Sisil

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis Online dan Eksistensi di Dunia Maya

Resume Belajar Menulis Gelombang 2 (Pertemuan Ke- 15)

Narasumber : Wijaya Kusuma

Menulis Online dan Eksistensi di Dunia Maya

“Mengubah Paradigma, dari Download menjadi Upload, dari Sekedar Unduh menjadi Unggah”, hal ini lah yang menjadi point penting bagi saya dalam mengikuti kegiatan diskusi belajar menulis online gelombang kedua pertemuan ke-15 ini. Pada pertemuan kali ini, Bapak Wijaya Kusuma, S.Pd, M.Pd atau yang lebih akrab disapa Om Jay kembali bertindak langsung menjadi narasumber, dikarenakan penyaji yang dijadwalkan berhalangan hadir. Profil beliau dapat dicek kembali di https://wijayalabs.wordpress.com/

Dalam diskusi Om Jay mengajak para peserta berlatih menulis online. Baik lewat WA Group atau media sosial lainnya. Sehingga dapat menjadi konten kreator dan mampu menciptakan informasi baru lewat internet. “Paradigma kita sudah harus berubah, dari yang hanya downlod menjadi upload. Dari yang hanya sekedar unduh menjadi unggah,” kira-kira demikianlah ajakan om Jay. Lebih lanjut Om Jay meceritakan perjuangan yang dilakukan Om Jay dkk, yang mana melalui menulis online dapat bertemu langsung dengan Mendikbud Anies Baswedan saat itu. PGRI diterima secara resmi di kantornya setelah guru-guru melakukan demo di media social.

Kejadian saat itu memperlihatkan betapa dahsyatnya kekuatan kata kata. Poster dibuat oleh Pak Namin. Beliau tulis lebih dari 14 ribu guru bergerak ke Jakarta. Padahal hanya 7 orang guru TIK yang siap menghadap mendikbud. Guru kita memang banyak. Lebih dari tiga juta guru. Namun yang bersuara lantang hanya sedikit sekali. Oleh karena itu mereka mencari akal untuk bertemu mendikbud. Menulis online di media sosial menjadi salah satu cara yang dilakukan dalam menyampaikan pesan perjuangan. Bantuan dan dukugan mengalir dari berbagai kalangan. Menulis online menjadi alat perjuangan Om Jay dkk. Sampai suatu ketika Om Jay diundang makan siang bersama presiden Jokowi di Istana negara. Hal itu terjadi berkat Om Jay dan teman teman blogger menulis di kompasiana.com. Hal ini membuat saya berdecak kagum, sungguh luar biasa kekuatan tulisan online dari Om Jay dan teman-temannya.

Berkaca dari hal tersebut, ternyata kaitan menulis online dengan eksistensi diri di dunia maya sangat erat dan kita pasti akan terkejut setelah tahu tulisan kita banyak dibaca orang. Apalagi jika menulis di blog. Alat rekam yang ajaib dan keajaibannya akan kita rasakan seiring lamanya kita mengelola blog pribadi di internet. Om Jay menyarankan, sebaiknya kita punya blog sendiri dan ikut bergabung dalam blog keroyokan seperti di kompasiana.com dan gurusiana.id. Kalau punya blog sendiri kita bebas mengelolanya karena kita sebagai adminnya dan itu gratis di internet. Kita bisa tanya di google.com dan youtube.com cara membuat blog gratis di internet. Bisa di blogger.com dan bisa di wordpress.com. Caranya mudah sekali kalau kita mau baca panduannya dan belajar secara mandiri. Yang terpenting punya keinginan yang kuat.

Dalam pemaparannya, Om Jay juga menjelaskan perbedaan blog gratis dan berbayar. Blog gratis tentu saja gratis dan membuat kita tidak perlu mengeluarkan biaya, sedangkan blog berbayar mengharuskan kita sekitar 300rb an untuk domain dan hostingnya per tahun. Menurut Om Jay untuk penulis pemula yang masih belajar mengelola blog, sebaiknya pakai yang gratisan aja dulu. Kalau sudah pinter mengelola blog baru kita pindah ke blog berbayar untuk eksistensi diri di dunia maya.

Berdasarkan seluruh pemaparan Om Jay, kita dapat merasakan bahwa menulis online itu banyak manfaatnya. Banyak orang akhirnya mengenal kita setelah mereka membaca tulisan kita di internet. Tulisan tersebut bisa saja ditulis di media sosial. Bisa di facebook, twitter, instagram, blog dll.

Kesimpulan materi pertemuan ke-15 adalah menulis online sangat membantu kita untuk lebih eksis dalam menulis dan langsung dibaca banyak orang bila tulisan kita informatif dan menarik. Blog bisa dijadikan salah satu media untuk mendokumentasikan tulisan kita. Menjelang akhir diskusi Om Jay menuliskan sebuah kata-kata yang cukup menyentuh, “Hidup adalah sebuah anugerah, kita tidak akan pernah mengetahui betapa berharganya apa yang sudah kita miliki, sampai kita kehilangannya. Begitu juga sebaliknya, kita tidak akan pernah mengetahui apa saja yang hilang dalam hidup, jika sesuatu itu tidak pernah datang. Maka dari itu syukurilah apa yang ada sebelum semuanya menghilang.” Kata-kata yang sungguh inspiratif, semoga seluruh ide, dan hal baik yang kita punya tidak serta merta hilang begitu saja di dalam kepala, menuliskannya adalah salah satu cara untuk menjaganya. Terimakasih Om Jay, Terimakasih teman-teman anggota Group, semangat belajar selalu.

= Menulis untuk belajar, karena coretan sekecil apapun tetap punya makna =

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post