Sigit Sugiarto

Sigit Sugiarto, S.Pd., lahir di Banyumas, 10 November 1986. Sigit merupakan seorang anak desa dan orang tuanya merupakan seorang petani tulen. Pendidikan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sosok Perempuan Tua

Jalanan di sudut barat Pasar Sungai Durian nampak ramai, begitu juga dengan warung mie ayam berkah milik Pak Malik. Setelah memarkirkan sepeda motor, kami menengok ke sana kemari, mencari apakah masih ada tempat duduk yang kosong. Pengunjung malam itu benar-benar ramai. Maklum, malam itu adalah malam Minggu. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya kami mendapatkan tempat duduk. Seorang pelayan perempuan mendekati kami dan menanyakan menu yang akan kami pesan. Istriku bertanya padaku apa yang mau dipesan. Seperti biasa jawabku.

Sambil menunggu pesanan, kutengok televisi yang dipasang di atas pintu masuk. Acara favoritku sudah mulai tayang. Kulihat jam tanganku, rupanya sudah pukul delapan malam. Seorang pelayan datang membawa nampan berisi mi ayam dan minuman yang kami pesan. Segera kuserahkan anakku yang sejak tadi berada di pangkuanku kepada istriku. Kuambil semangkok mi ayam lengkap dengan ceker ayam yang sudah kupesan. Setelah kutambahkan kecap, saus dan sambal, aku segera menyantapnya dengan cepat agar bisa bergantian dengan istriku. Setelah selesai, aku membawa anakku yang sepertinya sudah mulai bosan ke luar. Di luar, kulihat seorang nenek dengan kerudung putih dan berpakaian sedikit lusuh serta mengenakan tas berjalan meninggalkan warung. Rupanya dia adalah seorang pengemis. Entah mengapa, setiap melihat perempuan tua aku selalu teringat pada ibuku. Segera kukejar pengemis itu dan kuberikan sedikit rezekiku. Kalimat-kalimat doa keluar dari mulutnya, lalu ia meninggalkanku di tepi jalan.

Setelah selesai makan, istriku memintaku untuk membayar semua makanan dan minuman ke kasir. Setlahnitu, kami menuju ke tempat dimana kamu memarkirkan motor. Aku mengendari sepeda motor dengan sangat lambat sesuai dengan permintaan istriku, sambil menikmati malam katanya. Di tengah perjalanan, kulihat pengemis tadi sedang berada di depan sebuah ruko yang sudah tutup. Dia duduk di bawah lampu neon yang sangat terang sehingga terlihat dengan jelas. Dari kejauhan kulihat dia mengeluarkan uang dari dalam tasnya, lalu menghitungnya. Setelah selesai, dia mengeluarkan ponsel pnitar dari dalam tasnya lalu beranjak pergi dengan wajah sumringah.

Sintang, 7 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Niatkan utk selalu ikhlas berbagi ya pak. Bagus sekali tulisannya...

08 Aug
Balas

Aamiin. Terima kasih, Pak.

08 Aug

Bagaimanapun, ikhlas cara terbaik. Hebat dan menginspirasi. Salam literasi

08 Aug
Balas

Betul, Pak. Salam. Terima kasih.

10 Aug

Wooow...idenya mantaap...bikin twist yang menohok....kereen..abiiz ...Pak Sigit...salam l literasi

07 Aug
Balas

Terima kasih Bu, salam literasi.

08 Aug

Banyak sekarang Pak pengemis yg demikian

07 Aug
Balas

Begitu yah, Bu.

08 Aug

Keren pak ide ceritanya

07 Aug
Balas

Keren pak ide ceritanya

07 Aug
Balas

Keren pak ide ceritanya

07 Aug
Balas

Terima kasih, Bu.

08 Aug



search

New Post