Tagur Hari Ke-129

Sesmi Anggia, S.Pd

Guru SMPN 1 Kec. Payakumbuh

"Bingkisan Istimewah di Malam Takbiran"

Mas, bisikku di malam tabiran. Sambil menggengam erat tangannya dengan kedua telapak tanganku. Kutatap erat bola mata Mas Eka yang terlihat berbinar. Seraya dia balas dengan senyum yang tampaknya dia paksakan. Segera kubalas juga dengan senyum manjaku, dan menenggelamkan kepalaku ke dadanya agar ku dapat merasakan detak jantungnya.

Mas Eka yang tak asing lagi bagiku. Lima tahun lebih pernikahan kami, Tuhan belum izinkan kami punya momongan. Tapi cinta kami tak pernah pudar bahkan bertabah erat dan lengket. Dua tahun belakangan ini Mas Eka menganggap dia tidak berhasil membahagiakan aku, karena usahanya macet total. Aku tidak pernah menuntut apapun selain kasih sayang darinya. Namun Mas Eka seolah-olah merasa bersalah karena hingga di malam takbiran dia tidak dapat memenuhi kebutuhan lebaran sama sekali. Dia lihat juga beberapa hari ini aku lemas, kurang nafsu makan. Untuk biaya berobat, Mas Eka kayaknya juga tak punya duit. Aku lihat di wajah Mas Eka ada kesedihan.

"Mas." Sapaku lagi. Dia tak jawab, tapi dia coba mencium keningku hingga terasa betul-betul panas. Kataku, "Ini hadiah istimewa untukmu menyambut lebaran ini. "Pasti kau suka", sambungku. Sambil memberikan amplop berisi sebuah benda. Mas Eka menerimanya, pelan sekali dia buka. Hampir tak percaya, dan Mas Eka segera memelukku. Dan dalam pelukan yang erat, tangis bahagia pecah di kesunyian malam itu. "Positif? Kamu positif? Benarkah kamu positif? Aku menganggukkan kepalaku pertanda jawaban benar. Alhamdulillah, kita segera menjadi ayah dan bunda. Terima kasih ya Allah." Tutur Mas Eka sambil sujud syukur.

12 Mei 2021

Salam Literasi.