sholikul Hardy Girinatakusumadihard

sholihul Hardi gurunatakusuma_ tukang pijat alternatif dan spiritual hubungi 082325958964...

Selengkapnya
Navigasi Web
keragaman

keragaman

Keragaman genetika Sebagaimana folklor pada umumnya, kisah tentang asal- usul manusia di Pulau Alor ini sulit diverifikasi dan multitafsir. Namun, yang menarik untuk dicermati adalah tema perbedaan asal nenek moyang lelaki dan perempuan. Narasi tentang perbedaan asal-usul leluhur perempuan dan lelaki ini banyak ditemui di daerah lain dengan berbagai versi berbeda, seperti pada masyarakat di Kerajaan Wehali, Pulau Timor, dan masyarakat Jawa Tengah serta Yogyakarta di Pulau Jawa. Seperti di Alor, leluhur pertama orang Wehali dikisahkan juga sosok perempuan yang turun dari langit. Sementara dalam Babad Tanah Jawa, kita bisa melihat kisah tentang Nawangwulan, bidadari yang turun dari langit untuk mandi, tetapi tak bisa pulang karena selendangnya disembunyikan Jaka Tarub. Keturunan Jaka Tarub dan bidadari ini kelak yang kemudian dipercaya mendirikan Kerajaan Mataram. Kisah-kisah tentang perbedaan asal-usul lelaki dan perempuan dari daerah ini bisa dibaca sebagai adanya pembauran genetika pada masa lalu. Herawati menyebutkan, studi genetik yang dilakukannya di Indonesia sejak 16 tahun terakhir telah merekam keragaman dan perbedaan, tetapi juga adanya pembauran asal-usul. Kajian Pan-Asian SNP Consortium (2009) menemukan, tipe haplotipe atau motif genetik manusia Indonesia secara garis besar terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu Austronesia, Austroasiatik, dan Papua. Selain itu, juga terdapat unsur Alatic, Sino-Tibet, Hmong-Mien, Tai- Kadai, Dravida, Indo-Eropa, hingga Niger-Kong, dengan porsi beragam. Kelompok Papua tiba dari Afrika di Nusantara sekitar 50.000 tahun lalu. Berikutnya, migran Austroasiatik yang datang dari daratan Asia hingga sekitar 10.000 tahun lalu, disusul Austronesia yang tiba sekitar 4.500 tahun lalu. Beberapa unsur genetika lain yang lebih kecil datang ke Nusantara pada era sejarah seiring dengan intensifnya perdagangan antarbenua. Dari jalur barat datang pelaut-pelaut Arab dan India, dan berikutnya Eropa. Dari timur datang orang-orang China. Orang Jawa, misalnya, memiliki komposisi Austroasiatik lebih dari 50 persen, selain unsur Austronesia yang datang belakangan, dan beberapa unsur lain dengan porsi lebih kecil, seperti Hmong-Mien, Tai-Kadai, dan India. Motif genetik Papua pada umumnya tinggal di bagian timur Indonesia, sedangkan Austronesia dan Austroasiatik berada di bagian barat. Pengelompokan barat dan timur ini melebur di zona Wallacea, kepulauan yang berada di antara Paparan Sunda (meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan) dengan Paparan Sahul (Pulau Papua dan Australia). Jika di bagian barat Indonesia didominasi paduan Austronesia dan Austroasiatik, bagian timur didominasi Papua. Sementara orang-orang di zona Wallacea ini, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki komposisi genetik yang merupakan paduan Papua dan Austronesia. Jika di Sumba, komposisi genetika Papua dan non-Papua (baca: Austronesia) masih berimbang, di Alor komposisi genetik Papua sekitar 90 persen, sisanya Austronesia, dan beberapa unsur lain. Di antara masyarakat Nusa Tenggara Timur lainnya, komposisi genetik Papua pada masyarakat Alor merupakan yang tertinggi. Dari studi genetika yang dilakukan oleh Meryanne K Tumonggor dkk (2012) di Wehali ditemukan, penyebaran genetika Austronesia di zona Wallacea ini lebih banyak dibawa leluhur perempuan, yang terlihat dari penanda mitokondrianya. Sementara leluhur lelaki, yang dirunut dari garis keturunan kromosom-Y, kebanyakan berasal genetika Papua. Pola ini bisa ditemui di masyarakat lain di NTT. Studi genetik ini setidaknya memiliki irisan dengan mitologi tentang kisah perempuan pertama di negeri ini, yang biasanya disebut dari tempat yang jauh atau kerap digambarkan dari langit, sedangkan lelakinya, orang setempat. Dalam versi lain, kisah ini bisa sebaliknya. Dari mitologi perbedaan asal-usul leluhur ini kita bisa belajar tentang pembauran genetika yang melahirkan kompleksitas manusia Indonesia saat ini. (Kompas, 19-11-2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post