Siapa bilang malam minggu malam yang panjang, sama saja Allah memberi durasi waktu setiap malam. Tetap saja waktunya 24 jam. Tapi mungkin itu hanya perasaan bagi yang jomblo yang ditinggalkan asmara. Sejak zaman kuliah dulu malam minggu itu tetap saja malam yang membuat dada ini berdebar-debar. Malam yang dianggap sakral. Berdebar itu mungkin saja karena mau bertemu kekasih pujaan, atau bagi jomblo yang nggak laku-laku. Sementara yang lain sudah punya pasangan ternyata kita belum juga punya. Namun bagi jomblo malam minggulah yang terasa panjang yang melelahkan agar cepat berlalu. Ketika hujan deras datang itu adalah suatu anugerah terindah bagi jomblo dan hal yang menyakitkan bagi yang sudah punya kekasih. Waktu terasa lama berputar serasa 2 x 24 jam kalau sudah tiba saatnya malam yang satu ini.

Bagi yang dilanda asmara malam minggu adalah malam yang terasa singkat untuk dinikmati. Waktu begitu cepat berlalu saat bersama si dia. Bagi para jomblo justru ini adalah siksaan neraka yang ada di dunia. Tradisi malam minggu ini di negara +62 ini menjadi suatu malam yang ditunggu-tunggu. Entah itu bersama keluarga, kekasih, serta kawan-kawan. Dunia ini terasa penuh sesak jika sudah memasuki malam minggu, jalanan macet, tempat nongkrong seperti cafe, taman penuh sesak oleh umat manusia. Hal ini tentu tidak dirasakan bagi para jomblowan plus wati seperti kemacetan, kejengkelan di jalan karena penuh sesak. Para jomblo hanya bertemankan televisi dan HP ditangan untuk sekadar menghabiskan waktu yang terasa panjang untuk membunuh kesendirian.

Tetapi yang terpenting malam minggu mestinya diisi dengan kegiatan yang positif bukan dengan hal yang negatif. Jangan merasa sepi ketika malam itu datang, terus mengutuki diri yang nggak laku-laku. Lagu band Wali Cari Jodoh betul-betul sindiran yang sadis malam itu.

Jangan pernah berpikir bahwa malam minggu adalah malam seribu bulan. Semoga saja dimalam minggu ini bukan siksaan bagi yang sedang sendiri.Tetapi adalah anugerah yang terindah.

Semangat ya mblo...masih ada ikan di laut...