Shintia Deby

Aku adalah Shintia Deby, lahir di Bekasi, 26 Juni 1998, sejak kecil aku tinggal di Bekasi bersama kedua orang tuaku....

Selengkapnya
Navigasi Web
Meninggal? Benarkah Ini Nyata?

Meninggal? Benarkah Ini Nyata?

By : Shintia Deby

Saraf-saraf di tubuhku seolah mati rasa. Oksigen di sekitarku seperti sudah habis dan tidak ada lagi. Dengan napas memburu dan tercekat, satu bulir air mata lolos jatuh di pipiku. Terpukul? Ya. Itulah yang kurasakan saat ini. Kata kematian mendominasi di pikiran ku kini, kala melihat kerumunan orang-orang yang menangis sambil memanggil namanya. Rasa pilu berkecamuk di dalam dada saat melihat ia sudah terbujur kaku di hadapan mataku. Sesak. Ingin menangis sejadi-jadinya. Namun, hal itu tidak akan menghidupkannya kembali.

Tak ingin melihat wajahnya yang pucat pasi, tanpa tanda-tandanya kehidupan. Aku pun segera menjauh dari pandangannya agar tangis ini tidak pecah. Namun apalah daya, tanpa bisa dicegah kerudung yang menutupi wajah itupun terbuka dan memampangkan jelas raut wajahnya yang membiru sampai belakang punggungnya yang putih bersih. Saat itulah, isak tangis yang ku tahan sedari tadi kepulangannya tak bisa terbendung lagi. Aku menangis sejadi-jadinya, meraung, membayangkan wajahnya kemarin yang masih segar dan bisa tertawa denganku, namun kini sudah berbeda, ia sudah tidak bernyawa lagi. Senyuman yang kemarin terpancar di wajahnya sudah tidak bisa kulihat lagi. Ya Allah.. Kenapa harus secepat ini ia pergi? Padahal sewaktu pagi, ia masih sempat berkeliaran untuk menyambut tamu di sebuah acara pernikahan. Aku bukan menyalahkan takdir, tapi ini terlalu cepat bagiku. Tanpa ada tanda gejala sakit ataupun lain sebagainya. Tiba-tiba saat kepulangannya dari acara tersebut ia hanya mengeluh kepalanya pusing, dan bibiku pun langsung bergegas untuk mengkerik tubuhnya. Namun hal yang tak masuk akal itu terjadi. Semua orang tiba-tiba panik, dan berlarian ke arah nenek ku yang tengah di kerik itu. Tiba-tiba tubuhnya menjadi lunglai dan lemas, matanya mulai sayup, namun ia masih mampu mengucapkan nama Allah walaupun dengan suara yang purau. Melihat kejadian yang tak terduga itu, membuat hatiku teriris. Hanya bisa menangis dan berdo'a pada Allah, agar nenekku tidak apa-apa. Namun takdir berkehendak lain. Ia dinyatakan meninggal karena pembuluh darah diotaknya yang pecah setelah ibu dan pamanku sempat membawanya ke rumah sakit. Saat itulah aku berfikir, kematian seseorang hanya Allah yang menentukan dan mengetahuinya. Walaupun tubuh yang awalnya segar bugar, namun kita tak tahu, siang, sore, malam, atau esoknya kita sudah tidak bernapas lagi.

Seperti pada QS. Luqman ayat 34 dan QS. An Nisa’ 78 di bawah ini:

“Tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengetahui dengan detail.”

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS An-Nisa: 78).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tidak ada siapapun manusia di bumi yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Dan tidak ada seorangpun yang tahu di mana ia akan mati. Dalam ayat tersebut sudah dijelaskan bahwa Allah SWT hanya menjelaskan bahwa kematian tidak dapat dihindari oleh siapapun. Kematian dapat terjadi dalam keadaan apapun bahkan tanpa tanda-tanda sekalipun. Karena kematian berada di tangan Allah dan hanya dialah yang mengetahuinya.

Hal ini mengingatkan kepada kita semua sebagai manusia, agar selalu mengingat Allah SWT. dengan terus beribadah kepadaNya. Semoga kelak, kita semua dimatikan dalam ke adaan khusnul khatimah. Amin..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Begitulah ajal, hanya Allah yang kuasa atasnya. Semoga husnulkhatimah. Tetap semangat. Sukses selalu dan barakallahu fiik

31 Oct
Balas

Amin... Terimakasih bunda atas kunjungannya :)

01 Nov
Balas



search

New Post