SARNIYATI YUSMANITA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cut Nyakdin di zaman globalisasi

Cut Nyakdin di zaman globalisasi

Dalam (Aku, yang bangga telah menjadi GURU)

GURU, ya! siapa yang tidak mengenal profesi mulia tersebut. Sejak kita terlahir, ibu telah menjadi guru perdana bagi kita. Guru tanpa sekolah dan tanpa berbayar. Diusia pra sekolah, kita sudah mengenal beberapa sebutan profesi guru, yaitu guru paud dan guru TK. Ketika memasuki jenjang sekolah formal, kita benar-benar mengenal yang namanya guru. Benar-benar memaknai apa itu guru. Pesan ibu dirumah setiap hendak benrangkat kesekolah tak lain dan tak bukan adalah patuh dengan guru ya nak. Pesan itu mengantarkan kita mendewakan guru, membenarkan guru sekalipun salah. Pernah suatu ketika seorang guru yang salah menyelesaikan proses penyelesaian soal, namun tetap benar dimata siswanya meskipun orang disekelilingya telah mengajari proses yang benar. Baginya cara yang disampaikan gurunya tetaplah cara yang benar. Begitulah makna guru bagi seorang siswa Sekolah Dasar. Dan kini aku telah menjadi seorang guru di Sekolah Dasar

Menjadi guru bukanlah cita-cita awalku. Tak ada alasan yang kuat yang mendasariku untuk tidak bercita-cita sebagai guru. Aku hanya bercita-cita menjadi seorang pengacara. Bagiku pengacara itu adalah seorang pembela dalam sebuah persidangan. Ketika menjadi pengacara besar kesempatan bagiku untuk berbuat baik dan berbuat lebih dalam membela kebenaran, membela kaum yang lemah, membela hak-hak perempuan, mebela hak-haknya para warga desa yang selalu diserobot perusahaan pendatang. Itulah cita-citaku ketika duduk dibangku sekolah tingkat pertama.

Seiring perjalanan jenjang pendidikan, aku memilih menjadi guru. Kericuhan konflik yang melanda aceh bertahun-tahun lamanya membuat daerahku kekurangan guru. Terutama di pelosok-pelosok desa. Guru-guru yang dulunya berasal dari sumatera utara, sumatera barat bahkan pulau jawa dan kalimantan satu persatu mengangkat koper meninggalkan daerahku. Konflik yang berkepanjangan telah membuat pendidikan semakin gersang. Kontak sejata, ancaman kebakaran membuat sekolah tutup buka tanpa terjadwal. Anak-anak usia sekolah semakin banyak tanpa sekolah, mereka hanya bermain disekitar rumah tanpa dibenarkan pergi diluar pantauan orangtuanya.

Gedung sekolah layaknya kuburan yang sepi tak terperhatikan. Sekolah terbuka namun hanya satu dua guru yang tiba dan hanya beberapa siswa yang diizinkan hadir kesana. Rumahku yang tepat berada diseberang sekolah memudahkanku untuk terus hadir kesekolah meskipun hanya sendiri di kelas. Satu pesan ibu ketika melepaskanku pagi hari, ketika ada bunyi senjata, jangan pulang, bersembunyilah dikolong meja. meskipun dekat tetapi peluru tak bermata. Hari-hari yang kujalani disekolah kian sepi dan mencekam. Tak ada semangat apalagi gairah untuk terus berada diruang kelas tak berpenghuni. Disini membuatku berfikir bagaimana jika konflik ini berkepanjangan? Bagaimana dengan anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah? Adakah guru-guru itu akan kembali lagi? Bagaimana masadepan mereka?

Dalam kondisi ini menjadi guru lebih dibutuhkan daripada seorang pengacara. Yah! Aku harus menjadi guru.

Aku sebagai putri Aceh harus menjadi Cut Nyakdin dizaman globalisasi untuk memerangi buta hurufnya siswa-siswi di daerah konflik. Kalau bukan saya yang memulai, bagaimana mengajak mereka ikut serta. Kalau tidak saat ini kapan lagi mengabdi pada bangsa. Demi generasi didaerah konflik, aku bercita-cita menjadi guru. Dan saat ini aku sangat bangga dengan profesi ini, profesi guru.

Banda Aceh, 26 November 2017 @pojokliterasi_haba19

“Dalam semangatnya perayaan hari guru nasional”

Tulisan ini ditulis oleh Kepala Sekolah Dasar negeri 19 Banda Aceh

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post