Sih Wijayati

Guru kelas di sebuah sekolah dasar. Gemar membaca cerpen dan novel. Cita-citanya sejak remaja ingin menjadi penulis dan ingin mempunyai buku karya sendir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jauh Panggang Dari Api
Dokumen foto pribadi

Jauh Panggang Dari Api

JAUH PANGGANG DARI API

**

Manusia tidak ada yang tahu masa depan manusia lainnya. Jadi janganlah mencibir atau merendahkan seorang lainnya hanya karena siapa dia, dan apa kedudukannya.

Masih terngiang betul ditelinga, beberapa bulan lalu, saat kepala sekolah dalam suatu rapat interen sekolah kami mengatakan, bahwa jangan bermimpi untuk menjadi kepala sekolah bagi yang golongan pangkatnya masih 3a, atau 3b.

Jauh panggang dari api itu. Karena untuk menjadi kepala sekolah harus minimal golongan kepangkatannya 3c. Dan harus memiliki NUK ( Nomor Unik Kepala Sekolah). Kepala sekolah selalu mengatakan demikian.

Ya, saya ibarat kata baru seumur kelapa sawit lah menjadi tenaga pendidik berstatus PNS. Sebelumnya ngelotok kering sudah, ibarat rambutan ya karena belasan tahun mengajar sebagai guru honorer.

Memang, tak ada mimpi untuk menjadi kepala sekolah. Apalagi dengan sederet keharusan yang wajib dimiliki seperti yang disampaikan di atas. Sangat jauh panggang dari api.

Apalagi dengan umur yang kata mereka masih dibilang muda, padahal ya sudah berkepala empat. Rasanya belum matang untuk menjadi seorang pimpinan.

Siapa sangka, sang dewi fortuna berpihak. Pagi itu disaat sedang khidmat mengajar di kelas 1. Dengan ter gopoh-gopoh kepala sekolah menghampiri kelas. Mengetuk pintu, dan mengatakan bahwa bapak koordinator wilayah, beserta bapak kepala dinas dan rombongan, akan datang menjemput dan mengantarkan saya, sebagai pelaksana tugas kepala sekolah di sebuah sekolah, dikarenakan kepala sekolah nya telah purna tugas.

Antara kaget, ragu dan ingin mencoba. Menjadi sedikit gugup tentunya. Tapi berusaha meyakinkan diri, harus bisa. Jika orang lain bisa, kenapa saya tidak bisa.

Pendek cerita. Hari ini adalah hari ke sepuluh dengan status saya sebagai pelaksana tugas disekolah yang baru, tapi sebenarnya sekolah yang lama, dan sekolah tertua di desa saya. Satu demi permasalahan kedisiplinan pendidik dan tenaga kependidikan terselesaikan. Begitu juga mengenai keindahan dan kebersihan lingkungan sekolah, berangsur-angsur mulai berbenah.

Jadi, untuk menjadikan sesuatu itu lebih baik, haruskah menunggu syarat-syarat atau peraturan-peraturan yang mengekang, kaku, dan mengikat?. Tentu saja jawabannya, yang fleksibel sajalah. Selagi itu tidak mendatangkan kerusakan.

Bunga Antoi, 19 01 2022

#tantangan menulis hari ke-19

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post