Saroh Jarmin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PEMBELAJARAN BERPIHAK PADA MURID
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/

PEMBELAJARAN BERPIHAK PADA MURID

Salah satu indikator terwujudnya merdeka belajar tergambar dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berpihak pada murid ini menjadi pelabuhan pamungkas yang harus dicapai melalui berbagai faktor pendukungnya, juga sebagai proses yang menuntut keaktifan dan kerja sama semua pihak. Paling tidak ada empat hal utama yang menjadi penopang terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pemahaman bersama pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai dasar filosofisnya, guru, lingkungan, dan strategi pembelajaran.

Filosofis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Jauh-jauh hari, bahkan sebelum negara ini merdeka, Ki Hadjar Dewantara (KHD) sudah menggaungkan satu konsep pendidikan yang memerdekakan dan memberikan kebebasan kepada murid. Menurut KHD, pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bermaksud memberikan bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak didik agar dalam garis-garis kodrat pribadinya serta pengaruh-pengaruh lingkungan, mendapat kemajuan hidup lahir batin. Adapun maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Berdasarkan pengertian dan maksud pendidikan tersebut, harus tumbuh pemahaman yang sama di antara guru dan orang tua bahwa pendidikan tidak bermaksud menciptakan peserta didik sesuai dengan yang kita inginkan layaknya memahat batu menjadi sebuah patung, akan tetapi pendidikan hanya menuntun anak-anak agar tumbuh sesuai kodratnya, ibarat petani yang menanam benih di ladang. Seorang petani yang menanam benih berkewajiban memelihara dan merawat tanaman itu sesuai dengan kodrat benih itu. Jika yang ditanam adalah benih jagung, pemeliharaan dan perawatannya sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang jagung. Ini artinya, guru, sebagai pendidik bertugas menuntun para murid untuk dapat belajar sesuai dengan potensi dalam diri murid dan bagaimana perkembangan lingkungan dan zamannya. Jika semua murid dituntun dengan semestinya, mereka akan merasakan bagaimana pembelajaran dilalui dengan jiwa yang merdeka dalam proses yang memerdekaan dan bertujuan memperoleh kemerdekaan. Kemerdekaan inilah yang kelak akan menggerakkan mereka secara otomatis untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Guru

Setelah memahami konsep pemikiran pendidikan KHD sebagai landasan filosofis pendidikan, faktor penting dalam mewujudkan pembelajaran berpihak pada murid adalah guru. Guru merupakan ujung tombak dan nakhoda yang memegang peran penting bagaimana membawa para muridnya dalam sebuah kapal besar bernama pembelajaran. Untuk bisa melaksanakan peran pentingnya tersebut, seorang guru perlu mengasah dirinya untuk memiliki nilai-nilai sebagai penggerak pembelajaran, yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Kelima nilai tersebut bisa jadi sudah dimiliki oleh semua guru. Tinggal bagaimana menajamkannya dengan terus meningkatkan kompetensi dirinya. Misalnya dengan mengikuti pelatihan, bersikap terbuka terhadap perubahan baru yang positif, aktif bekerja sama dengan rekan sejawat dalam mengatasi permasalahan pembelajaran, kreatif dalam memilih metode, media, dan membuat bahan pembelajaran, serta mendesain pembelajaran yang lebih mengaktifkan para murid.

Selain kelima nilai tersebut, penting pula bagi guru untuk dapat beperan aktif sebagai pemimpin pembelajaran, mendorong kolaborasi dengan sesama guru, menjadi coach bagi guru lain yang membutuhkan, mendorong dan aktif dalam komunitas praktisi, dan berusaha mewujudkan kepemimpinan murid.

Lingkungan

Faktor lain yang juga berperan sangat penting dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid adalah lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini secara spesifik adalah sekolah yang menjadi ladang tempat tumbuhnya benih-benih pendidikan. Lingkungan ini harus menjadi ladang subur dan kondusif bagi para murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Untuk itu, diperlukan penataan terbaik bagi lingkungan. Penataan tersebut harus dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu 1) merumuskan visi sekolah yang berpihak pada murid, 2) kerja sama dan kolaborasi semua pihak dengan mengandalkan kekuatan yang dimiliki untuk mewujudkan visi, dan 3) adanya budaya positif sekolah yang tercipta melalui disiplin positif di setiap kelas dan kesepakatan bersama antara guru dan murid yang dilaksanakan secara konsisten. Dalam hal ini, guru harus memiliki fungsi kontrol sebagai manajer yang dapat menjalin hubungan baik dengan murid, lebih banyak mengarahkan murid mengenal berbagai konsekuensi atas tindakan-tindakannya, menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri murid, dan menunjukkan keteladanan yang konsisten.

Strategi

Sebagai ujung tombak dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, guru dituntut memiliki strategi yang tepat dalam pembelajaran. Ada dua strategi yang harus dikuasai guru, yaitu melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional. Keduanya harus terintegrasi dalam pembelajaran yang termaktub secara eksplisit dalam perencanaan pembelajaran.

Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran berdiferensiasi, yaitu kesiapan, minat, dan profil belajar murid. Dalam praktiknya, ketika melaksanakan pembelajaran, guru harus menjadikan tiga aspek tersebut sebagai dasar dalam menentukan konten, proses, dan produk dalam pembelajaran. Dengan begitu, guru harus pandai memilih metode, media, dan bahan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan semua muridnya. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, semua murid akan merasakan bahwa lingkungannya mengundangnya untuk belajar, semua kebutuhan murid terakomodasi, dan murid dengan karakteristik yang berbeda dapat merasakan berada di kelas yang sama dengan guru yang sama untuk mencapai tujuan yang sama, tetapi berproses dan berkreasi dengan cara yang berbeda.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk 1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi, 2) menetapkan dan mencapai tujuan positif, 3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, 4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif, serta 5) membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup, yaitu sebagai berikut.

1) Kegiatan rutin, yakni kegiatan yang dilakukan di luar waktu belajar akademik. Misalnya, kegiatan membaca bersama, ekstrakurikuler, perayaan hari besar, acara sekolah, apel pagi, kerja bakti, senam pagi bersama, seminar atau pelatihan, dan sebagainya.

2) Terintegrasi dalam pembelajaran, yakni sebagai strategi pembelajaran atau diintegrasikan dalam kurikulum. Misalnya, melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dan lain-lain.

3) Protokol, yakni budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespons situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menjaga ketenangan di ruang perpustakan, berdoa di musala sekolah dengan khidmat, dan sebagainya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih ulasannya. Salam literasi.

31 Oct
Balas

Kereen bun

01 Nov
Balas

terimakasih sudah berbagi ilmu

16 Oct
Balas

Keren ulasannya bunda

06 Sep
Balas

Ijin sebagai bahan pembuatan tugas cgp

31 Oct
Balas

Ijin sebagai bahan pembuatan tugas cgp

31 Oct
Balas

Ijin sebagai bahan pembuatan tugas cgp

31 Oct
Balas

Ijin sebagai bahan pembuatan tugas cgp

31 Oct
Balas

Ijin sebagai bahan pembuatan tugas cgp

31 Oct
Balas



search

New Post