#tantangan menulis hari ke 17

Perjalanan rihlah selanjutnya adalah ke kota Bukittinggi.

Sekitar pukul 14.00 kami bertolak ke Bukittinggi.

"Semoga suatu saat kita bisa kembali kesini" ungkap anak-anak seraya melambaikan tangan ke arah objek Wisata Bukit Chinangkiek.

Kami melewati danau Singkarak menuju Bukittinggi. Sepanjang perjalanan, anak-anak berdacak kagum dengan kesempurnaan ciptaan Allah yang luar biasa.

Sepanjang perjalanan kami disuguhkan dengan riak-riak danau,sepoinya udara pengunungan di tepi danau.

Danau Singkarak terkenal dengan ikan bilihnya. Maka tidak heran jika hampir disepanjang tepian danau,banyak masyarakat setempat yang menjajakan makanan spesial dari Singkarak tersebut. Ada peyek bilih, pangek bilih, rendang bilih serta goreng bilih. Tidak hanya bilih yang telah diolah saja yang kita temukan,bilih yang belum di olahpun juga ada.

Ketika memasuki kota Padang Panjang,tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya. Anak-anak banyak yang tertidur pulas. Jarak pandang terhalang oleh derasnya hujan yang turun. Membuat mereka tidak bisa melanjutkan menikmati perjalanan, mereka hanya menikmati tidur.

Sekitar pukul 16.30 kami telah sampai di kota Bukittinggi. Ketika kami sampai di kota Bukittinggi,hujan masih menyertai kami. Kami tidak bisa berfoto bersama di depan Jam Gadang. Anak-anak berpencar, ada yang mencari mesjid untuk shalat Ashar,ada yang mencari makan, dan ada juga yang berburu suvenir khas Bukittinggi.

Pukul 18.00 hujan reda. Para wisatawan mulai menuju Jam Gadang. Begitupun kami. Sekitar setengah jam berselfi di depan Jam Gadang, azan Magrib berkumandang. Kami bergegas mencari tempat shalat. Selesai shalat,hujan kembali menyerbu kota Bukittinggi. Anak-anak terlihat berdiam di mesjid menunggu hujan reda.

Pukul 21.00 bus kami bertolak meninggalkan kota Bukittinggi,sebelumnya sempat singgah di pusat kripik sanjai Niken.

Alhamdulillah pukul 23.30 Kami sampai di Perguruan Islam Ar Risalah dengan selamat.