Setiawan Hidayat

Guru Produktif Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Sehari-hari saya aktif mengajar dan berkebun di halaman rum...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tips Jitu Sebelum Membeli Mobil

Era mobilitas tinggi di zaman ini telah membawa kita pada suatu gaya hidup yang tinggi. Sebuah gaya hidup yang membawa pada kasta tertinggi dan terpandang dimana semua orang berlomba untuk mencapainya. Salah satu hal yang menjadi cirinya adalah kendaraan yang dimiliki khususnya mobil. Ya, siapapun yang punya mobil apalagi hi-tech, pasti akan memukau banyak orang terutama orang terdekat. Namun, patut dipertanyakan memiliki mobil itu untuk life style atau memang kebutuhan hidup. Silahkan dipikirkan kembali dan lanjutkan dengan menikmati poin demi poin berikut ini. Semoga tercerahkan ya...

1. Niat

Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas maka harus didasari dengan niat tak terkecuali membeli mobil. Kita harus sadari dengan benar, apa sebetulnya niat kita membeli mobil. Sama halnya ketika kita melakukan suatu aktivitas lain, tentu ada niatnya. Kalau kita muslim, jelas harus diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT apapun aktivitasnya termasuk membeli mobil. Niatkan membeli mobil agar lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT supaya bernilai pahala dan bukan pekerjaan yang sia-sia.

2. Tujuan

Setelah berniat dengan benar, selanjutnya adalah menentukan tujuan, dimulai dari pertanyaan "untuk apa membeli mobil?". Jawablah pertanyaan tersebut dan tentu saja jawabannya harus jujur. Jawban boleh lebih dari satu tentunya. Tujuan ini penting sekali, seandainya niatnya sudah benar tapi tujuannya salah tentu saja apa yang sudah diniatkan tidak akan tercapai. Misalnya, tujuan membeli mobil untuk membantu orang yang kesulitan, untuk membahagiakan orang tua, untuk berdagang, dan yang lainnya, setiap orang tentu punya tujuan yang berbeda. Catatan pentingnya adalah tujuan tidak boleh melenceng dari niat awal. Tujuan harus selaras dengan niat.

3. Kebutuhan

Kebutuhan akan mobil muncul dari tujuan. Mobil seperti apa yang diperlukan tergantung pada tujuannya. Secara garis besar mobil itu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu mobil penumpang dan mobil niaga. Untuk mobil niaga dikategorikan lagi menjadi beberapa jenis seperti blind van, pick-up, truck, dan sebagainya. Sementara itu, untuk mobil penumpang juga dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis misalnya city car, mobil keluarga, SUV, mini van, dan sebagainya. Semuanya tinggal dipilih sesuai kebutuhan. Pilihlah jenis mobil yang sesuai dengan tujuan, agar mobil yang kita beli bermanfaat dan membawa kebahagiaan dalam hidup kita.

4. Perawatan

Setelah memilih dan menentukan jenis mobil yang akan dibeli, selanjutnya kita harus melakukan "penelitian" terhadap mobil tersebut. Kita harus mencari tahu tentang perawatannya. Perawatan disini mencakup servis dan ketersediaan spare part. Pastikan mobil yang akan kita beli terjangkau dalam servisnya dan melimpah suku cadangnya agar life time atau masa pakai mobil kita panjang. Nah tentu mobil yang laris dipasaran menjadi pertimbangan penting dan prioritas dalam hal ini. Namun, semuanya kembali kepada kebutuhan.

5. Pajak

Mobil itu dipakai atau tidak dipakai tetap saja pajaknya harus dibayar. Hal ini harus menjadi pertimbangan karena pembayaran pajak dilakukan setiap tahun dan tergantung jenis mobilnya. Kapasitas mesin dan penggerak roda juga turut menjadi penentu dalam besar kecilnya pajak yang harus dibayarkan. Satu lagi, ada juga pajak progresif, yang dikenakan kepada orang yang memiliki dua kendaraan atau lebih. Intinya, pajak itu kaitannya dengan pengeluaran sehingga harus benar-benar cermat.

6. Konsumsi BBM

Bensin alias BBM juga perlu menjadi pertimbangan mengingat mobil tidak akan bisa digunakan jika tidak diisi BBM. Kapasitas mesin mobil yang besar dan daya angkut yang banyak tentu membutuhkan konsumsi BBM yang tinggi. Berbeda dengan mobil yang kapasitas mesinnya kecil dan daya angkut yang sedikit, pasti konsumsi BBM-nya jauh lebih irit. Semua kembali pada kebutuhan, tinggal menyesuaikan saja. Jika BBM-nya boros ya tentu akan menguras kantong, sebaliknya jika irit tentu akan menghemat pengeluaran.

7. Baru/Bekas

Nah ini juga tidak kalah penting, membeli mobil baru atau bekas itu adalah pilihan. Jika membeli baru tentu tidak akan mengeluarkan dana lagi untuk penggantian suku cadang. Tinggal isi BBM lalu tancap gas saja. Tetapi jika membeli mobil bekas, kita kudu menyiapkan dana tambahan untuk penggantian suku cadang. Namanya juga mobil bekas, pasti akan ada saja masalah sekecil apapun itu. Disamping itu, kita juga kudu ngecek ketersediaan suku cadangnya, harus dipastikan ada dipasaran, karena kalau tidak tersedia tentu kita akan kesulitan dalam perawatannya. Ujung-ujungnya mobil tidak bisa digunakan, kan sayang sudah dibeli tapi tidak bisa dipakai. Intinya, kalau beli bekas harus cermat dan teliti tapi kalau beli baru semuanya terjamin karena ada garansi, imbasnya harus siap dana besar diawal, mahal pastinya, ya namanya juga mobil baru. Untuk mobil bekas, tentu harganya jauh dibawah yang baru tapi harus siap dengan dana cadangan untuk penggantian suku cadang.

8. Ketersediaan Dana

Nah ini dia poin utamanya, kalau sudah melakukan analisis dari poin satu hingga tujuh, ujungnya adalah ketersediaan dana. Ini hanya kita yang tahu, berapa dana yang kita punya, apakah cukup untuk membeli mobil baru atau cukup untuk membeli mobil bekas. Jika ingin membeli mobil baru tapi dana belum cukup, harap bersabar dan lanjutkan menabung. Tapi bisa juga membeli mobil bekas sebagai alternatif solusinya. Namun, jika belum ada dana untuk membeli mobil baru maupun mobil bekas lebih baik menggunakan kendaraan yang ada dulu sambil merenung, apakah saat ini sudah membutuhkan mobil atau belum.

Sebagai catatan akhir, belilah mobil secara cash alias tunai, jangan pernah membeli secara kredit apalagi dengan skema ribawi. Mengapa? Karena pembelian secara kredit akan menjadi beban setiap bulan yang membuat pikiran dan energi terkuras habis. Utang adalah suatu kepastian sementara pendapatan sesuatu yang tidak pasti. Melakukan akad kredit berarti telah membeli suatu kepastian dengan ketidakpastian dan siap dengan resikonya bukan hanya dikejar tagihan tapi juga dosa di akhirat kelak seandainya kredit secara akad ribawi. Jika kreditnya syariah bagaimana? Sama-sama utang yang wajib dibayar dan tentu semuanya akan dipertanggungjawabkan di hari akhir jika tidak terlunasi.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca semuanya. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan singkat ini. Mohon dikoreksi jika ada yang keliru. Silahkan sampaikan di kolom komentar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin terima kasih sudah mampir ditulisan saya pak semoga bapak juga sehat

03 Dec
Balas

keren sangat informatif sehat selalu pak Setiawan

03 Dec
Balas



search

New Post