Shintia Deby

Aku adalah Shintia Deby, lahir di Bekasi, 26 Juni 1998, sejak kecil aku tinggal di Bekasi bersama kedua orang tuaku....

Selengkapnya
Navigasi Web
Salah Sasaran

Salah Sasaran

Salah Sasaran

By: Shintia Deby

Pukul 6.15 pagi, aku keluar dari rumah untuk berangkat kerja. Langkah kakiku menuntunku ke sebuah halte yang berada tak jauh dari gang rumahku. Setelah sampai di halte, aku mendudukan diriku di bangku halte. Lama aku menunggu, namun bus jemputan tempat kerjaku tak kunjung datang. Akhirnya untuk menghilangkan rasa jenuh, aku memilih memainkan ponselku sejenak. Namun baru beberapa detik aku menatap layar persegi ditanganku ini, tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya menghampiriku dan bertanya.

"Benar ini dengan Syifa?"

Aku pun menganggukkan kepala. "Benar saya Syifa. Ibu siapa yah?" Tanyaku mengernyitkan alis bingung.

Ibu itu menghela napas kasar, lalu melontarkan satu pertanyaan yang membuatku membelalakan mata terkejut.

"Berapa uang yang kamu inginkan?"

"Maksud ibu?" Tanyaku tak mengerti.

"Jauhi suami saya!" Ucap ibu itu menatapku tajam.

Aku semakin mengernyit dalam dengan tatapan bingung.

"Saya gak tau pelet apa yang kamu pakai sampai suami saya bertekuk lutut sama kamu dan berpaling dari saya." Tutur ibu itu masih menatapku dengan kilat kemarahan.

"Hah?"

Aku hanya bisa melongo mendengarnya. Jangan bilang kalo ibu itu salah sangka denganku.

Ibu itu berdecih dengan mata mendelik menatapku dari atas sampai bawah. "Pakaian kamu, gak sesuai sama kelakuan kamu. Itu cuma kedok buat menutupi kebusukan kamu."

Seketika aku menatap pakaianku yang terbalut dengan celana bahan, seragam kerja, dan kerudung yang menutupi kepala. Lalu aku menatap ibu itu dan mendengus kesal. "Ibu sa--" belum selesai aku berbicara ibu itu sudah memotongnya.

"Saya akan kasih berapapun uang yang kamu inginkan. Tapi kamu harus jauhi suami saya!"

Ya elah nih si ibu. Gue tau suaminya aja kagak. Ucapku dongkol dalam hati.

"Bu sa---" belum sempat aku meneruskan ucapanku lagi tiba-tiba ada seorang pria paruh baya berjalan ke arah kami berdua dan berhenti tepat di samping ibu itu.

"Mamah ngapain di sini?" Tanyanya dengan mengernyit heran.

Aku melirik pria itu. Wah jangan-jangan ini suaminya. Dugaku.

"Papah bilang ngapain? Nih liat wanita simpanan papa. Mama lagi labrak dia." Ucap ibu itu sambil menunjuk ke arah wajahku.

Gila nih si ibu main tuduh-tuduh aja. Aku gigit jarinya baru tau rasa nanti. Batinku geram.

Bapak itu membulatkan matanya, lalu mendekatkan mulutnya pada telinga ibu itu.

"Mah. Mamah salah orang." Cicitnya pelan.

Tampak ibu itu membelalakan matanya tak percaya.

"Papah jangan bohong. Jangan bilang papah sedang melindungi wanita itu."

"Papah gak bohong mah.. Mamah salah orang. Papah gak mungkin selingkuh sama anak remaja kaya gitu."

Aku berdecak dalam hati. Asal bapak tau umurku itu sudah 23 tahun, tapi kalo bapak bilang aku masih remaja, alhamdulillah deh.. berarti aku masih imut ya, hehe...

Tampak ibu itu menatapku dengan wajah bersalah sambil menunduk malu.

"Maafkan saya. Saya salah orang."

Aku mengangkat sebelah alisku. Segampang itu ya, udah buat aku malu di depan orang banyak. Batinku berdecak kesal mengingat tadi orang-orang yang berlalu lalang melihat adegan ibu itu yang berkata ketus padaku.

"Iya bu gapapa." Ucapku datar tanpa ekspresi. Anggap sajalah aku sedang kesal. Ya walaupun memang kesal beneran sih.

"Sekali lagi saya minta maaf atas nama istri saya, dia salah sangka, maaf." Ucap bapak itu sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum memaklumi. Lalu merekapun pergi dari hadapanku.

Note.

Janganlah asal menuduh orang tanpa bukti atau kebenaran yang jelas. Karena jika salah bicara, akan membuat malu diri sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, seru kayaknya itu neng. Sukses selalu dan barakallahu fiik

19 Oct
Balas

Iya begitulah bun, hehe.. Terimakasih sudah mampir bunda.. :)

29 Oct



search

New Post