Siswati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Putri Bungsuku

Tantangan menulis hari ke 11

Seperti biasa, setelah finger pulang aku akan selalu mampir di tempat penitipan putri bungsuku. Aku pulang seperti biasa,pukul 15.30. Namun biasanya aku baru bisa menemui putri bungsuku pukul 16.00, berhubung aku harus menyelesaikan beberapa hal yang harus kutuntaskan sebelum pulang(memperiksa tugas anak, merapikan mejaku di kantor, dan menunaikan shalat Ashar)

Namun untuk hari ini aku agak telat menjemput putri bungsuku. Aku baru bisa menjemputnya pukul 17.00. Hal ini disebabkan karena ada briefing sekolah. Ketika baru sampai di depan pagar tempat penitipan, aku melambaikan tangan ke arah putri bungsuku,Putri bungsuku yang tengah asyik menonton hanya melirikku sebentar kemudian dia asyik menonton. Aku mengodanya, untuk segera menghampiriku dengan mengeluarkan dua kue dari dalam tasku. Namun putri bungsuku tidak bergeming,dia masih asyik dengan tontonannya. Aku heran kenapa putri bungsuku berbuat begitu. Biasanya jika aku datang,dia akan segera mengejarku ke depan pintu. Segera ku buka sepatu. Setengah berlari aku menghampirinya, seraya merangkulnya dalam pelukan. Di luar dugaanku, putri bungsuku melepaskan pelukanku dan segera menjauhiku.

" Ya Rabb, kenapa putri bungsuku begini" lirihku. Aku berusaha mengejarnya, ternyata putri bungsuku lari kesebuah sudut ruangan penitipan. Aku kembali merayunya agar mau aku ajak pulang dengan kue yang masih kupegang. Tenyata usahaku juga nihil. Aku mengeluarkan hp dari dalam tas,segera ku telfon suamiku. Tak sampai hitungan menit,suamiku datang dengan tergopoh-gopoh. Melihat kedatangan suamiku,putri kecilku berbinar,segera menghambur kepelukan suamiku. Aku heran kenapa bisa putri bungsuku berlaku begitu.

Aku berjalan di belakang suamiku yang sedang mengendong putri bungsuku. Ketika sampai di parkiran,ketika aku akan naik motor,putri bungsuku berontak agar aku tidak ikut naik motor bareng dia. Dia menangis histeris. Untunglah suamiku bisa mendamaikan hatinya, akhirnya aku ikut pulang dengannya tapi dengan syarat dia dipindahkan ke depan,dia tidak mau duduk di belakang bersamaku.

Selama dalam perjalanan pulang ke rumah, aku merenung, kenapa putri bungsuku tidak mau denganku. Pasti aku ada salah dengan putri bungsuku sehingga dia kesal dan marah padaku. Tiba-tiba ingatanku terbang melayang pada peristiwa pagi tadi. Yach, aku yakin peristiwa itulah yang membuat putri bungsu marah padaku.

"Ayo Nak,bangun!!!...seruku pagi tadi pada putri bungsuku. Kulihat putri bungsuku masih memejamkan mata. Dia memegang tanganku dan menaruhnya di keningnya.

" Ummi,Awa tit deman"ungkapnya dengan cadel. Awa adalah pangilannya. Setengah berlari aku segera mengompres keningnya. Aku peluk tubuh lemahnya. Dalam pikiranku,putri bungsuku harus sembuh,tidak boleh sakit. Jika aku tidak masuk, berarti anak didiku tidak jadi UH hari ini denganku. Padahal aku telah berjanji dengan mereka kalau UH hari ini.

Alhamdulillah setengah jam ketika aku mau berangkat, bungsuku sudah tidak panas lagi badannya. Segera kusuapkan menu pagi pada putri bungsuku. Dia makan dengan lahap. Alhamdulillah tidak butuh waktu lama, menu dipiring telah berpindah semua ke perut putri bungsuku. Namun ketika aku akan menganti bajunya, dia berontak. Tidak mau dititipin, dia mau aku menemaninya di rumah. Agak sedikit kesal aku akhirnya berhasil membujuk dia agar mau ditinggal di penitipan. Dia hanya terdiam dan juga tidak beronta lagi ketika aku pakaikan baju.

Lamunanku buyar ketika suamiku memberhentikan motor persis di depan rumah. Aku segera menghambur turun dan segera merangkul putri bungsuku, menbawanya dalam pelukanku. Aku menangis meminta maaf. Aku baru menyadari terlalu banyak haknya yang aku rampas. Dia butuh aku mememaninya dalam kondisi tubuhnya kurang sehat. namun, aku terlalu egois. "Ampuni hamba Ya Rabb dan maafkan Ummi ya Nak" ucapku berlinang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kita sll berusaha jd ibu yg baik disela kesibukan.. ya kan bu..

03 Mar
Balas

Betul bgt Buk.

03 Mar

Si bungsu merajuk minta ditemani mamanya

01 Mar
Balas

Kalo dah merajuk,pusing pala kita Buk.

03 Mar

Semoga selalu dilancarkan semua urusan.Aaiin ya Rabb.

01 Mar
Balas

Aamiin ya Rabb...

02 Mar

Mangats

02 Mar
Balas

Keep spirit...

03 Mar

semangat zah

16 Mar
Balas



search

New Post