silmi martini

Saya hanya seorang guru biasa . Belum ada prestasi yang berhasil saya ukir . keinginan saya hanya berusaha agar ilmu yang saya sampaikan bermanfaat buat g...

Selengkapnya
Navigasi Web

Uang yang Hilang

Hari ini terjadi kehebohan kecil di kelasku. Aisyah kehilangan uang jajannya yang dia letakkan di tempat pensilnya. Aisyah menangis sesenggukan.

“Hu..hu.. uangku hilang padahal aku lapar, mama tadi nggak masak karena sakit.” "Pasti yang ambil uang Aisyah ,Hafiz Bu waktu kelas 2 dia kan suka ambil uang orang Bu" Yogi ,muridku yang paling bawel ikut nimbrung. "Sudah Aisyah nggak usah nangis lagi ya sekarang kamu beli nasi ayamnya di kantin" ujarku sambil mengeluarkan selembar uang sepuluh ribuan. Aisyahpun beranjak menuju kantin. Aku melangkah keluar kelas mencari sosok Hafiz di antara anak- anak lain yang sedang beristirahat. Terlihat di kejauhan anak itu sedang membaca buku di bawah rindangnya pohon mangga di pojok sekolah.

“Yogi , kamu jangan suka menuduh sembarangan ya , itu tidak baik” tak lupa pula kunasehati Yogi.

“Soalnya tadi Hafiz pegang-pegang tempat pensil Aisyah Bu” Yogi kembali melancarkan argumennya. Apa memang benar Hafiz yang mencuri uang Aisyah? pikirku dalam hati.Padahal Hafiz terlihat lugu dan tak banyak ulah. Kuhampiri Hafiz yang sedang asyik membaca. *****

“Hafiz , kamu sedang baca buku apa, Nak ?“

“Eh Bu Guru , buku Dongeng Buat Bunda, Bu” jawab Hafiz pelan. Mukanya terlihat pucat. “ Hafiz , mukamu pucat sekali , kamu sudah sarapan?”

“Belum bu“gelengnya lemah. “Kenapa tidak sarapan Hafiz, sarapan itu penting lho.”

“Kakak sudah tidak punya uang untuk beli sarapan Bu.”

“Memang ibumu ke mana Fiz ?”

“Ibu kerja jadi pembantu rumah tangga di kota Bu.” Jawab Hafiz sambil menyeka bulir bening yang menetes dari sudut matanya. "Memang ayahmu ke mana, Nak?" "Ayah nggak bisa bangun ...Ayah sakit, beberapa bulan yang lalu Ayah ditabrak motor sewaktu jualan buah." Ya Allah aku menangis dalam hati ,anak sekecil ini harus menanggung hidup yang berat ,yang harus menahan lapar karena kepapaannya. Sedangkan aku masih diberi kelebihan rezeki tetapi masih juga sering mengeluh dan tidak bersyukur.

“Ya sudah sekarang Hafiz ke ruang guru ya , Kamu makan dulu, Ibu ada sarapan buat Kamu” Aku mengajak Hafiz sambil menggandeng tangannya. **** Hafiz makan dengan lahap nasi goreng buatanku. Seperti sudah beberapa hari tak makan tampaknya. Selesai Hafiz menyantap sarapannya, kucoba mengorek pengakuan Hafiz walaupun aku ragu jika ia yang mengambil uang Aisyah.

“ Hafiz , kamu tau kan kalau Aisyah kehilangan uangnya?” kubertanya sambil menatap mata Hafiz.

“ Nggak tau ,Bu “ anak yang terlihat lebih kecil di antara teman-temannya itu langsung menjawab pertanyaanku. Padahal aku yakin sekali jika Hafiz tau berita kehilangan uang Aisyah.

“ Hafiz , kamu jawab dengan jujur ya … tadi Yogi melihat kamu memegang tempat pensil Aisyah dan Aisyah menyimpan uangnya di tempat pensil tersebut.”

Hafiz terlihat gugup. Wajahnya yang tadi sudah terlihat cerah setelah sarapan kini kembali pucat.

Ia memegang saku celananya yang sedikit robek. Warna bajunyapun sudah terlihat kusam.

Matanya terlihat berkaca-kaca ada ketakutan di wajahnya yang tirus. Tak tega rasanya menginterogasi anak yang telah banyak mengalami penderitaan ini. Mungkin Hafiz terpaksa mengambil uang temannya karena ia sangat membutuhkan. Tetapi perbuatan mencuri tetap tidak dibenarkan dengan alasan apapun. Aku harus bisa menasehati Hafiz untuk tidak melakukan perbuatan tercela tersebut.

Tiba-tiba Aisyah masuk dengan wajah terlihat ceria.

“Bu Guru , aku mau mengembalikan uang Bu Guru yang tadi Ibu kasih ternyata uangku tidak hilang Bu. “ Aisyah menyodorkan selembar uang sepuluh ribuan. “ Oh jadi uangmu tidak hilang?” ucapku lega.

“ Iya bu ada di dalam tas, terselip di antara buku-buku. “ Jawab Aisyah lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post