LITOTES

Hj. Septa Arfina, S.Pd

Rina tak menyangka akhirnya Arya mengunjungi rumahnya. Rina terkejut ketika pemuda tampan seperti Arya mau bertamu ke gubuknya. Kehidupan Rina yang tak punya, membuat ia tak percaya diri untuk menerima kedatangan Arya.

Kehidupan Rina dan Arya sungguh bagai bumi dan langit. Rina tidak ada apa-apanya dibanding dengan kehidupan Arya. Rina hanya orang biasa, gadis kampung yang kebetulan dapat beasiswa sekolah di kota. Ayahnya hanya seorang buruh pabrik yang ada di kampungnya. Kehidupannya yang sederhana dan tidak punya apa-apa membuat Rina selalu tahu diri bagaimana harus bersikap dengan orang lain atau dengan teman-temannya.

Rina adalah gadis yang pandai, ia selalu menjadi juara di kelasnya. Hal ini membuat ia disenangi oleh teman-temannya. Namun Rina tak pernah menganggap bahwa dirinya gadis yang hebat. Ia hanya merasa sedikit lebih rajin saja, karena ia tak mau mengecewakan orang tuanya. Lagi pula ia harus mempertahankan beasiswanya yang ia terima dari sekolah.

Kedatangan Arya kerumah Rina hari ini membuat Rina menjadi percaya diri. Walau ia menyadari rumahnya yang sederhana, dan penyambutan seadanya belum tentu membuat Arya senang. Namun dia yakin bahwa persabatan tidak dinilai dari apa yang dimiliki oleh seseorang.

---

Note: Litotes adalah majas atau gaya bahasa yang mengecilkan sesuatu kenyataan dengan maksud merendahkan diri, padahal kenyataannya tidak sampai seperti yang diungkapkan.

Contoh :

1. Rina yang tak punya apa-apa. (Tak punya apa-apa pada kalimat diatas bukanlah sama sekali tidak punya, tapi hanya merendahkan diri, padahal masih punya harta yang dimiliki)

2. Rina hanya orang biasa.

3. Ia hanya seorang gadis kampung.

4. Ia tidak hebat, hanya sedikit lebih rajin membaca saja.

5. Penyambutannya hanya seadanya.

---

Karawang, 23 Maret 2022

Salam literasi