknya, lalu Otter memutar-mutarnya pinggulnya, lalu dilepaskan dengan paksa sambil dilempar, maka marahlah si Otter. Kemudian Otter berbalik, lari cepat, lalu digigitnya bokong yang melempar tadi.

“Auu…!!!” yang digigit berteriak kesakitan.

Hewan ini tumbuh besar berkisar 3-5 kilogram saja. Bila tidur, hewan membutuhkan kehangatan. Biasanya ia menggulung-gulung kain-kain selimutnya, untuk berdiam menghangatkan diri. Kalau kepanasan ia akan langsung nyemplung ke dalam air, tiba di dasar air ia memutar-mutar lalu muncul ke permukaan air di pinggir kolam.

Sapa mau Otter yang sudah besar ini…? umurnya sekarang hampir 2 tahun.

#H-43