Sari Mulyani

Duluu, saya tidak suka pelajaran mengarang. Tetapi sejak bergabun di Gurusiana, saya ditantang menulis dan menulis. Enak juga juga jadi penulis.... Hmmmm, Trims...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH CINTA TSABIT BIN MARZABAN  (Ayah Imam Abu Hanifah)
Imam Abu Hanifah

KISAH CINTA TSABIT BIN MARZABAN (Ayah Imam Abu Hanifah)

Tantangan Baru #40

Seorang pemuda alim ingin menuntut ilmu ke suatu tempat ang cukup jauh. Setelah melewati perjalanan yang melelahkan, Ia tiba di suatu kebun apel yang sedang berbuah. Buah apel yang ada sangat lebat dan sudah ranum masak mengundang selera. Pemuda itu bernama Tsabit bin Marzaban, langsung memetik sebuah apel dan langsung memakannya dengan nikmatnya. Sambil memuji rasa buah apel yang amat lezat itu, terbetik penyesalan dalam hatinya. “Mengapa aku makan buah apel ini tanpa seizin si empunya kebun. Astaghfirullah,” sesalnya.

Ia pun bertekad untuk menemukan si pemilik kebun. Mulailah ia mencari-cari ke segenap pojok kebun yang luas itu. Hingga akhirnya menjelang sore bertemulah pemuda Tsabit dengan pemilik kebun tersebut.

“Wahai… pemilik kebun, benarkah ini kabun paduka?” Tanya Tsabit.

“Benar wahai anak muda… SIlakan masuk…,” kata orangtua pemilik kebun itu.

“Saya hanya sebentar Tuan paduka,” kata Tsabit lagi.

“Tidak bisa. Anda tamu saya, saya harus menjamu tamu. Masuklah dahulu, kita bicara di dalam,” sahut orang tua itu.

Maka ikutlah pemuda Tsabit ke dalam rumah pemilik kebun itu. Sesampainya di dalam rumah, aneka buah-buahan ada diatas meja untuk menjamu tamu. Akhirnya, pemuda Tsabit tadi mengutarakan maksudnya.

“Saya berjalan dari tempat yang jauh, lalu saya sampai di kebun Tuan. Kemudian saya makan apel ini tanpa meminta izin pada Tuan. Mohon Tuan mengikhlaskan apel yang telah saya makan ini agar saya kelak tidak malu menghadap Tuhanku,” pinta pemuda Tsabit.

“Baiklah, itu dapat saya ikhlaskan. Namun ada syaratnya..,” berkata Tuan pemilik kebun itu.

“Apa syaratnya Tuan?” tanya pemuda tersebut.

“Syaratnya, anda harus mau menikah dengan anak saya. Anak saya seorang yang bisu, buta, tuli, dan lumpuh,” jawab Tuan pemilik kebuh.

“Silakan anda pikirkan malam ini. Disana ada kamar untuk menginap tamu, silakan anda beristirahat dan pikirkan semalam ini. Besok saya tunggu jawabannya,” ujar Tuan pemilk kebun.

Pemuda Tsabit berpikir keras. Bagaimana malangnya nasibnya, hanya makan sebuah apel saja syaratnya harus menikah dengan seorang wanita yang bisu, tuli, dan lumpuh.

Dengan kepasrahan yang dalam, dan demi keikhlasan atas sebuah apel yang telah dimakannya itu, pemuda Tsabit pun menghadap Tuan pemilik kebun.

“Wahai Tuan pemilik kebun, demi keikhlasan engkau, aku menerima syarat yang Tuan ajukan,” jawab Pemuda Tsabit itu.

“Alhamdulillah…. ,” jawab Tuan pemilik kebun itu.

Singkat kata, terjadikan ijab qobul pernikahan pemuda Tsabit dengan putri sang Tuan Pemilik Kebun. Pada malam pertama, pemuda Tsabit agak kikuk memasuki kamar putri yang telah menjadi istrinya itu, yang buta, bisu, tuli, dan lumpuh.

Begitu masuk, ia heran disambut dengan wanita cantik sempurna tanpa kurang suatu apapun. Lalu sang pemuda prtes kepada Tuan Pemilik kebun. Teapi kemudian, sang pemilik kebun menerangkan bahwa benar anaknya itu buta dari melihat hal-hal yang terlarang; Anaknya itu juga bisu, dari membicarakan hal-hal yang dilarang agama; Anaknya juga tuli, dari dari mendengarkan hal-hal yang kurang baik; dan yang terakhir, anaknya itu lumpuh, dari mengunjungi tempat-tempat yang dilarang.

Demikian kisah yang diluar kebiasaan itu. Tahukah anda, anak dari keturunannya itu kini menjadi Imam Besar yang sekarang telah berhasil membuat Buku Referensi Mazhab yaitu bernama Imam Abu Hanifah.

Wallahu a’lam. Tabik.

Depok, 9 Februari 2022.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul Bun kisah cintanya.

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas

Mantab Bun

10 Feb
Balas



search

New Post