setia restiani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mamah, Maafkan,,, ( Tagur 8)

Mamah, Maafkan,,, ( Tagur 8)

Untuk Ibuku Nun Jauh di Sana

Salam Takdzim,

Bagaimana kabarnya, Mah?

Aku harap mamah dalam keadaan sehat walafiat. Seperti halnya anakmu di sini dalam keadaan baik-baik saja.

Mah, Pagi itu aku menerima kabar mamah akan berangkat ke Bandung. Katanya mamah mau kontrol ke dokter ya? Sebenarnya sebelum berangkat kerja, aku mau nelpon mamah. Akan tetapi, Tidak tahu mengapa, niatku itu terlupakan. Aku tunda untuk menghubungi mamah. Dalam pikiranku, nanti di sekolah aku bisa nelpon.

Mah, hari beranjak siang. Aku baca whats app grup, mama sudah selesai diperiksa dokternya. Lega rasanya saat mendengar mamah sudah mulai membaik kondisinya. Aku bersiap untuk nelpon mamah. Namun, panggilan temanku untuk makan bersama kembali menunda untuk menyapa mamah. Selesai makan, aku masih teringat akan niatku untuk menghubungi mamah. Akan tetapi. Saat melewati mushola, aku beranjak dulu untuk melaksanakan salat dzuhur. Ahhh, waktu istirahat serasa begitu singkat. Aku pun kembali harus masuk kelas. Hape pun tersimpan rapi dalam tasku.

Mah, keasyikan mengajar tak terasa hari sudah menjelang sore. Aku bergegas untuk pulang. Sambil merapikan buku di atas mejaku, terlintas untuk segera ke Bandung. Ada rasa kangen ingin ketemu dengan mamah. Setelah kejadian mamah terjatuh di kamar mandi, Aku baru satu kali menjenguk mamah. Setelah itu, aku hanya bisa bertanya kabar melalui telpon. Tidak terasa sudah satu bulan ya Mah?

Mah, saat itu aku cepat-cepat pulang. Aku pastikan rencanaku ke Bandung sudah bulat. Niat untuk nelpon mamah, aku tunda lagi. Lebih baik aku langsung bertemu mamah di Bandung. Pasti mamah gembira. Aku akan bua kejutan buat mamah!

Mah, ketika itu aku langsung pulang. Aku duduk di angkot yang hanya ada beberapa penumpang. Iseng aku keluarkan hape di dalam tasku. Aku sangat terkejut. Puluhan panggilan tak terjawab terlihat. Baru saja aku ingin lihat dari siapa yang nelpon sebanyak itu, tiba-tiba panggilan masuk dari suamiku. Aku cepat angkat telponnya. Mamah tahu tidak? Gayung bersambut Mah. Suamiku mengajak untuk ke Bandung. Namun, saat aku tanyakan kenapa tiba-tiba ngajak ke Bandung. Jawabannya ternyata membuatku luluh lantak.

Mamah, rasa sesal ini tak pernah hilang. Jeritan tangis sepertinya tak ada gunanya. Teriakan memanggil nama mamah sampai menembus langit pun takkan ada yang mendengar. Aku hanya bisa menunduk. Malu pada diri sendiri. Putus semua harapan sebagai anak yang berbakti pada orang tuanya.

Mamah, maafkan aku mah. Hanya itu yang mampu kukatakan. Seiring waktu, Aku hanya bisa memanjatkan doa di setiap sujud panjangku. Harapan terlimpah, doaku untuk mamah seorang masih bisa didengar oleh-Nya. Semoga Mamah di sana, mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

Maafkan aku Mah,,,

Anakmu yang selalu merindukanmu,,,

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menyentuh jiwa. Semoga mamah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin... Doakan mamah selalu. Sabar Bu Setia. Sukses selalu. Salam literasi.

11 Dec
Balas

Saya jadi ikut rindu maaf baru sempat skss ya bun

10 Dec
Balas



search

New Post