sholikul Hardy Girinatakusumadihard

sholihul Hardi gurunatakusuma_ tukang pijat alternatif dan spiritual hubungi 082325958964...

Selengkapnya
Navigasi Web
kredibilitas

kredibilitas

Dilema Dari preferensi khalayak dalam memilih kanal media, televisi memenangi hati publik sebagai sumber berita yang paling banyak diakses sekaligus dipercaya kebenarannya. Dari frekuensi konsumsinya, televisi disusul oleh platform media daring, baik portal berita maupun media sosial. Media daring mendapatkan atensi 32,1 persen publik, di mana angka ini cukup tinggi mengingat kehadirannya yang masih relatif baru. Sementara dari segi akurasi, posisi kedua justru diisi media cetak. Media daring terpental ke urutan bawah. Di tengah terpaan informasi yang tidak akurat di media sosial ini, hanya sekitar tiga dari sepuluh responden yang mengaku selalu memeriksa kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini paradoks dengan fakta bahwa sebagian besar publik masih menilai akurasi sebagai hal yang paling penting dari sebuah berita. Selain literasi bermedia khalayak yang masih rendah, masalah juga muncul dari sisi media. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang akurat dan benar merupakan peran lain dari pers yang agaknya juga menghadapi tantangan tak mudah. Media massa pers yang melebar ke ranah digital kerap kali harus sedikit mengesampingkan akurasi demi mengejar aspek kecepatan dan aktualitas. Akurasi yang hanya bisa dihasilkan melalui kerja jurnalistik yang profesional masih menjadi milik media konvensional, terutama media cetak yang memiliki jarak waktu dengan peristiwa. Masalah ini disadari publik, media digital dengan kecepatannya dalam menyajikan berita kurang dipercayai kebenarannya. Hanya 16,3 persen publik yang percaya pada akurasi portal berita daring dan media sosial. Meski demikian, 31,8 persen publik tetap memilih berita dari kanal digital yang justru kurang dipercaya tersebut. Media digital menjadi pilihan karena menawarkan kemudahan akses yang cepat dan murah melalui berbagai perangkat telepon pintar. Akurasi dan aksesibilitas tampaknya menjadi dua hal yang tidak bisa didapatkan sekaligus. Di satu sisi, publik haus akan informasi yang akurat dan kredibel. Di sisi lain, publik tidak mau direpotkan dalam mengakses berita. Kemudahan akses yang ditawarkan oleh platform digital menjadi harga yang sulit dibeli platform konvensional, demikian sebaliknya. Akibatnya, perspektif dan opini publik terseret ke dalam cara pemahaman atas suatu peristiwa berdasarkan informasi media sosial yang kerap saling bersilangan dan berpihak dalam versinya masing-masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post