Febria Zela Syabilla, M.Pd

Guru SMAS MANARUL QUR'AN PACIRAN || Ketika Kaki Harus Terus Melangkah || ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Fingger Painting

Hakim memperhatikan proses cetak, aku masih melanjutkan keperluanku di ruang kantor ini. Untuk ngeprint lembar tugas yang akan kuberikan besok hari.

Hakim datang menghampiriku, masih dengan perasaan yang penasaaran. Dia sedikit membungkukan badanya.

"kok bisa begitu ya?" ungkapnya

"Bisa, nak. Itu namanya proses cetak.

"Bu Tantri ngapain?"

"Ngeprint tugas buat besok".

"Oh tadi smpayn diminta bu Tantri jagain temennya, kok sekarang ikut kesini?" Selidikku.

"Sudah ada Pak Dwi Bu" Jawabnya jujur.

Hakim sering kumintai tolong, sedikitnya tentang menjaga pintu yang menguhubungkan ruang kelas dengan ruang kantor.

"Bu, besok kalau aku sudah besar. Aku pengen bisa buat robot. Pasti keren". Dia mulai mengungkapkan keinginannya.

"Wah, keren itu. Kalau mau bisa membuat robot. Harus selalu masuk sekolah ya mas, yang rajin, terus sama bu guru sama bapak guru yang sopan. Kalau dinasehati orang tua, guru didengarkan yaa". Aku sambil merapikan hasil printout tugas besok.

Dia menungguku dan mendengarnya nasehatku.

"Ayo, kita kembali ke kelas".

"Oke".

Aku melangkah ke ruang kelasku, bersama anak-anak kelas dua waktu itu yang dijaga Pak Dwi.

"Makasih ya Pak". Ucapku

Sambil menunggu jam pembelajaran berikutnya, dijam inah aku selalu membuat kesibukan anak-anak. Entah itu dengan kegiatan Fingger Painting atau yang lainnya. Menurutku dengan kegiatan yang positif melatih anak-anak dengan kesibukan juga agar mereka tidak safar ke kelas lain.

Aku sudah menyediakan lembaran kertas yang kubagikan padanya. Dengan persiapan beberapa warna primer dan warna skunder. Kutempatkan dibeberapa wadah kecil dan siap digunakan semua peserta didikku.

Setelah aku kembali ke kelas Pak Dwi berlalu ke kelas lain dan pintu kelasku kukunci rapat-rapat.

Dan kulanjutkan aktifitas bersama mereka.

"Siapa yang mau berkreasi sama Bu Tantri" aku mengibar-ngibarkan kertas dan sudah duduk di lantai.

Sila menghampiriku dan ingin merebut kertas yang kubawa.

"Sebentar" ucapkku.

Sulis berteriak dengan kencang

"Aku mau!!"

Hakim juga mendekat,

"Aku juga mau, bu"

Dan paling terakhir ada Kaka, dia berjalan pelan dan kemudian duduk bersila tepat dipinggirku.

Oke sudah siap semuanyaa?

"Sudaaah" jawab sulis lantang

"Sudah" Hakim

"Sudah" Ucap Sila pelan

Kaka hanya mengangguk seperti biasanya.

Dengan sedikit berebut Sila, Hakim saling adu suara. Oke kali ini tidak merenggut kesabaranku.

“jadi mau bermain seperti ini atau berebut?”

Sila bu” Tukas Hakim sedikit ngambek

Sila masih dengan pendiriannya ingin mengambil wadah kepemilikan temannya.

Setelah mereka berdamai, wadah cat yang semula kusita kini telah kuberikan padanya.

“Punyaku bagus” Ungkap Sulis keras.

“Gitu aja kok bagus, bagus punyaku toh” Sahutnya

“Bagus semuanya kok, wih punya mas Kaka keren” Pujiku sambil mengambil kepunyaan Kaka.

Kali ini Kaka berpihak padaku, dia tidak membuat teman-temannya berteriak akan ulahnya yang menurutku sangat memggemaskan.

“Mas Kaka pinter ya, oh ya Kalau sudah selesai kita beres-beres yaa” Ucapku.

“Ya bu” teriak Sulis.

“siapa yang mau bantuin bu guru merapikan ini?” Tanyaku menawari.

Sila mendekat membawakan wadah bekas cat kemudian Hakim membawa karya dari teman-temannya. Kaka sudah bersiap untuk cuci tangan, sedangkan Sulis membantuku membersihkan lantai yang belepotan bekas cat.

“Hati-hati bawanya ya, jangan sampai rusak” Peringatku.

“Sudah bu” Jawab Hakim yang meletakkan karya itu di atas lemari kelas.

“Sudah siap untuk cuci tangan?”

Tanyaku pada mereka yang sudah bersiap di depan pintu.

“Sudah”

“Udah”

“Sudah”

Satu-satu, pelan-pelan.

Dengan dampingan yang superekstra kita semua cuci tangan di depan kelas.

Ada tandon kecil berisi air yang biasa kita gunakan untik cuci tangan sebelum atau sesudah makan. Nah, kali ini juga bermanfaat untuk mencuci tangan saat kegiatan tertentu agar tidak jauh-jauh ke kamar mandi belakang.

Kegiatan fingger painting adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi cat yang bisa mudah dihapus atau dicuci dengan air. Biasanya menggunakan selembar kertas dan anak-anak berkreasi dengan memasukkan jari-jarinya ke wadah cat dan pelan-pelan diletakkan ke selembar kertas yang sudah disediakan.

Bahkan tak jarng kegiatan ini meninggalkan bekas baik itu dilantai maupun di seragam yang mereka pakai.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerita yg menarik

01 Oct
Balas



search

New Post