Setiawan Hidayat

Guru Produktif Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Sehari-hari saya aktif mengajar dan berkebun di halaman rum...

Selengkapnya
Navigasi Web
HP Smartphone, User Smartless
thewirecutter.com

HP Smartphone, User Smartless

Setiap kali ada kunjungan industri atau bertemu dengan orang industri sering kali saya ditunjukkan kecanggihan alat-alat produksi. Mulai dari teknologi mekanik biasa hingga yang sudah robotik dengan teknologi AI (Artificial Intelligence) sehingga benar-benar bisa menggantikan peran manusia, ada semuanya. Era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memang sedang kita hadapi dan akan terus kita geluti dalam kehidupan. Kita tidak bisa menolaknya sama sekali. Mengabaikan dan atau tidak menggunakannya sama sekali justru akan mempersulit hidup kita.

Realita ini harus kita hadapi dan kita jalani. Era industry 4.0 di negeri kita akan segera kita sambut. Mau tidak mau kita dihadapkan dengan hal ini. Tua-muda, dewasa anak-anak, bapak-bapak ibu-ibu, emak-emak kakek-kakek, semuanya akan kebagian. Lantas bagaimana menghadapinya jika edukasi-edukasi mengenai hal tersebut sangat jarang ditemui bahkan langka? Sementara itu, langkah teknologi semakin jauh tak terkejar.

Ada yang bilang “kalau mengejar teknologi mah ngga akan terkejar”. Saya kira benar ungkapan tersebut, Why? Karena teknologi kita dengan Eropa bedanya lebih dari 20 tahun. Kebayang kan betapa jauhnya. Kita bandingkan saja teknologi otomotif antara Eropa dengan Indonesia untuk melihat sejauh mana ketertinggalan kita. Di Eropa sana mobil tanpa BBM bebas berseliweran dimana-mana, sudah biasa. Sementara di negeri kita kendaraan hybrid saja sangat jarang yang punya apalagi yang full electronic. Dari sisi kualitas SDM juga sangat berbeda, maka tak heran jika banyak orang berkata khususnya yang pernah “bermalam” di Eropa, bahwa disana itu lebih tertib dan disiplin dibandingkan dengan tanah air.

Secara teknologi kita boleh tertinggal, tidak masalah. Orang lain sudah menggunakan teknologi Core i-7 10 generation, sementara kita masih sibuk dengan Core 2 Duo dan itupun masih belum bisa termaksimalkan karena satu dan lain hal, no problem. Hal yang paling penting adalah kita punya konsep pemikiran tentang teknologi, ini yang mahal. Silahkan perhatikan, tidak setiap orang dapat memahami dengan baik dan benar tentang penggunaan gadget. Tidak setiap orang dapat memaksimalkan fitur dan teknologi gadget miliknya. Sebagian besar orang malah asyik dengan dunia medsos dan games. Padahal, ada hal besar yang dapat dilakukan lebih daripada itu.

Jika kita tidak belajar untuk merubah mindset akan teknologi maka jelas akan jauh semakin tertinggal. Dari sisi teknologi sudah sangat jauh tertinggal ditambah pemahaman atau konsep akan teknologinya juga tertinggal, lengkaplah sudah ketertinggalan ini. Namun, kita harus akui bahwa dengan adanya TIK tingkat kesadaran masyarakat dan daya kritisnya meningkat tajam, ini harus kita apresiasi. Ingat, critical thingking merupakan salah satu modal penting bagi setiap orang untuk menghadapi era industri 4.0.

Dengan demikian, modal smartphone saja tidak cukup, kalau hanya dijadikan sebagai alat hiburan semacam games, buat apa. Diperlukan kecanggihan berpikir dari usernya agar pemanfaatan teknologi ini dapat berjalan sesuai dengan konsep pemikiran akan teknologi yang tercermin dalam aktifitas hidup sehari-hari.

Pertanyaan besarnya adalah bagaimanakah siswa-siswa kita di sekolah dalam menggunakan gadgetnya? Sudah seperti apa? Apakah ada edukasi di sekolah mengenai hal ini? Jika sudah, seberapa jauh tingkat kesadaran siswa dalam menggunakan gadgetnya pasca edukasi? Namun, jika belum kapankah kira-kira edukasi akan dilakukan mengingat begitu banyak siswa-siswa kita yang salah kaprah menggunakan gadgetnya. Silahkan para pemilik kebijakan di sekolah memikirkan hal ini, mau diarahkan kemana siswa-siswa kita ini, sementara bonus demografi juga menanti didepan mata.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post