secha maktah

aku seorang kapiten mempunyai pedang panjang kalau berjlan prok prok prok...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hak Manusia paling Azazi

Hak Manusia paling Azazi

terkoyak

Sebagai orang awam, secara umum dipahami bahwa HAM atau Hak Asasi Manusia adalah Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama secara adil secara hukum dan pemerintahan bagi semua golongan. Tidak ada hak istimewa untuk golongan tertentu, apakah mayoritas atau hanya golongan minoritas. Akan tetapi yang dapat kita tengok dan saksikan dengan mata kepala sendiri, dihadapan kita telah terjadi penyimpangan dalam mengaplikasikan HAM bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan dipertontonkan dengan sangat jelas di berbagai siaran televisi dan disebar luaskan di media sosial. Seakan dengan bangga menampilkan inilah HAM yang sesungguhnya. Hak Azasi Bukan Hanya untuk Golongan Tertentu, tapi untuk Semua orang Hak Azasi bukan hanya untuk golongan tertentu, tapi untuk semua orang tanpa memandang suku bangsa dan latar belakang kehidupannya. Hak Azasi juga bukan hanya hak hidup, tapi kebebasan untuk melakukan aktivitas tanpa tekanan dan intimidasi dari siapapun. Sekaligus berhak diperlakukan secara manusiawi. Sayang sekali dalam penerapannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat terjadi berbagai kepincangan, ang penyebabnya bisa saja karena ada kelompok atau golongan yang merasa dirinya berhak mendapatkan porsi lebih besar. Baik karena merasa berada dalam posisi mayoritas maupun karena merasa sedang dalam menjalankan tugas negara. Ada begitu banyak contoh-contoh nyata yang dapat kita saksikan sendiri betapa Hak Azasi ini berjalan pincang. Tapi sayangnya, kita sibuk berpacu dalam mereguk berbagai kepentingan pribadi, sehingga tidak lagi memiliki waktu sejenak untuk memikirkan dan menyadarinya. Contoh Paling Sering Kita Tengok Pejabat tinggi mau lewat. Petugas menyalakan sirinenya dan memaksa pengguna lalu lintas lainnya untuk seketika meminggirkan kendaraannya, tanpa menengok kondisi yang terkadang belum memungkinkan untuk seketika menepikan kendaraan karena terhalang oleh pengguna jalan lainnya. Tapi karena takut ditilang, maka pengemudi memaksa diri untuk membelokkan stir kepinggir dan menyenggol pengendara sepeda motor yang lagi melaju. Akibatnya sudah dapat dibayangkan. Padahal yang berhak menggunakan jalan raya bukan hanya pejabat,tapi semua warga yang memiliki Surat Ijin Mengemudi. Hak Azasi pengguna jalan sudah dilanggar hanya karena yang mau lewat adalah Pejabat. Ini sudah kisah kuno yang ketinggalan jaman, tapi masih terus berlangsung kendati presiden RI sudah berganti 7 kali. Asal Ada Niat Baik "Yang penting ada niat baik." Seringkali kita dengarkan ucapan semacam ini, yang sesungguhnya secara tanpa sadar telah berperan membentuk pola pikir yang keliru dalam pikiran banyak orang. Niat baik bukanlah berarti boleh menghalalkan segala cara. Niat baik untuk menolong korban bencana alam dan terus mengeluarkan dana untuk beli nasi bungkus. Namun nasi tersebut dilemparkan kepada warga yang sedang menderita kelaparan dengan cara yang tidak manusiawi. Maka niat baik yang tidak diikuti oleh cara yang baik menyebabkan niat baiknya justru menjadi bumerang, yakni melukai perasaan orang yang awalnya ingin dibantu. Padahal apa salahnya turun dari kendaraan atau setidaknya ulurkanlah bungkusan nasi atau mie instan lewat jendela mobil, sehingga diterima dengan baik. Mengapa harus dilemparkan? Kalau takut akan ada gempa lagi lebih baik tidak usah turun membantu korban bencana dari pada melukai hati mereka. Hal ini, saya tengok sendiri karena kami juga dengan rombongan berada dibelakang kendaraan ini Merembet Kedalam Seluruh Sektor Kehidupan Paradigma yang keliru "yang penting ada niat baik" ini merembet dan mendistorsi seluruh sektor kehidupan. Dengan berdalih niat baik, maka orang dengan gagah berani menindas orang lain, merampas hak-hak orang, serta melakukan berbagai pelecehan tanpa merasa bersalah sama sekali. Kisah lain sirine mobil Pemadam Kebakaran meraung-raung sebagai petanda minta diberikan prioritas jalan. Niatnya sangat baik, yakni agar secepat mungkin bisa tiba di lokasi kebakaran dan membantu memadamkan api. Tapi ditengah jalan, seorang tua lagi berjalan menjeberangi zebra cross. Mungkin saking gugupnya mendengarkan sirine yang begitu keras meraung-raung, orang tua ini bukannya mempercepat langkahnya malah terhenti ditengah penyeberangan. Dan mobil pemadam kebakaran tanpa merasa bersalah, karena niatnya mau cepat tiba,tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Sudah dapat dibayangkan apa yang terjadi. Padahal seharusnya, berhenti sesaat dan memberikan kesempatan kepada orang tua tersebut untuk melangkah tiba diseberang jalan. Karena pengguna jalan memiliki hak prioritas untuk menyeberang di zebra cross. HAM yang berpihak Sebelah Ada orang yang dikeroyok oleh sekelompok manusia, entah dari planet mana. Beberapa Aparat Keamanan tiba disana dan mencoba melerai, tapi karena tidak digubris, maka Polisi mengambil tindakan keras. Beberapa pelaku pengeroyokan terkapar. Eee ternyata, keesokkan harinya ada berita polisi ditahan, karena melakukan tindak kekerasan dalam menjalankan tugasnya. Aneh tapi nyata. Dan yang paling menyedihkan Yang paling menyedihkan adalah ketika HAM dikapling-kapling dan dikuasai oieh sekelompok orang. Agaknya perlu pembelajaran diri yang lebih mendalam, agar bangsa Indonesia memahami apa arti dan makna HAM secara mendalam dan tidak secara sepihak meng kapling HAM bagi golongannya sendiri. 10 Desember, 2016

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post