Shaifoke

Shaif Abdul Hadi,S.Pd lengkapnya, tapi lebih mudah diingat shaif oke.Menjadi cikgu di MAN 3 Kota Payakumbuh. Hobby memotret dan dipotret.Foto_foto bisa dilihat ...

Selengkapnya
Navigasi Web

BIJAKSANA dan BIJAKSINI

Kebijakan yang dilakukan pemerintah dibidang pendidikan terkait dengan dirumahkannya seluruh siswa untuk menghindari dampak penyebaran virus corona menuai pro dan kontra. Kegiatan belajar tidak dihentikan begitu saja tetapi siswa diberikan tugas oleh guru di rumah dan didampingi oleh orangtua. Apakah ini memang dianggap efektif ? Sulit memang, disatu sisi guru dituntut untuk memberikan tugas di rumah kepada siswa agar mereka tetap belajar sehingga dengan diliburkannya siswa mereka tidak akan ketinggalan pelajaran.

Disisi lain ada pihak yang mengatakan bahwa siswa stres akibat tugas yang diberikan guru terlalu banyak. Tentu setiap guru mata pelajaran mempunyai rencana dan target masing-masing yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Waktu yang diberikan bagi peserta didik untuk belajar di rumah yakni 14 hari. Selama itu peserta didik mendapat tugas setiap hari dari semua guru mata pelajaran. Sementara guru dituntut oleh pihak sekolah untuk menyelesaikan materi pembelajaran sesuai kalender pendidikan yang sudah ada. Dulu pernah ada edaran bahwa siswa jangan diberi pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat bersosialisasi dengan orang tua dan lingkungannya. Tetapi hal ini tidak berjalan lama.

Para pemangku kebijakan cenderung tergesa-gesa dalam mengambil kebijakan untuk menerapkan sistem belajar di rumah bagi siswa secara online. Siswa juga akan kesulitan berkonsultasi dengan guru jika ada tugas yang memerlukan penjelasan secara mendalam. Apabila tugas yang diberikan guru tidak bisa dijawab, akhirnya siswa menggunakan google untuk menjawabnya. Tugas yang diberikan membuat siswa kelelahan dalam menyelesaikannya. Namun ada guru yang memberikan tugas secara manual kepada peserta didik karena kurang menguasai teknologi. Tentu hal ini tidak akan berjalan secara maksimal sesuai dengan harapan pemerintah.

Siswa yang dirumahkan selama libur ada juga yang tidak mengerjakan tugas online seperti yang diharapkan pihak sekolah, lantaran dikampung halamannya jauh dari jangkauan sinyal. Akhirnya siswa hanya berdiam di rumah tanpa mengerjakan apa-apa. Kita tidak bisa menyalahkan guru sepenuhnya karena guru hanya menjalankan tugas sesuai instruksi atasan. Hampir tidak ada waktu untuk dinas terkait mempersiapkan metode yang mangkus agar peserta didik dan guru tidak terbebani karena wabah ini menyebar dengan sangat cepat.

Orang tua peserta didik menilai ini suatu hal yang positif, karena selain anaknya bisa membantu orang tua di rumah juga bisa mengerjakan tugas di bawah pengawasan orangtua. Namun tentu tidak semua orang tua yang berpandangan positif. Ada orang tua yang menganggap kebijakan ini justru membebani siswa dan orang tua, yang terkadang ikut sibuk membantu tugas yang begitu banyak diberikan oleh guru setiap hari.

Tentu harapan kita kedepan kepada pemerintah, dalam hal ini dinas pendidikan mestinya mencari formulasi yang cerdas jika terjadi fenomena seperti ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Iya pak, baru berapa hari anak-anak libur, anak-anak sudah mulai bosan, ingin bermain dengan teman-temannya.Di PAUD dulu dilarang pakai LKS, kini terpaksa diberikan LKS supaya anak bisa belajar dan orang tua tahu apa yang akan diajarkan. Sukses selalu pak

22 Mar
Balas

Mantap pak

23 Mar
Balas



search

New Post