#tantangan menulis hari ke 12

Menjadi guru adalah cita-citaku sedari kecil. Cita-citaku untuk menjadi seorang guru mungkin disebabkan oleh darah guru yang mengalir dari orangtuaku,kebetulan orangtua perempuanku bersekolah di sekolah guru,PGA(Pendidikan Guru Agama)namun, hidupnya lebih banyak dihabiskan mengajar mengaji anak- anak, di rumah maupun di Mesjid atau mushalla. Ketimbang menjadi seorang guru yang mengajar di kelas. Bisa jadi juga impianku menjadi guru karena terinspirasi dari para guru yang lalu lalang di depan rumahku,kebetulan rumahku dekat sekolah.

Aku sangat menikmati menjadi guru. Meski dulu pernah sempat terlintas di anganku untuk tidak jadi guru. Pikiran itu hadir ketika aku memilih melanjutkan ke bangku kuliah di Universitas yang tidak mencetak mahasiswanya untuk menjadi guru.

Sudah hampir 15 tahun aku mendalami profesi sebagai guru. Sudah lebih dari sepuluh instansi yang kusinggahi sebagai tempat mengajar. Terkadang aku mengajar tidak hanya dengan satu sekolah saja namun, ada dua hingga tiga sekolah tempatku mengajar. Malah ada tempatnya yang berbeda kota. Dulu pernah aku mengajar tiga hari mengajar di kota A dan tiga hari lagi di kota B. Instansi tempatku mengajar sekarang adalah instansi yang paling lama aku bertahan, sudah 12 tahun aku mengajar pada instansi ini.

Begitu banyak suka dan dukaku menjadi guru. Semua itu kunikmati saja sebagai sebuah anugerah terindah dalam mendidik generasi penegak pilar bangsa.

Ada satu hal yang terindah itu adalah selama aku mengajar, anak didikku yang aku ajar adalah anak didik yang duduk di kelas tiga tingkat SLTA(kelas XII lebih familiarnya sekarang).

Berbagai tanggapan hadir("g bosan tuh","ilmunya g berkembang"."pasti semua materi dah ada di kepala???.)

Aku hanya berusaha menikmati semua itu. Masalahnya untuk mengajar di tingkat mana itu bukan Aku yang memutuskan,itu keputusan sekolah.