Sebuah judul film yang ceritanya menyentuh emosi setiap orang tua yang sering kali mengalami kesalahpahaman dengan anak-anaknya. Film tersebut menceritakan seorang anak dari keluarga kaya yang mencuri uang 500 dolar. Saat sang ayah tahu dan bertanya dengan berang untuk apa sang anak mencuri, padahal ayah ibunya selalu mencukupi kebutuhannya. Sang anak menjawab uang 500 dolar tersebut untuk membayar waktu ayah satu jam agar bisa menghadiri konser sang anak di sekolah.

Ayah dan anak berpikir dengan cara masing-masing. Ayah mengira dengan dipenuhinya kebutuhan materi, maka anak akan merasa senang. Sebaliknya anak berpikir bahwa ayah ibunya sibuk bekerja setiap hari demi 500 dolar. Ia berpikir apabila punya uang sejumlah itu ayahnya tidak perlu bekerja keras sehingga dapat hadir memberi dukungan saat ia tampil dalam konser musik di sekolahnya.

Begitulah yang terjadi, perbedaan cara berpikir orang tua dan anak seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi. Orang tua seringkali menuntut anak-anak untuk memahami mereka. Mereka lupa bahwa sebagai anak-anak mereka punya cara berpikir yang berbeda.

Masalah serupa juga sering terjadi di sekolah. Guru terjebak kepada perilaku menuntut murid untuk memahami mereka. Padahal materi yang dijelaskan belum dipahami oleh murid. Jadilah Guru dan orangtua yang memahami sebelum memgharapkan anak-anak memahami kita sebagai guru dan orang tua.